bc

100 Days Challenge

book_age16+
83
FOLLOW
1K
READ
drama
tragedy
sweet
bxg
friendship
secrets
school
affair
surrender
selfish
like
intro-logo
Blurb

Dingin, itulah arti dari nama Aneira. Gadis yang merasa bahwa setiap nama akan menentukan takdir dari si pemilik nama. Seperti dirinya yang ditakdirkan untuk menahan kehidupan yang dingin dan tidak bersahabat, sejak kejadian itu.

Saat Aneira dititik terendah hidupnya, ia menerima sebuah kotak berwarna coklat yang bertuliskan “100 Days Challenge” yang mampu membuat kehidupan seorang Aneira berubah. Kotak itu membawanya kepada sepuluh challenge yang memiliki satu objek yang harus Aneira hancurkan yaitu Fairel Atharizz Calief.

Siapa yang mengirimkan kotak itu? Apakah hubungan challenge itu dengan Fairel Atharizz? Bagaimana cara seorang Aneira menghancurkan kehidupan Fairel Atharizz?

chap-preview
Free preview
Before
“Kamu yakin mau meninggalkan anak ini?” teriak suaminya yang diketahui bernama Fahrian saat melihat Einara, istrinya, pergi meninggalkan rumah yang selama ini ia tempati bersama suami dan anak-anaknya. Einara lebih memilih pergi dengan mantan kekasihnya sekaligus sahabat suaminya. “Iya aku yakin.” Ujar Einara tegas kepada suaminya yang telah hidup bersama selama 3 tahun “Itu kan anak kamu, ya kamu urus lah.” Tegasnya sekali lagi, sambil membereskan barang-barang yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari. Fahrian mendekati Einara, selama ini Fahrian sudah cukup bersabar, fikiran yang selama ini terus berkecamuk dalam dadanya akhirnya ia lontarkan kepada Einara “Kamu lebih memilih mengurus anak laki-laki itu dibanding anak kamu sendiri, memang dasar bukan manusia kamu.” Tegas Fahrian dingin kepada Einara. Einara terdiam mendengar ucapan Fahrian, tapi nasi sudah jadi bubur, jadi sekejam apapun kata-kata Fahrian ia tetap memilih pergi bersama laki-laki itu, daripada harus hidup tertekan dan tidak pernah merasakan cinta. *** Fahrian menatap nanar kepergian istrinya, ia tak habis fikir bagaimana istrinya tega meninggalkan dirinya bersama dua anaknya yang masih membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu, apalagi anak perempuan mereka yang masih berumur 100 hari, anak perempuan cantik yang belum memiliki nama, mereka tidak punya cukup waktu untuk sekedar memberikan nama kepada anak perempuan mereka karena mereka masih terus bergulat dengan permasalahan perceraian diantara mereka. Walaupun Fahrian sudah berungkali menolak perceraian itu, dengan merobek setiap surat persetujuan perceraian yang diberikan Einara kepadanya. Fahrian berusaha mempertahankan hubungannya, tapi Einara tetap bersikeras ingin bercerai dengan Fahrian. Menurut Einara ia sudah cukup tersiksa menikah dengan Fahrian karena terus-terusan hidup serba kesusahan apalagi sedari awal Einara tidak pernah mencintai Fahrian. Dipandangnya bayi mungil nan cantik itu yang sedang tertidur lelap, bagaimana bayi mungil ini bisa bertahan tanpa kehangatan seorang ibu. Fahrian duduk di sebelah bayi itu, dan memegang lembut jari bayi perempuannya. “Aneira” ucapnya lembut. Dari arah pintu ia bisa melihat seorang anak laki-laki berumur 1,5 tahun yang sedang berdiri dengan muka kusut sehabis bangun tidur yang hanya mengenakan singlet dan celana dalam. “Ayah” ujarnya seraya menggosok-gosokkan matanya. Fahrian segera menghampiri anak laki-lakinya yang bernama Savalas Rahabian, tapi biasanya dipanggil Avar. “Ada apa Var?” tanya Fahrian lembut. “Ibu ana yah?” tanyanya lagi dengan ucapan yang belum sempurna karena Avar masih belajar berbicara. Fahrian terdiam, ia tidak tahu akan menjawab apa kepada anak laki-lakinya ini, Fahrian mengusap kepala Avar, dan menggendongnya mendekati tempat tidur Aneira. Kemudian Fahrian menduduki Avar di dekat Aneira yang masih tertidur pulas. “Avar, nama adik kamu Aneira.” Ujar Fahrian kepada Avar, Avar tersenyum dengan mengulang kembali nama Aneira “Aneila”, Fahrian tersenyum melihat tingkah laku Avar kecil yang tidak bisa menyebut huruf R. “Avar sayang sama Aneira?” Tanya Fahrian sekali lagi, dan mendapat anggukan kencang dari Avar. “Mulai sekarang Avar dan ayah yang akan selalu menjaga adek Aneira, Avar mau?” “Mau ayah.” Teriak Avar sungguh-sungguh, Fahrian tak menyangka bagaimana bisa Avar mengerti dengan perkataan Fahrian kepada anaknya, kemudian Fahrian melihat Avar hendak bertanya kembali. “Avar mau nanya apa lagi?” tanyanya sekali lagi kepada Avar. “Ibu ana Yah?” kembali pertanyaan itu yang dilontarkan oleh Avar, Fahrian tiba-tiba merasakan sesak di dadanya, karena pertanyaan Avar menanyai keberadaan ibunya. Fahrian segera merubah raut ekspresinya yang semula kosong menjadi tersenyum, Fahrian tidak ingin menampakkan kesedihannya kepada anaknya ini. “Ibu, tadi pamit sama ayah kalau mau pulang ke rumah nenek, nenek sedang sakit jadi ibu harus merawat nenek sampai sembuh.” Jawab Fahrian berbohong, Fahrian merasa itulah jawaban terbaik yang bisa ia berikan kepada anaknya ini. Avar mengangguk mengerti “Api, ibu kok tidak ajak Aval?” tanyanya sekali lagi, Fahrian semakin sedih mendengar jawaban dari anaknya itu. Fahrian kembali mengusap kepala Avar lembut “Nanti kalau Avar ikut, nanti Avar ikutan sakit, Mau?” dan segera mendapat gelengan kencang dari Avar “GAK MAU” teriak Avar kencang. Mendengar teriakan Avar, Aneira terbangun dari tidurnya karena terkejut dengan suara kakaknya itu. Fahrian cepat-cepat menggendong Aneira, agar Aneira tidak menangis. Tapi harapan tinggallah harapan Aneira menangis sejadi-jadinya membuat Fahrian ketar-ketir. Lalu Fahrian meletakkan Aneira kembali ke atas kasur, “Avar jaga adik sebentar ya, ayah mau buat s**u dulu.” Ujarnya kepada Avar. Segera Fahrian pergi ke dapur untuk membuat s**u formula untuk Aneira, sejak baru lahir Aneira tidak pernah merasakan Air s**u dari ibunya, karena menurut Einara mereka akan berpisah, jika Einara memberikan ASI kepada Aneira, Einara takut Aneira akan ketergantungan dan tidak ingin lepas dari ASI dan itu akan menyusahkan serta menghambat proses perceraian mereka. Fahrian kembali dari dapur dengan membawa satu botol dot berisi s**u untuk Aneira, segera ia memberikan kepada Aneira s**u itu, dan terlihat bahwasanya Aneira sudah sangat haus karena menunggunya membuat s**u. Fahrian melirik Avar, Fahrian tahu Avar terus melihat kearah botol s**u Aneira, Fahrian tersenyum melihat tingkah Avar. “Avar mau s**u juga?” tanyanya kepada Avar “IYA” Teriaknya sekali lagi, tapi langsung mendapat teguran lembut dari Fahrian. “Jangan teriak-teriak ya, nanti Aneira nangis lagi, Oke?” ujar Fahrian sambil menunjukkan jari kelingkingnya sebagai pertanda bahwa Avar berjanji untuk tidak teriak teriak lagi, Avar segera mengaitkan jari kelingkingnya di jari Fahrian. Dan Fahrian melangkah ke arah dapur dan membuatkan s**u untuk anak laki-lakinya itu. "Ayah buatkan s**u untuk Avar ya, Avar mau s**u rasa coklat kan?" tanya Fahrian kepada anaknya yang sangat bersemangat mendegar ucapannya ayahnya "s**u coklat ayah" Avar terus memperhatikan ayahnya membuat s**u untuknya. "Ayah" "Hmm?" "s**u Avar mau habis ya?" tanya Avar yang melihat bahwa susunya tinggal sedikit lagi. Fahrian mengangguk "Iya Nak, s**u Avar tinggal dikit" "Avar besok nggak usah minum s**u aja yah" Fahrian yang terkejut akan ucapan Avar segera bertanya kepada anaknya "Kok gitu?" "Kata ibu tadi ayah nggak punya uang lagi, itu berarti ayah nggak bisa beli s**u Avar" ujar Avar tenang ntah dari mana Avar belajar hal seperti itu membuat Fahrian terdiam mendengar ucapan anaknya, lalu Fahrian mensejajarkan tubuhnya dengan Avar mengelus kepalanya lembut "Avar sayang, Avar nggak boleh berhenti minum s**u, kata siapa ayah nggak ada uang ibu bohong tuh ayah punya uang kok, Avar mau ayah beliin apa?" Avar berteriak senang "Kue coklat sama permen boleh yah?" "Boleh dong" Ucap Fahrian tak kalah semangat ia tak boleh menampakkan kekhawatirannya di hadapan Avar, cukuplah ia menanggung semuanya sendiri. Anak anaknya masih terlalu kecil. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Head Over Heels

read
15.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

DENTA

read
16.9K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.1K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook