bc

Implicit Love

book_age16+
244
FOLLOW
1.1K
READ
friends to lovers
brave
drama
humorous
genius
ambitious
campus
city
first love
naive
like
intro-logo
Blurb

Ketika Cinta datang dan hadir pada seseorang, bisa saja membuat orang itu bertambah kuat atau rapuh. Itulah yang di alami oleh Yudha Ananda, cintanya pada Alya Hans membuat ia harus berkerja keras untuk bisa mengungkapkan isi hatinya yang tersirat itu. Yudha hanya pria desa biasa yang merantau ke kota karna sebuah beasiswa yang ia dapatkan tampa di sangka ia bertemu dengan Alya wanita yang dapat menarik simpatinya dan juga mencuri hatinya.

"Izinkan aku untuk terus memperjuangkan mu, Alya." Ujar Yudha Ananda.

Bagaimana kisah Yudha Ananda sang pria desa ini? Akankah cintanya di terima oleh Alya? Yukk.. mari baca langsung di Innovel dan Dreame Ekslusif.

chap-preview
Free preview
IL. 1
Seorang pria bernama Yudha Ananda kini tengah teriak dengan keras di dalam rumahnya saat melihat di layar ponselnya ada nama dirinya yang bertanda ia mendapatkan beasiswa dari universitas ternama di kota besar seperti Dki Jakarta, dengan gerakan kedua kakinya yang cepat ia segera menghampiri sang Ibu yang kini sedang menjemur pakaian di halaman depan rumah. "Bu, Bu.." Panggil Yudha cepat dengan wajah gembira bahagianya itu. "Apa? Tidak lihat Ibu mu sedang sibuk.. cari apa yang kamu butuhin sendiri dong jangan panggil Ibu terus." Ucap wanita paruh baya itu dengan ketus sambil menjemur satu persatu pakainya di tali jemuran yang ada. "Bu, Yudha sekarang ngga manggil Ibu buat cariin barang lagi.. tapi Yudha," Ucapan Yudha sontak terhenti sesaat sebelum selesai berkata ucapannya segera terpotong oleh ucapan sang Ibu. "Terus apa? Kamu mau minta uang? Ngga ada! Uang Ayah mu sudah habis buat belanja tadi pagi." Ucap Ibu Yudha ketus dengan wajah seriusnya itu. "Bu, bukan.. Yudha, akhirnya dapat Beasiswa Bu." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum penuh kebahagiannya itu di hadapan sang Ibu yang kini menatap lekat ke arah Yudha. "Apa? Kamu dapat Beasiswa, Yudha?" Ucap sang Ibu cepat dengan wajah terkejutnya itu. "Iya, Bu.. akhirnya Yudha dapet lanjut sekolah ke jenjang Universitas yang Yudha inginkan selama ini." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum penuh harapan dan kebahagiaannya itu. "Yudha, kamu kan sudah lulus sekolah 2 tahun yang lalu dan kamu juga udah berkerja nak.. kenapa kamu mau kuliah lagi?" Ucap sang Ibu protes dengan wajah seriusnya itu menatap lekat ke arah sang putra. "Bu, menuntut ilmu itu penting buat Yudha! Yudha, mau menjadi orang berpendidikan." Ucap Yudha cepat dengan wajah seriusnya itu mengutarakan suara hati kecilnya agar sang Ibu mau mengerti dirinya. "Nggak! Kamu tuh ya, sudah cukup sekolah sampai SMA Yudha.. ngga usah lagi kamu mencari ilmu, bantu Ibu dan Bapak mu dengan berkerja saja." Ucap sang Ibu tegas dengan wajah menolaknya. "Tapi, Bu." Ucap Yudha kesekian kalinya memohon untuk mendapatkan izin. "Yudha! Kamu pikir Ibu dan Bapak mu bukan orang yang berpendidikan! Bapak mu adalah mahasiswa dulunya.. tapi apa? Dia sekarang cuma bisa menyangkul di sawah, jadi percuma saja kamu kuliah." Ucap sang Ibu Yudha kembali dengan wajah marahnya itu. Yudha sontak mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan berkata "Bu, pernah tidak sekali saja Ibu menuruti keinginan Yudha selama ini." Ucap Yudha lirih dan segera kembali masuk ke dalam rumahnya. Yudha adalah anak yang baik dan selalu patuh akan setiap perkataan sang Ibu Yudha tak pernah sekali pun membantah ucapan sang Ibu selama ini, tapi Yudha seketika merasa kesal akan keinginan untuk melanjutkan kuliah di cegah dan tak di bolehkan oleh sang Ibu. Yudha tau kehidupan mereka bertiga di kampung ini sungguh pas-pasaan bisa di bilang hidup di kampung ini saja sudah cukup sulit untuk keluarga Yudha mungkin karna itulah sang Ibu tak ingin Yudha melanjutkan pendidikannya. Yudha segera masuk kembali ke kamarnya dengan sedikit membanting pintu kamarnya tanda ia sedang kesal dan marah saat ini, Ibu Yudha menghela napasnya dengan berat sebelum kembali mengetuk pintu kamar Yudha. "Yudha, jika kamu udah selesai marahnya keluar nak makan.. makan siang udah Ibu masak." Ucap sang Ibu Yudha dengan suara lembutnya di depan pintu kamar Yudha. Yudha tak bergeming ia terus berada di bawah sarungnya dan tertidur di kasur hingga suara azan asar terdengar di telinganya. Yudha, dengan malas segera berjalan ke luar kamarnya untuk mengambil wudhu serta melakukan sholat asar. Dalam doanya Yudha memohon pada Allah untuk membukakan pintu hati sang Ibu agar merestuinya untuk mengambil beasiswanya itu dan dapat kuliah di kota Jakarta. Selesai sholat Yudha berjalan ke arah dapur ia merasa lapar dan juga haus karna sejak tadi pagi ia belum makan atau pun minum dan hanya mengurung diri di kamarnya. Di sela-sela Yudha makan dengan lahap seseorang datang menghampiri Yudha dengan tubuh sedikit sudah bungkuk dan ikut duduk di kursi meja makan bersampingan dengan Yudha. "Yudha, nak.. apa benar kata Ibu mu kamu dapat Beasiswa?" Tanya orang itu cepat yang tidak lain adalah Bapak Yudha. "Benar Pak, tapi Ibu melarang Yudha untuk mengambilnya." Ucap Yudha jujur dengan sedikit tersenyum kecut. "Hm, yasudah Bapak akan ikut membujuk Ibu mu agar merestuimu nak." Ucap Ayah Yudha cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu. Yudha menatap sosok di sebelahnya dengan pandangan lekat, Bapaknya dulu adalah Mahasiswa disalah satu universitas di dekat kampung mungkin saja Bapaknya Yudha kini tau betul perasaan Yudha yang ingin selalu menambah ilmunya dan belajar dengan giat. "Benaran, Pak? Bapak setuju Yudha mengambil kesempatan emas itu?" Tanya Yudha cepat dengan wajah tersenyum penuh kebahagiannya itu. Sang Bapak Yudha sontak menganggukan kepalanya dengan cepat dan berkata "Iya Yudha, Bapak setuju dan malah bangga sama kamu yang malah tak putus semangat untuk bisa menambah ilmu pengetahuan." Ucap Bapak Yudha cepat dengan wajah tersenyumnya itu. "Tapi, Ibu pasti akan melarang Yudha, Pak." Ucap Yudha cepat dengan wajah menundukan pandangannya sendu. "Tenang saja, urusan Ibu mu biar Bapak yang urus.. kamu hanya perlu siapkan mental dan biaya lainya untuk keperluan kamu nanti disana, jujur saja Yudha.. Bapak mu ini tak memiliki uang lebih untuk mengongkosi mu nak." Ucap Bapak Yudha cepat dengan wajah terlihat sedikit rasa sedih dan kecewa yang terlihat jelas di wajahnya. Yudha sontak tersenyum kecil dan berucap "Tenang saja Pak, anak mu ini kuat dan tahan banting kok! Yudha, pasti mampu bertahan hidup di kota besar seperti Jakarta.. Yudha juga akan mencari perkerjaan setelah masuk kuliah nanti, biar ngga jadi beban Bapak dan Ibu." Ucap Yudha cepat dengan wajah penuh optimisnya itu. "Kamu yakin? Biaya hidup di sana jauh lebih mahal loh Yudha.. apa kamu sudah ada uang dan persiapan tempat tinggal lainya disana?" Tanya Bapak Yudha cepat dengan nada khawatirnya itu. "Tenang aja Pak, Yudha punya teman di Jakarta dan dia juga mau masuk Universitas itu juga kok." Ucap Yudha cepat dengan wajah tersenyum tampa beban kepada sang Bapaknya yang kini terlihat Khawatir kepada keadaanya itu. "Yasudah, itu jadi tanggungan mu sendiri ya Yudha.. biar Bapak yang urus Ibu mu." Ucap Bapak Yudha cepat dengan wajah tersenyum penuh rasa bangga pada sang Putra yang kini sudah memiliki pikiran dewasa dan jauh lebih matang untuk masa depannya kelak. "Bapak, bangga pada mu.. Yudha." Ucap Bapak Yudha cepat dengan wajah tersenyum kecilnya itu sebelum melangkah pergi dari area dapur menuju ke ruangan tamu. Yudha seketika menghela napasnya dengan lega, ia merasa senang saat Bapaknya mengucapkan kata bangga terhadap dirinya. Yudha kini sudah memiliki dukungan untuk keberhasilannya jadi kuliah di kota Jakarta kini tinggal persiapan finansial Yudha untuk dapat bertahan di sana sebelum ia mendapatkan perkerjaan di kota Jakarta. Yudha memiliki tabungan yang cukup untuk bertahan selama dua minggu disana, hanya saja Yudha takut jika ada keperluan mendadak karna itu sebelum hari keberangkatannya Yudha menjadi kuli di pasar dekat kampung serta melakukan perkerjaan apa pun yang dapat menghasilkan uang tambahan untuk dirinya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Scandal Para Ipar

read
692.7K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Marriage Aggreement

read
80.1K
bc

Dilamar Janda

read
318.8K
bc

Sang Pewaris

read
52.9K
bc

JANUARI

read
37.0K
bc

Terjerat Cinta Mahasiswa Abadi

read
2.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook