bc

Pacar Sewaan

book_age16+
1.2K
FOLLOW
11.7K
READ
others
dark
possessive
arrogant
drama
twisted
sweet
bxg
humorous
evil
like
intro-logo
Blurb

Vania, seorang gadis yatim piatu rela menjalani pekerjaan sebagai pacar sewaan orang yang membutuhkan jasanya. Suatu hari dia bertemu dengan seorang lelaki yang mencuri hatinya, Alvian. Namun hubungannya ditentang oleh ibunya Alvian, yang memaksa memisahkan Alvian dengan Vania.

Vania dan Alvian menjalani hubungan jarak jauh, tanpa sengetahuan ibunya Alvian. Tetapi hari demi hari, Alvian makin menjauh dan sulit dijangkau oleh Vania. Tidak ada komunikasi di antara keduanya, hingga Alvian memutuskan untuk mematuhi keinginan sang ibu. Lambat laun dia mulai melupakan Vania dan jatuh cinta kembali pada gadis yang sifatnya mirip dengan Vania.

Di tempat lain, Vania merasa patah hati melihat kepulangan Alvian bersama istri dan anaknya. Dari situ dia mulai belajar mengikhlaskan bahwa cinta tidak harus memiliki. Di sisi lain dia mulai merasa nyaman berkat seorang lelaki yang selalu menemani hari-harinya, Liam Xander. Lelaki dengan sejuta pesona, kini terpikat oleh gadis sederhana seperti Vania.

Mampukah Liam meluluhkan hati Vania yang sedang patah hati?

chap-preview
Free preview
Bab 1 ~ Gadis Miskin
Di sebuah desa terpencil terdapat sebuah rumah yang terbuat dari bambu, rumah itu nampak reyot dan sudah cukup tua. Sangat berbeda jauh dengan bangunan rumah versi kota, di sana sudah jarang ada pepohonan alami yang tumbuh dekat perumahan kota. Sedangkan di desa ini, banyak sekali pepohonan yang tumbuh di sekitar rumah warga. Tak jarang beberapa hewan kecil atau serangga pun keluar masuk ke dalam rumah warga. Salah satu gadis cantik yang menghuni rumah reyot pun merasa sudah tidak betah tinggal lebih lama lagi di rumah peninggalan orang tuanya. "Vania, hari ini kamu gajian 'kan?" tanya Rini, teman dekat bahkan tetangga Vania. Mereka sekolah di tempat yang sama. Sementara Vania sehabis pulang sekolah, dia bekerja sebagai pelayan di sebuah toko buku bekas. Gajinya memang tidak seberapa namun cukup untuk mencukupi kebutuhan Vania sehari-hari. Tambah lagi Vania suka mendapatkan bonus tambahan dari bosnya apabila omset penjualan lebih meningkat dari yang ditargetkan. "Iya, emang kenapa?" tanya Vania, dia sudah memakai pakaian rapi dan sopan. "Aku boleh pinjem uang gak sama kamu?" Rini berujar dengan hati-hati. Vania nampak menimang, lalu dia berucap, "Mau pinjem berapa, Rin?" Kalau banyak, dengan berat hati Vania gak bisa ngasih pinjaman. "Sedikit kok, cuma 500 ribu," jawab Rini. Agak malu dia menyebutkan nominalnya, tetapi Vania tetap akan bertanya nominal sebelum dia memberi tahu. Uang 500 ribu itu terbilang cukup besar bagi Vania. Lagi pula gajinya tidak seberapa, hanya 1 juta per bulan. Itu pun Vania harus mencukup-cukupinya dengan biaya sekolahnya juga. Dibanding dengan kehidupan Rini, justru lebih sejahtera Rini ketimbang Vania. Orang tua Rini masih ada dan mampu membiayai sekolahnya, mungkin Rini hanya kekurangan untuk uang sakunya saja. Sementara Vania, dia gadis yatim piatu yang harus berjuang untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya, baik di rumah maupun di sekolah. Beruntung Vania dapat bantuan beasiswa untuk tetap bisa bersekolah di SMA Swasta itu, setidaknya gajinya hanya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. "Hm, gimana ya. Maaf banget Rin, kalau 500 ribu aku nggak bisa ngasih, gajiku cuma sedikit, gak cukup nanti untuk kebutuhanku sebulan ke depan, maafin aku ya," lirih Vania tak enak hati berkata seperti ini kepada Rini. "Ya udah gak apa-apa kok, Van. Aku bisa cari bantuan ke yang lain," pungkas Rini, sambil tetap memasang senyuman dia pamit dari hadapan Vania. Pun sama dengan Vania, dia mendekati sepeda bututnya. Tasnya dia simpan di keranjang yang ada di depan, Vania menaiki sepedanya dan mulai menggoesnya hingga meninggalkan halaman rumahnya yang reyot. Vania hanya perlu menempuh jarak sekitar 100 kilometer untuk sampai di tempat kerjanya. Awalnya Vania hanya sekadar suka membaca dan membeli buku di sana, lalu dia dengar salah seorang pelayan mengundurkan diri. Entah inisiatif dari mana, Vania refleks menawarkan dirinya untuk bekerja paruh waktu sehabis pulang sekolah. Mungkin memang sedang rezekinya, sang pemilik toko buku pun menerimanya dengan syarat Vania harus tetap masuk, jangan sekalipun dia bolos. Vania menyanggupi, hingga kini dia bekerja. Akhirnya setelah menempuh 20 kilometer dia menggoes sepeda bututnya, Vania pun telah sampai di tempat kerjanya. Dia memarkirkan sepedanya di halaman parkiran toko buku bacaan. Gegas Vania berlari kecil dan masuk ke dalam toko buku. Sesekali dia menyapa temannya yang juga bekerja sebagai pelayan. "Hai, Van, kamu udah datang?" sapa Berry, lelaki yang juga bekerja sebagai pelayan di sini. "Iya Ber, baru datang." Vania menjawab seraya ngeloyor mengambil kemonceng yang tergantung di belakang rak buku. Pelayan di toko buku ini memang hanya ada dua orang. Sedikit memang, karena ini toko buku kecil, tidak sebesar Gramed**. Berry bekerja di shift pagi dari jam 07.00 WIB hingga 14.30 WIB, sedangkan Vania di shift siang dari 14.00 WIB sampai 22.00 WIB. Kalau ditanya dia berani tidak pulang setiap hampir larut malam? Jawabannya adalah tidak, sebenarnya Vania memang tidak berani pulang selarut itu tetapi karena suatu keadaan membuatnya rela untuk pulang setiap larut malam. Keadaan memaksanya untuk tidak merasa takut ataupun malas, sebaliknya dia harus rajin dan berani terhadap situasi apapun yang menantinya. "Mbak, saya mau beli buku yang berjudul Avatar, dong," ucap salah satu pembeli sambil menunjuk cover buku yang terpajang dengan judul Avatar. Vania menoleh ke arah sang pembeli, dia mengikuti ke arah telunjuknya. Masih kejangkau, pikirnya. "Sebentar, Mbak, saya ambilkan," ucap Vania dengan ramah. Vania berjinjit sedikit mengambil buku, dan ternyata bisa dia jangkau. Vania pun memberikan buku itu kepada pembeli. "Iya, Mbak, saya beli yang ini, berapa ya?" tanya pembeli itu, lalu menaruh buku yang dia inginkan di atas meja kasir. "60 ribu, Mbak," jawab Vania. Pembeli pun memberikan selembar uang seratus ribu kepada Vania. Vania menerima dan memerikan uang kembaliannya. "Ini Mbak buku dan uang kembaliannya," tutur Vania. "Sudah buat Mbak saja kembaliannya, makasih ya," pembeli itu pun hanya mengambil kantung plastik yang berisi buku saja, tanpa mengambil uang kembaliannya. "Ah, terima kasih, Mbak." Vania tersenyum senang, baru juga masuk kerja udah ada yang kasih bonus, senang banget dia. Bisa buat nambahin tabungan. *** Vania pulang dari toko buku dengan mengayuh sepeda yang nampak butut. Jalanan yang dia telusuri hanya diterangi oleh cahaya temaram yang berasal dari senter yang dia letakkan di kepalanya. Mungkin bagi orang lain menjalani kehidupan seperti dirinya saat ini tak akan sanggup, namun bagi Vania--hidupnya adalah sebuah anugerah yang harus dia nikmati baik dalam keadaan suka maupun duka. Semua orang memiliki nasibnya masing-masing, jika saat ini Vania merasakan pedihnya menjalani kehidupan, mungkin suatu saat nanti dia akan menjadi orang yang sukses. Semoga saja, Vania percaya bahwa Allah telah menyiapkan rencana paling indah untuk kehidupannya. Setelah melewati jalanan yang sepi, akhirnya rumah Vania sudah mulai terlihat oleh pandangan Vania. Dan kini sudah sampai, dia meletakkan sepedanya di depan rumah, lalu dirinya masuk ke dalam. Seperti biasa tak ada yang menyambut kepulangannya. Vania membersihkan diri, usai itu dia membaringkan tubuhnya yang terasa kaku di atas ranjang dengan kasur yang tidak empuk. Perut Vania terasa lapar, tetapi dia tidak memiliki makanan apapun di rumahnya. Jadi, mau tak mau dia hanya bisa menahannya hingga tidak terasa lapar lagi. Dia berharap semoga Allah menguatkannya. "Bapak, Ibu, aku merindukan kalian," gumam Vania menitikan air matanya tanpa bisa dicegah. Lambat laun kedua matanya terasa berat hingga tak kuasa menahannya lagi. Vania memejamkan kedua matanya, dia terlelap. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook