bc

Chef Cantik Tuan Ceo

book_age18+
2.7K
FOLLOW
24.4K
READ
goodgirl
badgirl
drama
sweet
first love
like
intro-logo
Blurb

Cinta yang diawali dengan ketidaksukaan memang memiliki jalan sendiri untuk bersatu. 

Yaitu Ririn Clarissa, gadis kampung yang mengawali perjalanan hidupnya sebagai koki di sebuah kedai pedesaan hingga mendapatkan kesempatan menjadi koki pribadi dari seorang kaya raya.

Sedangkan Ariel Wijaya, CEO yang terkenal baik pada bawahannya. Namun, akan menjadi sosok yang buruk jika kepada Ririn.

chap-preview
Free preview
Perjumpaan Yang Pertama
“Kenapa aku harus liburan di tempat seperti ini sih!” Ariel menggerutu sendiri. Ia menendang beberapa batu di pinggir jalan dan mengenai kepala seorang gadis. "Klotakk!" "Awwww, sakit," ucap gadis tersebut. Ia sontak mengusap kepalanya yang baru saja ditimpuk oleh benda keras. Gadis itu kemudian memutar tubuhnya menghadap  ke belakang. Matanya langsung tertuju pada sosok pria tinggi berkulit bersih dan sedikit ikal rambutnya. Pria itu tampak menendang satu per satu batu di jalanan dengan cukup keras. “Woyy, kamu ya yang tendang batu ini,” ucap Ririn merasa kesal. Ia kemudian berjalan mendekat ke arah pria yang sejak tadi diincarnya untuk dimintai pertanggungjawaban. Ditunjukkan batu hitam berukuran sedang tepat di depan pria tinggi itu. Ririn yang ternyata sangat berbeda jauh tinggi badannya terpaksa mendongak untuk menunjukkan wajah kesalnya. “Lihat, ini batu yang kamu tendang tadi kan. Gimana kalau batu ini aku tendang tepat kena kepalamu.” Ririn mendongak dan melotot. Ia tak sadar pria yang diajak bicara itu sangat penting tampan rupawan, kulit wajahnya bersih dan tampak cerah. Apalagi ada sinar matahari siang yang ikut menyinarinya. Pria itu menganggap remeh. Ia yang melihat tubuh Ririn begitu kecil terpaksa menundukkan kepalanya agar bisa melihat wajah Ririn yang berusaha mengancamnya. “Emang bisa?”  Tanpa basa basi lagi. Pria yang belum diketahui identitasnya itu kemudian berjalan meninggalkan Ririn. Ia melanjutkan langkahnya maju. Hingga membuat Ririn semakin kesal. “Dia pria kurang ajar, nggak punya perasaan, nggak punya tata krama. Bukannya minta maaf, dia malah nyuruh aku tendang balik. Awas aja kalau kena.” Ririn mengomel sendiri.  Gadis bertubuh mungil itu kemudian berbalik. Meluruskan tubuhnya agar berdiri dalam satu garis dengan pria menyebalkan tadi. Batu yang dibawanya diletakkan di tanah. Ia mengambil ancang-ancang.  “Pria kurang ajar. Terima pembalasanku,” batin Ririn dan akhirnya sebuah tendangan dilakukan dengan cukup keras. “Yessss, gol!” Ririn merasa puas. Gadis bertubuh kecil dan terkenal tomboy di kalangan teman-temannya itu berhasil mencetak skor dengan menendang tepat mengenai kepala pria asing tersebut. Ia pun tertawa puas. “Rasain. Emang enak ditimpuk sama batu,” batin Ritin. Ia pun memasang bibirnya yang tersenyum penuh kemenangan. Pria itu merasakan sakit di kepalanya. Ia tak mengira, gadis kecil yang seperti tak punya kekuatan itu, bisa balik menyerang dirinya. Diraih batu yang sudah mendarat di kepalanya tadi. “Dasar, kamu tahukan kalau kena batu itu sakit. Kenapa kamu malah lempar batu ini ke kepalaku?” Pria asing itu terlihat marah besar. “Aku nggak melemparnya. Tapi, menendangnya. Sama seperti yang kamu lakukan tadi. Jadi, sekarang kita impas.” Ririn berusaha mendahului langkah pria bertubuh tinggi itu. Ia yang merasa sangat puas berjalan sebagai pemenang. Sontak saja karena kesal, pria itu segera menarik kerah baju bagian belakang Ririn. Ia tak akan melepaskan begitu saja gadis yang sudah menyakitinya. Ririn merasa tidak bisa berjalan. Sementara itu, ia merasa menjadi pusat perhatian di antara orang-orang yang sedang sibuk menjaga toko mereka di sekitar jalan pasar.  “Kok kayak ada yang megangin bajuku sih. Kan jadi nggak bisa maju,” batin Ririn. Ia kemudian menoleh ke belakang dan sebuah wajah yang sudah membuatnya kesal langsung menyambutnya. “Minta maaf nggak!” pinta pria itu. “Hah, aku disuruh minta maaf. Bukannya kamu yang duluan tendang batu terus kena kepalaku. Kenapa aku yang minta maaf,” ucap Ririn tak terima. “Aku suruh minta maaf. Berarti kamu harus minta maaf. Susah amat sih. Tinggal bilang, aku minta maaf udah tendang batu dan kena kepala kamu. Udah, masalah akan selesai.” “Nggak mau.” Ririn bersih keras tidak akan melakukannya. Semetara seluruh pusat perhatian orang-orang yang lewat di sana kini tertuju pada Ririn. Pria asing itu sadar. Ia tampaknya tak boleh terlalu lama-lama berada di sana. “Cepet bilang, saya minta maaf sama kamu Tuan Ariel.” Pria asing yang menyebut dirinya bernama Ariel itu semakin menarik keras kerah baju Ririn. Ririn tak bisa kemana-mana. Namun, ia juga tahu dirinya harus segera pergi.  “Aku nggak mau minta maaf duluan." Ririn meraih tangan yang mencengkram kerah bajunya. kemudian menarik tangan itu hingga ke belakang punggung pria bernama Ariel tadi. “Masih mau suruh aku minta maaf. Aku patahkan tangan kamu!” Ririn kemudian mendorong kasar tubuh pria yang tingginya lebih tinggi dari dirinya. Ia pun kini merasa semakin menang. Kejadian barusan membuat seluruh pasang mata yang menyaksikan tertawa kecil. Mereka senang melihat gadis sekecil Ririn bisa memberi pelajaran pada pria bernama Ariel itu. “Kurang ajar, dasar gadis cebol.” Ariel segera berdiri normal. Diputar tubuhnya untuk segera mencari gadis yang sudah berani melawannya barusan. Akan tetapi, Ririn sudah pergi cukup jauh. “Sial, mana gadis itu. Udah bikin aku malu di depan banyak orang,” batin ariel sambil melihat sekeliling. Ia sadar kejadian yang baru saja terjadi pasti ditonton banyak orang. Dilempar pandanganya ke seluruh penjuru, tapi hasilnya nihil. Gadis bernama Ririn itu sudah lenyap dari matanya. “Awas aja kalau ketemu lagi. Nggak akan aku lepaskan.” Ariel berbicara sendiri. Rasanya kesalnya semakin bertubi-tubi. Ia tak mengira akan ada kejadian seperti itu saat dirinya sedang berlibur di rumah neneknya di kampung. ** Ririn sadar dirinya harus cepat menghilang dari pandangan mata Ariel. Tak ada gunanya melayani pemuda sombong, angkuh dan seenaknya sendiri seperti tadi. Ia bahkan tak mengira jika memang di dunia ini ada pria yang tidak mau minta maaf lebih dulu. Ririn merasa pria seperti itu kurang maskulin. Bibirnya pun mengerucut mengingat kejadian yang tadi menimpanya. “Emangnya dia siapa. Suruh aku minta maaf duluan. Semua manusia kan derajatnya sama. Jadi, yang melakukan kesalahan lebih dulu. Itu yang harusnya minta maaf duluan,” ucap Ririn sambil membersihkan meja yang baru saja digunakan oleh pembeli. “Tapi Rin, lain kali jangan pake acara melintir tangan orang segala. Nanti kalau beneran bengkong. Terus kamu disuruh tanggung jawab, gimana. Kan kamu nggak ada duit,” celetuk Mita. Teman kerja Ririn di sebuah tempat makan. Ririn menghentikan aktivitasnya. Meja yang dibersihkan itu sudah lebih bersih. Ia pun mengambil sebuah tempat duduk untuk mengistirahatkan diri. “Kamu kok tega sih. Bilang, kalau aku nggak ada duit.” Ririn menatap temannya yang juga sedang membersihkan meja dengan tatapan memelas. “Bukan tega, tapi aku ngomong jujur.” Mita ikut mengambil sebuah kursi untuk duduk menemani Ririn. “Kamu itu harusnya seneng. Soalnya aku ngomong sebuah kenyataan, realitanya gitu. Kamu sama aku, alias kita. Itu nggak ada duit sama sekali. Alhamdulillah lho, sekarang kita bisa kerja di sini. Itung-itung ya biar suatu saat nanti kita punya uang dari hasil jerih payah kita sekarang, biar nanti bisa punya usaha sendiri. Nggak ikut orang terus. Jadi, sebisa mungkin, uang yang nantinya kita dapatkan jangan sampai digunakan untuk hal-hal yang nggak berguna. Kayak ganti rugi atau semacamnya. Paham!” Mita mengeluarkan jurusnya yang selalu berbicara panjang lebar jika sudah membahas tentang uang. “Iyaya! Aku ngerti. Aku paham. Semoga suatu saat nanti aku bisa jadi bos besar.” Ririn menghadapkan wajahnya ke atas. Ia membayangkan dirinya sedang berdoa agar keinginannya barusan dikabulkan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

My Secret Little Wife

read
92.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook