bc

Dinda

book_age12+
845
FOLLOW
4.6K
READ
family
arranged marriage
goodgirl
sensitive
inspirational
tragedy
comedy
highschool
first love
spiritual
like
intro-logo
Blurb

~Novel Islami~

Ini hanya cerita sederhana, tentang gadis malang bernama Dinda. Gadis 16 tahun yang sudah mengalami banyak masalah dalam hidupnya.

Perpisahan, persahabatan, kematian dan cinta. Semua terangkum dalam satu cerita ini. Antara sabar dan mengikhlaskan, menjadi pelajaran paling berharga. Begitu pun dengan cinta sejati, perjalanan untuk menentukannya amat menggugah emosi.

Semoga apa yang tertulis di sini, bisa bermanfaat bagi teman-teman semuanya...

Aamiin ya rabbal 'alamin.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Jika tidak suka dengan karya saya silahkan di-skip, jangan malah meninggalkan jejak (komentar) buruk, tolong hargai saya sebagai penulis, karena memikirkan cerita ini tidak semudah menutup mata saat kau sudah lelah. Terima kasih atas perhatiannya. Ps : Author "Banyak hari yang sudah kita lewati Jutaan kisah sudah pernah terjadi Bermacam-macam rasa sudah kita alami Jadi tak sedetik pun kita boleh melupakan Allah SWT, yang memberi kita semua ini. Bersyukurlah." -- Meitantei -- Pukul 03.30, gadis cantik itu sudah terbangun, bukan karena ada yang membangunkannya. Dia bangun sendiri, setiap hari seperti itu, seolah alarm di kepalanya sudah mengatur dirinya agar aktif tepat pada jam itu. Dengan langkah pasti, dia mengambil jilbab serongnya yang ada di balik pintu kamar asrama, kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi asrama yang berjarak 20 kaki dari kamarnya. Dia membersihkan wajahnya, menggosok gigi, lalu mengambil wudhu. Dia kembali ke kamar, dengan wajah yang sudah lebih segar dari sebelumnya. Dia kembali melepas jilbabnya, lalu memasang mukenah yang sudah tergantung di balik pintu kamar. Dibentangkannya sajadah sesuai arah kiblat yang tepat, dia mulai berdiri tegak, lalu mengangkat kedua tangannya. Shalat sunat wudhu telah dia mulai, gadis itu melanjutkan ibadahnya dengan shalat sunat malam. Selesai berdoa, dia kembali melangkah ke lemari, menjinjitkan kedua kakinya untuk mengambil Al-Qur'an yang sengaja dia letakkan di posisi paling atas. Setelah mendapatkan Al-Qur'an yang dicarinya, dia mulai membuka lembaran Al-Qur'an itu, mencari halaman terakhir yang dibacanya malam kemaren. Dia mengambil pelan nafasnya, suaranya mulai berbisik membaca Al-Qur'an, sengaja dia baca dengan berbisik, karena takut menganggu tidur 3 orang teman sekamarnya yang nampak masih pulas. Baru 10 menit dia membaca Al-Qur'an, adzan subuh berkumandang. Kedua temannya bangun dengan serentak, sedangkan seorang lagi masih tertidur dengan pulas. Seorang gadis dengan rambut ikalnya melirik pada gadis yang masih memegangi Al-Qur'an tersebut, dia melambaikan senyumnya pada gadis itu, lalu melompat dari ranjang atas. Ranjang di setiap kamar asrama ada 2 dan juga bertingkat 2, setiap ranjang diisi dengan 2 kasur. "Hei Maye! Kenapa kamu melompat lagi!? Kalau terjatuh bagaimana? Aku tidak ingin bertanggung jawab atas perbuatan yang sengaja kamu lakukan sendiri." Seorang gadis yang berada di ranjang bawah langsung terbangun dan membacoti temannya yang baru melompat turun dari ranjang atas. "Nia! Seharusnya kamu berterima kasih padaku, kamu langsung terbangun berkat ranjang yang bergoncang karenaku. Jadi apa mimpi indah terbarumu yang membuatmu terlelap sampai menghiraukan adzan subuh?" ledek Maye. "Hei kalian berdua! Jangan berdebat lagi, ayo kita segera mencuci muka dan mengambil wudhu. Kalian sudah 2 tahun di sini, tapi kelakuan kalian masih tidak berubah. Lihat Dinda, baru 3 bulan di sini, dia sudah menjadi murid kesayangan nyai. Setiap pukul 03.30 dia sudah memulai kembali ibadahnya. Apa kalian tidak malu dengan Dinda?" tanya Arika, gadis yang dari tadi sudah terbangun, tapi mendengar Dinda mengaji diam-diam dulu. Arika sedari tadi juga hanya memperhatikan kelakuan dua temannya yang selalu berdebat persoalan ranjang bergoyang setiap hari, tak pernah berhenti. "Arika, pagi-pagi kamu udah ceramah saja. Ingat! Manusia punya kapasitas yang berbeda, terlambat itu manusiawi." Maye langsung melangkah keluar dari kamar setelah memasang jilbabnya. "Dinda, kami ke kamar mandi dulu ya!" sahut Arika dan Nia bersamaan. Gadis sholehah yang selalu terbangun sebelum pukul 03.30 subuh itu bernama Dinda, dia tersenyum menganggukkan ucapan temannya tadi. Dinda langsung meletakkan kembali Al-Qur'annya di atas lemari, sambil menunggu teman-temannya selesai berwudhu, agar mereka bisa berangkat ke masjid bersama-sama. Perempuan memang dianjurkan untuk shalat di rumah saja, karena itu lebih afdol bagi mereka. Namun... Kyai Halim yang mempunyai pesantren tempat mereka tinggal dan belajar ini, menganjurkan santriwatinya untuk shalat fardhu berjamaah di Masjid Al-Mudtaji', Masjid satu-satunya yang berdiri di Pesantren Al-Mudtaji' ini, sebuah pesantren yang berada di sebuah kampung pedalaman. Keempat gadis itu kini mulai keluar dari asrama, menggenakan mukenah mereka yang sudah menutupi semua aurat dengan baik menuju Masjid Al-Mudtaji', gadis-gadis di Pesantren Al-Mudtaji' lainnya juga berbondong-bondong menuju masjid bersama teman-teman sekamar mereka dari asrama khusus wanita. Shalat subuh berjamaah mulai di laksanakan, imam shalat hari ini masih orang yang sama, yaitu Kyai Halim, pemilik pesantren ini. Pesantren Al-Mudtaji' ini terdiri atas 2 asrama, 2 bangunan sekolah, 1 masjid, 1 rumah sederhana, 1 aula yang cukup besar, halaman belakang yang cukup luas untuk berolahraga, beserta peternakan yang berisi ayam, kambing, dan sapi. Juga ada ladang untuk berkebun buah-buahan segar dan beberapa sayur-mayur. Asmara yang dibagi 2 terdiri dari asrama khusus wanita, dan asrama khusus laki-laki. Sedangkan 2 bangunan sekolah dikhususkan untuk pembelajaran santriwan-santriwati, karena pembelajaran di pesantren dipisah, murid laki-laki dan murid wanita hanya akan berjumpa saat di masjid saja. 1 rumah sederhana itu adalah tempat untuk kyai Halim dan istrinya, Nyai Aisyah tinggal. Kedua anak laki-laki beliau sedang melanjutkan kuliah di Universitas Kairo, Mesir, sedangkan anak pertama mereka yang perempuan sedang melanjutkan S2 nya di Universitas Al-Azhar, Mesir. Murid-murid di Pesantren Al-Mudtaji' sama sekali tidak membayar biaya sekolah, mereka digratiskan, kecuali uang transportasi untuk ke sini memang harus dari dana pribadi murid-murid. Pihak pesantren tidak bertanggung jawab untuk hal itu. Selesai shalat subuh mereka akan sarapan bersama-sama di asrama masing-masing. Sama sekali tidak akan ada lawan jenis. Memasak sarapan dan makan malam di asrama juga akan berjadwal. Murid bahkan guru harus bekerjasama dalam memasak di asrama, tidak ada pengecualian untuk murid atau guru laki-laki, mereka memang sudah diharuskan untuk bisa memasak makanan sendiri, tidak akan ada perempuan yang memasakkan makanan untuk mereka. Dari pukul 06.30 - 10.00 dikhususkan untuk pelajaran umum, setelah jam pelajaran ini habis, dilanjutkan dengan shalat sunnah Dhuha. Pukul 10.30 - 12.00 masih akan berlanjut pelajaran umum. Setelah itu murid-murid kembali beristirahat untuk makan cemilan di kantin atau bermain bersama teman-teman lainnya, setelah itu shalat Dzuhur berjamaah. Pukul 13.15 - 15.00 akan berlangsung pelajaran agama, dilengkapi dengan hafalan surat-surat dalam Al-Qur'an dan hadits. Setelah itu kembali shalat berjamaah, shalat Ashar. Setelah shalat Ashar selesai, murid-murid dipersilahkan untuk kembali ke asramanya masing-masing. Tapi tidak semua murid yang akan kembali ke asrama, setiap murid diberi jadwal wajib satu kali seminggu, santriwan mengurus peternakan, sedangkan santriwati mengurus perkebunan, untuk urusan belanja makanan dan hal lainnya, itu diserahkan pada guru. Setiap hari juga akan ada panggilan untuk memberi ceramah di masjid-masjid, mushala/surau-surau yang ada di kota, serta ada juga permintaan tausiyah di acara-acara tertentu. Kyai Halim akan menawarkan panggilan tersebut kepada guru-guru dan santriwan-santriwan jika dirinya berhalangan. Terutama kepada para santriwan tahun akhir, agar bisa lebih memantapkan diri lagi untuk tampil di depan umum setelah lulus dari pesantren ini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.2K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.4K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook