bc

Agni

book_age18+
9.1K
FOLLOW
71.7K
READ
possessive
sex
contract marriage
family
goodgirl
drama
comedy
sweet
bxg
first love
like
intro-logo
Blurb

ADA ADEGAN DEWASA HARAP BIJAK

“Saya tidak bisa memberikan kamu cinta, Agni.”

Agni harus menelan kekecewaan saat mendengar kalimat dari laki-laki yang baru saja menjadi suaminya. Ini memang bukan pernikahan pertama mereka, bahkan Agni telah memiliki satu anak sedangkan Abimanyu dengan tiga anaknya.

Namun tetap terasa sakit dan pedih ketika suami yang harusnya mencintainya malah masih menyimpan perasaannya terhadap mantan isteri yang telah tiada. Agni harus bertaruh dengan sebuah nama yang berada di batu nisan.

Belum lagi perjuangannya untuk mendapatkan hati anak sulung Abimanyu yang begitu sulit. Ia percaya bahwa semuanya akan berjalan semestinya jika sang pencipta menghendaki. Bahagia atau malah menderita.

Cover by Me.

Picture from Pexels

Font by Canva.

chap-preview
Free preview
Agni - 1
“Saya terima nikah dan kawinnya Agni Anwa Amita Binti Almarhum Zainul Arifin dengan seperangkat alat sholat dan perhiasan dibayar tunai!” “Sah?” “SAH!” “Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir.” SAH. Agni tak mampu menahan air mata harunya ketika suara lantang Abimanyu Bimasena terdengar dari pengeras suara yang berada diruang tengah. Ia yang kini berada di salah satu kamar yang sudah di dekorasi layaknya kamar pengantin mengucap syukur ketika dirinya telah sah menjadi isteri dari seorang pria.  “Mbak Agni udah official jadi Kakak ipar aku!” Raihani—adik dari Abimanyu masuk kedalam kamar tanpa mengetuk pintu dan berlari menghambur memeluk Agni. “Aku bakal kangen banget sama Mbak Agni.” Gadis yang baru saja menyelesaikan program sarjananya itu menangis dipundak Agni. Ia mungkin tidak bisa berjumpa lagi dengan Agni sesering dulu, padahal ia sudah menanggap wanita itu sebagai kakak perempuannya. Yah, walaupun sekarang Agni sudah resmi menjadi kakak iparnya. “Raihani! Mama bilangkan Agni-nya bawa ke depan, Kakak kamu udah nungguin itu! Takut pengantin perempuannya kabur!” “Ya ampun, Ma. Cuman sebentar kok, nanti juga Mbak Agni dibawa sama Mas Abi,” ujar Raihani dengan bibir cemberut. Awas saja nanti Mas-nya itu tidak memperbolehkan Mbak Agni untuk main kesini. Asma menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak bungsunya, pandangannya kemudian teralihkan ke arah seorang wanita berkebaya putih dengan hijab yang serasi. Riasan wajah yang sederhana ditambah dengan ke cantikan alami membuat Agni sungguh membuat orang senang. Bukankah orang akan senang ketika melihat sesuatu yang indah? “Menantu Mama cantik banget,” ujarnya sambil memeluk Agni erat. Akhirnya impiannya untuk menjadikan wanita itu sebagai menantunya terwujud. “Makasih, Ma.” Agni tak kalah tersenyum lebar. “Kita ke depan, yuk?” Asma menggandeng tangan Agni yang disusul Raihani dibelakangnya. Gadis itu menjaga agar ekor kebaya Agni tidak tersangkut. Suasana ribut-ribut mulai terdengar ketika Agni hampir memasuki ruang tamu mewah ini yang disulap menjadi tempat akad pernikahan. Seorang laki-laki berjas putih yang berada ditengah ruang itu melihat ke arah Agni. Hal itu membuatnya menundukan kepala. Ia tak berani menatap lelaki yang sudah menjadi suaminya. Agni telah berada disamping Abimanyu, namun wanita itu masih belum berani untuk mengangkat kepalanya.  “Lihat saya Agni.” Wanita itu tertegun ketika mendengar suara berat Abimanyu yang berada disampingnya. Suara yang sering didengarnya ketika berada disini. Ragu-ragu wanita itu mendongakan kepalanya, netra matanya langsung bertemu dengan hitam pekatnya bola mata Abimanyu yang seolah membawanya, menenggalamkannya dan menghanyutkannya. “Ciee! Ciee!” Raihani berteriak dari sudut ruangan setelah berhasil mengabadikan momen dimana Abi dan Agni saling bertatapan dengan kameranya. Para tamu yang hadir pun ikut-ikutan untuk menggoda sang mempelai yang kini pipinya sudah memerah. “Sok malu-malu. Kayak perawan aja!” “Padahal udah nikah dua kali.” Sayup-sayup Agni mendengar bisikan para tamu ibu-ibu yang berada tak jauh darinya. Kepalanya kembali menunduk, ucapan itu seolah kembali membuatnya tersadar akan status dirinya yang mungkin bisa dikatakan beruntung. Agni awalnya adalah seorang janda anak satu yang ditinggal meninggal oleh suaminya. Perempuan itu akhirnya bekerja di rumah Naya sebagai seorang asisten rumah tangga ketika hidupnya mulai terasa sulit di desa. Berbekal uang peninggalan suaminya, Agni akhirnya berangkat ke kota dengan anaknya yang saat itu berusia sepuluh tahun. Ia bertemu dengan Naya ketika Abian tak sengaja menumpahkan s**u kotak terakhirnya dibaju perempuan paruh baya itu. Agni yang saat itu mendekap Abian sambil menangis, meminta maaf kepada Naya. Sontak Naya yang melihat itu menjadi tak tega dan membawa Agni kesalah satu tempat makan yang tak jauh dari sana. Setelah Naya mendengar cerita hidup Agni, wanita itu kemudian menyuruh Agni untuk menjadi asisten di rumahnya. Sebenarnya Naya ingin wanita itu bekerja di perusahaan suaminya, namun pendidikan Agni yang hanya sebatas sekolah dasar membuat wanita itu mungkin hanya bisa menjadi OB.  Dari situlah keberuntungan hidup Agni yang orang lain banyak katakan. Kehidupannya menjadi lebih baik dan Abian bisa tumbuh menjadi anak yang bahagia juga bisa bersekolah ditempat yang baik. “Jangan dengarkan mereka,” ujar Abimanyu saat keduanya telah berada di mobil yang membawa mereka menuju rumah milik Abimanyu. Lelaki itu menolak ketika sang Mama memintanya untuk tinggal di rumah sebentar saja, semalam untuk merasakan kamar pengantin mereka. Abimanyu mengatakan bahwa ia lebih nyaman langsung membawa Agni ke rumahnya yang tak terlalu jauh dengan rumah orang tuanya. Apa boleh buat, Naya hanya bisa mengiyakan saja dan berpesan untuk pelan-pelan. Entah pelan-pelan untuk apa? “Kamu tidak usah bekerja di rumah mama lagi. Dan jika bisa jangan ada orang yang tahu kalo kamu dulu bekerja sebagai pembantu di rumah Mama.” Agni terdiam ketika mendengar perkataan dari Abimanyu, jadi yang ia lakukan hanya menganggukan kepalanya. Pasti lelaki yang kini sukses menjadi pengusaha tanpa bantuan sang Ayah itu tidak mau ada orang satu pun yang tahu bahwa ia menikahi seorang pembantu.  “Bukan karena saya malu tapi saya tidak suka ketika kamu memikirkan ucapan mereka.” Agni sontak melihat ke arah Abimanyu, pria itu tengah kesusahan untuk membuka kancing atas kemajanya.  “Sini aku bantu, Mas.” Abimanyu menyandarkan tubuhnya di jok mobilnya. Pria itu sebenarnya sangat lelah, ingin cepat-cepat segera sampai di rumahnya. Ia membiarkan Agni yang kini telah berganti status menjadi isterinya membukakan kancing bajunya. Tidak ada cinta diantara keduanya. Salah satu alasan Abimanyu menikahi Agni adalah permintaan almarhum isterinya yang ingin suaminya memiliki pendamping ketika ia pergi. Namun barulah lima tahun kemudian Abimanyu menjalankan wasiat dari mendiang isterinya. Kepergiaan isterinya yang begitu ia cintai seolah ikut membuat hatinya mati, mengeras seperti batu. “Saya tidak bisa memberikan kamu cinta, Agni.” Padahal jendela mobil mewah ini terbuka setengah, namun Agni merasakan pasokan udaranya menipis. Sesak dirasanya ketika mendengar suami yang baru saja sah dengannya mengatakan  tidak bisa memberinya cinta. Lantas untuk apa mereka menikah? “Anak-anak saya ingin memiliki Ibu. Dan. Anak kamu ingin memiliki Ayah. Mungkin hubungan kita cukup sampai disitu.” Agni lupa, bahwa yang menjadi persetujuannya menikah dengan Abimanyu juga karena ingin Abian memiliki seorang Ayah. Anak itu mungkin tidak mengatakan apa-apan namun ia yakin sekali bahwa dihati terdalamnya terdapat rindu yang sangat dengan seorang Ayah. “Maaf, tapi aku tidak bisa, Mas.” Abimanyu langsung mengalihkan pandangannya ke arah Agni ketika mendengar penolakan dari wanita yang kini menjadi isterinya. “Aku tetap akan mencintai Mas sebagai suamiku.” Biarlah ia yang mencinta namun tak dicintai. Biarlah ia yang sakit walau sendiri. Toh, Agni yakin bahwa lama-lama Abimanyu akan juga mecintainya. Apa Agni terlalu berharap sebagai seorang isteri? “Terserah.” Mobil mereka akhirnya sampai di sebuah rumah bertingkat yang termasuk kedalam blok perumahan mewah dengan penjagaan ketat. Ketika mobil sampai, Abimanyu langsung meninggalkan Agni yang masih berada didalam mobil. Tak ada gendong-gendong mesra, tak ada acara membukakan pintu. Nampaknya Agni harus terbiasa dengan keadaannya sekarang. Sedangkan Abi merasa tidak perlu lagi menjadi tour guide untuk mengenalkan seisi rumah ini pada Agni. Wanita itu sering berkunjung seminggu dua kali ke rumah ini untuk membersihkan rumah.  “Ibuuuu!” pekikan keras terdengar ketika Agni baru mengucap salam dan masuk kedalam rumah. Seorang bocah berumur lima tahun berlari cepat ke arah Agni dan menubruknya lalu memeluk erat. “Sekarang Kafi belum manggil Ibu kan-kan-kan?” tanya bocah itu tak sabaran. “Boleh sayang.” Bocah itu tertawa gembira ketika ia berhasil memiliki orang yang bisa ia panggil Ibu. Kadaffi Bimasena, putra bungsu Abimanyu Bimasena yang baru saja masuk ke taman anak-anak. “Besok jemput Kafi di sekolah ya, Bu?” Nadanya terdengar merengek namun itu membuat Agni gemas untuk menggendong anaknya. “Iya sayang.” “Ibu udah datang?” Seorang remaja berusia dua belas tahun datang menghampiri Agni. Abian, putranya itu datang lalu mencium tangan Agni. Walau tak secara lisan mengungkapkannya namun Agni sangat tahu bahwa anaknya itu bahagia sekarang. Wajahnya lebih bersemangat hingga pipi anaknya itu memerah. “Tadi Bian udah ketemu Ayah diatas.” Masih ada sedikit hal yang mengusik hati Agni ketika Bian menyebutkan kata Ayah pada Abimanyu. Namun ia tahu bahwa kini anaknya sangat bahagia. “Bian sama Kafi main berdua dulu, Ibu mau susul Ayah ke atas.” Agni menurunkan Kafi dari gendongannya. Dan, Abian langsung menggandeng tangan Kafi menuju kamar anak laki-laki itu yang juga sekaligus merupakan tempat bermainnya. Ketika sampai didepan pintu putih berukir klasik, ia tak langsung mengetuknya. Agni menimbanh-nimbang, diketuk atau langsung masuk? Rasanya jika ia langsung masuk tak sopan, namun jika ia ketuk terlalu aneh. Ini kamarnya dan juga kamar Abimanyu. Agni menarik nafasnya lalu perlahan membuka pintu kamar mereka. Ia harus bisa membuat suasana menjadi hangat sehingga Abimanyu bisa dengan mudah menerimanya dan terganggu dengannya. Namun netra mata Agni tak menemukan siapa pun berada di kamar luas dengan kasur King Size yang berada di tengah kamar. Suara shower air tertangkap ditelinga Agni, ia menebak pasti Abimanyu sedang mandi. Bergegas Agni mendekati koper lusuhnya yang berada disudut kamar. Sangat jomblang dengan keadaan sekitar koper itu yang bahkan Agni bertaruh jika keramik lantai itu lebih mahal dari kopernya. Satu set daster ia ambil dari tasnya. Perempuan itu segera menuju keluar kamar, ia memutuskan untuk mandi di kamar lain. Tujuannya menjadi kamar yang berada diujung, setahunya kamar itu merupakan kamar tamu. Jarang terpakai. Segera saja ia masuk kedalam kamar itu. Ada sedikit perubahan pada kamar ini, spreinya telah dipasang dan ada beberapa barang baru yang berada disini. Namun, Agni tetap masuk dan menggunakan kamar mandinya. Dua puluh menit ia selesai membersihkan diri dan mengganti pakaianya, Agni segera keluar dari kamar. Bertepatan saat pintu kamar ini terbuka. “Lo ngapain disini?!” Agni mendongakan kepalanya saat mendengar suara teriakan marah, seorang laki-laki remaja beranjak dewasa mendekatinya dengan cepat. Wajahnya memerah, matanya menatap tajam ke arahnya. “Lo ngapain kamar gue!?” ulang suara itu lebih keras. Bedanya kini suara itu persis didepan Agni, membuat tubuhnya bergetar. “Ibu numpang mandi, nak.” Ramaja laki-laki tertawa mengejek. “Ibu? Sampai kapan pun pembantu kayak lo tetap jadi pembantu!” ujarnya dengan suara rendah, namun rasanya seperti ada belati yang menyatat hatinya. “Asal lo tau? Gue pindah ke kamar ini karena enggak mau sebelahan kamar sama lo!” “Mending lo keluar,” ujar anak laki-laki itu berbalik menghadap Agni.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Rivera

read
45.2K
bc

Married By Accident

read
223.9K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
50.5K
bc

The Ensnared by Love

read
103.6K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
48.8K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
461.4K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook