bc

Reincarnation of Love

book_age18+
2.0K
FOLLOW
11.6K
READ
reincarnation/transmigration
time-travel
CEO
king
billionairess
queen
tragedy
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Judul : REINCARNATION OF LOVE

Author : ALICELIN

Aplikasi : Dreame /Innovel

Hidup kembali di tubuh seorang gadis yang berparas sama dengannya adalah hal yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Ling Er. Bukan hanya itu, ia juga dikagetkan dengan kehidupan dunia yang sangat berbanding jauh dengan kehidupan kerajaan yang pernah dijalaninya.

Ling Er adalah permaisuri kerajaan Qi yang meninggal karena diracuni oleh salah satu selir kaisar yang membencinya. Di dalam kebingungannya beradaptasi dengam dunia barunya itu, ia juga dihadapkan dengan seorang pria yang berparas sama dengan kaisar yang sangat dicintainya.

Pria itu adalah Alexander Matthew Kim, CEO Diamond Kim. Sayangnya, pria itu bukanlah pria yang sama dengan kaisar Qi yang dikenalnya.

Apakah Ling Er bisa bertahan hidup di dunia barunya itu? Akankah dia menemukan cinta sejatinya? Apakah Ling Er dapat melupakan cinta di kehidupan lampaunya?

Cerita ini hanya fiktif belaka dan tidak ada hubungannya dengan sejarah kerajaan manapun, semua hanya hasil imajinasi dari author.

Jangan lupa klik Love dan follow untuk mengikuti ceritaku.

Terima kasih.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Awan putih berayun-ayun di langit biru Kerajaan Qi. Bunga plum merah muda berguguran tertiup sapuan angin yang berhembus. Dahan pohon bunga plum itu melambai-lambai pelan seolah menyapa sepasang muda-mudi yang sedang duduk di bawahnya. Seorang wanita cantik dalam balutan hanfu berwarna putih dengan bordir bunga plum berwarna merah muda sedang tidur di atas pangkuan seorang pria tampan yang juga memakai hanfu berwarna putih kombinasi emas sedang menyenderkan punggungnya di bawah pohon itu sambil memperhatikan wanita di pangkuannya. "Ling Er," panggil pria itu kepada wanita yang tidur di pangkuannya. Wanita yang dipanggil Ling Er itu membuka matanya perlahan dan berusaha menatap pria di depannya yang menundukkan wajahnya. Wajah pria itu tidak terlihat begitu jelas karena terhalang cahaya matahari di depannya. Kedua tangannya menghalangi cahaya matahari yang masuk ke dalam bola matanya. Pria itu menurunkan tangan Ling Er dan tersenyum. Tanpa ijin wanita itu, pria itu mengecup bibir mungil miliknya dengan lembut. Ling er membulatkan matanya kaget. Setelah mengenal sosok pria yang menciumnya saat ini, ia pun membalas ciuman dari pria itu hingga pria itu melepaskan bibirnya perlahan. "Yang Mulia, apa Anda terus menungguku di sini hingga aku terbangun dari tidur?" tanya Ling Er kepada pria itu yang merupakan penguasa kerajaan Qi, Kaisar Qi Feng. Qi Feng menarik ujung bibirnya dan tersenyum lembut. "Tentu saja. Aku terus membangunkanmu, tetapi Permaisuriku yang cantik ini tidak bergeming sama sekali. Apa yang sedang kamu mimpikan hingga kamu tidak mau bangun dari tidurmu?" tanya Qi Feng kepada Permaisurinya, Ling Er. Ling Er bangun dari tidurnya dan duduk di samping Qi Feng. Ia menyenderkan kepalanya di bahu pria itu. "Tentu saja aku memimpikanmu, Yang Mulia," tuturnya dengan manja. "Oh, benarkah? Coba aku lihat apa kamu berbohong atau tidak?" ucap Qi Feng seraya menarik dagu Ling Er ke hadapannya. Ia menatap mata wanita itu dengan penuh cinta dan tersenyum. Wanita itu pun membalas tatapannya dan memanyunkan bibirnya. "Aku mana berani berbohong kepadamu, Yang Mulia," ucap Ling Er cemberut. "Anda adalah Kaisar di kerajaan ini. Siapa yang berani membohongimu," lanjutnya sedikit kesal karena Qi Feng tidak mempercayai ucapannya. "Hahahaha … Ling Er, mulutmu sungguh manis. Aku suka. Apa kamu marah padaku? Tadi aku hanya bercanda. Aku selalu mempercayaimu, Permaisuriku," bujuk Qi Feng seraya menarik wajah wanita yang cemberut di depannya dan menciumnya dengan lembut. Ling Er mendorongnya pelan dan menundukkan wajahnya yang memerah, "Yang Mulia selalu saja seenaknya," ucap Ling Er sebal, tetapi dirinya senang mendengar ucapan Qi Feng padanya. Tiba-tiba Ling Er teringat dengan mimpi yang barusan ia alami, ia menatap wajah Qi Feng dengan seksama membuat pria itu sedikit risih. "Kamu kenapa?" tanya Qi Feng heran. "Ah tidak … tidak apa-apa," ucap Ling Er mengurungkan niatnya untuk bercerita kepada Qi Feng. Ia takut Qi Feng berpikiran yang bukan-bukan kepadanya. Ketika tertidur tadi, Ling Er bermimpi tentang dirinya dan Qi Feng, tetapi yang anehnya adalah tempat di mana mereka berada saat itu sangat jauh berbeda dengan Kerajaan Qi. Begitu juga dengan pakaian dan style rambut mereka. Semua terasa asing baginya. Ling Er merasa mungkin itu hanya sekedar mimpi dan tidak perlu menceritakannya kepada Qi Feng. Takutnya malah Qi Feng menertawakannya dan berpikir dirinya sudah tidak waras. Sebenarnya bukan sekali ini saja ia bermimpi aneh, tetapi dirinya tidak berani mengungkapkannya kepada Qi Feng. ***** Di Paviliun Lotus. Terdengar bunyi pecahan kaca dan beberapa barang yang dilempar ke lantai. Seorang wanita sedang melampiaskan amarahnya dengan barang-barang di sekitarnya dan dua orang pelayan wanita yang berlutut di hadapannya sambil menundukkan kepala. "Ling Er! Selalu saja Ling Er!" teriak wanita itu dengan wajahnya yang memerah karena marah. Wanita itu adalah Selir Yuan Rong. Sejak dulu Selir Yuan Rong tidak menyukai Permaisuri Ling. Ia selalu merasa iri dengan Ling Er yang selalu mendapatkan perhatian dan cinta dari Kaisar Qi. Hari ini pun ia mendapatkan kabar dari istana Permaisuri bahwa Ling Er sedang mengandung anak dari Kaisar Qi. Mendengar hal itu, Selir Yuan Rong semakin membenci Ling Er. Ia takut Ling Er semakin dimanja oleh Kaisar Qi setelah memiliki keturunan darinya, apalagi kalau anak yang lahir berjenis kelamin laki-laki, maka anak itu akan menjadi Putera Mahkota Kerajaan Qi. Yuan Rong tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Terlintas ide jahat di dalam pikirannya. Secara diam-diam, Selir Yuan Rong masuk ke dapur istana dan memasukkan racun di dalam makanan kesukaan Ling Er. Tidak berapa lama, seorang pelayan dari istana Permaisuri datang ke dapur istana dan mengambil mangkuk berisi sup sarang burung yang telah dicampur racun oleh Selir Yuan Rong. Ia mengantarkannya dan memberikannya kepada Ling Er. "Permaisuri Ling, ini sup sarang burung kesukaan Anda," ucap pelayan setia Ling Er yang bernama Xiao Lan. Tanpa menaruh curiga, Ling Er meminum sup itu tanpa sisa. Tidak perlu menunggu lama, racun itu langsung bereaksi di tubuhnya beberapa menit setelah ia menghabiskan sup itu. Ling Er memuntahkan darah hitam dan nafasnya mulai tidak beraturan. Xiao Lan kaget melihat majikannya memuntahkan darah, tubuhnya bergetar dan lemas. Ia segera memanggil para pelayan lain di dalam istana Permaisuri untuk segera memanggil tabib dan Kaisar Qi. "Permaisuri Ling, sadarlah. Tolong jangan membuat hamba takut," ucap Xiao Lan menangis sambil memangku tubuh Ling Er. Bibir Ling Er sudah mulai menghitam akibat reaksi dari racun tersebut. Kaisar Qi yang mendengar kabar Permaisuri kesayangannya diracuni segera meninggalkan sidang pertemuan dengan para menteri dan bergegas pergi ke istana Permaisuri Ling. "Bagaimana kondisinya Tabib Lin?" tanya Qi Feng kepada tabib istana, Lin Meng. Tabib Lin hanya menghela nafas dan menggeleng pelan. "Maafkan hamba yang tidak mampu ini, Yang Mulia. Racun di dalam tubuh Permaisuri Ling begitu kuat. Janin di dalam tubuhnya sudah tidak ada dan …." Tabib Lin sedikit ragu dan takut untuk melanjutkannya. Qi Feng menatap Tabib Lin dengan tajam. "Dan apa?" tanyanya dengan dingin kepada Tabib Lin. Tabib Lin segera berlutut dan membungkukkan tubuhnya di depan Qi Feng. "Per-Permaisuri tidak memiliki banyak waktu lagi dengan racun yang sudah menyebar ke seluruh tubuhnya," ucap Tabib Lin gemetar. Qi Feng murka mendengarkan vonis yang diucapkan dari mulut Tabib Lin. Ia menarik baju Tabib Lin hingga membuatnya berdiri. "Buat penawarnya sekarang atau kepalamu menjadi taruhannya!" perintah Qi Feng geram. Mendengar hal itu, tubuh Tabib Lin bergetar, tetapi apa daya dirinya tidak bisa menawarkan racun itu dan racun itu begitu cepat menjalar ke seluruh peredaran darah di tubuh Permaisuri Ling. "Ma-maafkan hambamu ini yang tidak mampu, Yang Mulia," ucap Tabib Lin dengan terbata-bata. Qi Feng marah mendengar ucapan Tabib Lin yang tidak berdaya. Ia melempar tubuh Tabib Lin hingga tersungkur di lantai. "PENGAWAL! BAWA TABIB LIN DAN SELURUH KELUARGANYA KE PENJARA BAWAH TANAH! EKSEKUSI MEREKA SEKARANG!" perintah Qi Feng murka. Baru kali ini Qi Feng menurunkan dekrit yang semena-mena karena ia tidak dapat berpikir jernih saat ini. Beberapa pengawal masuk dan menyeret tubuh Tabib Lin yang lemas mendengarkan titah dari Kaisarnya. "YANG MULIA … AMPUNI HAMBA, YANG MULIA! HAMBA TIDAK BERSALAH YANG MULIA!" teriak Tabib Lin memohon sebelum diseret dari ruangan itu. "Ya-Yang … mu … lia," lirih Ling Er yang masih setengah sadar memanggil Qi Feng. Ia mendengar titah yang diucapkan oleh pria itu. Qi Feng segera mendekat dan duduk di pinggir tempat tidur Permaisurinya, menggenggam tangan Ling Er dengan erat. "Ling Er," ucap Qi Feng dengan lembut. Amarahnya seakan lenyap berhadapan dengan pujaan hatinya itu. "Le-lepaskan … Ta-tabib … Lin …, Ya-yang Mulia," pinta Ling Er bersusah payah dengan nafas terputus-putus dan air mata berlinang di pipinya. Ling Er memohon kepada Qi Feng karena ia tahu Tabib Lin tidak bersalah dan tidak ingin Qi Feng menggunakan kekuasaannya seperti itu demi dirinya. Racun yang menyebar di tubuhnya membuat seluruh tubuhnya sakit dan dirinya sulit untuk bernafas. Qi Feng hanya mengangguk dan mencium jemari Ling Er di tangannya. Cairan bening telah menumpuk di setiap sudut mata Qi Feng. Ia tak kuasa untuk membuka suaranya, karena tidak ingin Ling Er melihatnya menitikkan air mata. Bibirnya bergetar pelan dan ia mengigit bibirnya sedikit untuk menenangkan dirinya. "Ya-Yang … Mulia ... Ma-maafkan aku ti-tidak … bisa … me-menemanimu la-lagi .... A-aku … me-mencintaimu," ucap Ling Er bersusah payah mengucapkan kalimat itu untuk terakhir kalinya. "Aku … aku juga mencintaimu, Ling Er … Bertahanlah! Aku pasti akan menemukan orang yang bisa menyembuhkanmu!" timpal Qi Feng berusaha menguatkan wanitanya. Ling Er hanya tersenyum mendengarkan ucapan dari pria yang sangat ia cintai. Ia tahu waktunya di dunia itu sudah habis. 'Semoga di kehidupan berikutnya, kita bisa bersama dan kamu hanya menjadi Kaisar milikku seorang,' batin Ling Er yang sudah tak kuasa untuk membuka suaranya. Dengan perlahan mata wanita itu menutup dan tidak terbuka lagi. "LING EERRRR!" Suara tangis Qi Feng pecah ketika melihat Ling Er menutup matanya dan tidak merespon panggilannya. Ia terus berteriak memanggil namanya berharap ia bangun dan mengatakan kepadanya bahwa ini hanyalah gurauan, tetapi ternyata dirinya harus menerima kenyataan bahwa wanitanya telah pergi untuk selamanya …. *** Qi Feng menatap tubuh wanita yang ia cintai terbujur kaku di dalam sebuah kotak persegi panjang yang terbuat dari batu marmer dengan ukiran burung phoenix di sekeliling kotak itu. Burung phoenix merupakan burung legendaris yang melambangkan keagungan seorang Permaisuri di kerajaan China di masa itu. Qi Feng menggenggam liontin giok berukiran naga berbentuk setengah bulan sabit di tangannya. Ia menatap liontin itu lama dan meletakkannya di dalam tangan gadis itu yang mulai kaku. "Ling Er, di kehidupan berikutnya aku pasti akan menemukanmu," tutur Qi Feng mengucapkan janjinya kepada gadis itu untuk terakhir kalinya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.1K
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M
bc

Dependencia

read
186.2K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
601.5K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.1K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook