bc

HIGH Secret Admirer

book_age16+
216
FOLLOW
1K
READ
HE
humorous
heavy
ambitious
poor to rich
like
intro-logo
Blurb

Marcellinus Bima Leander seorang pemimpi yang ingin menjadi tentara, pertanyaan dari sang ayah pada Marcellinus yang saat itu masih berusia 6 tahun. Marcellinus atau yang sering di panggil Bima di keluarganya ini mempunyai alasan kuat kenapa ia ingin sekali menjadi seorang tentara. Ia mengatakan pada ayahnya dirinya ingin mengubah nasib hidup ayah dan bundanya, dengan menjadi seorang tentara ia yakin bisa untuk melakukan itu. Menginjak usianya yang ke 11 tahun, ayah Marcellinus meninggal dunia meninggalkan Marcellinus dan ibundanya yang sampai saat ini menjanda. Dari usia 11 tahun Marcellinus merasakan perubahan drastic kehidupannya yang semakin terpuruk dan miris ekonomi. Hingga di umur yang masih sangat muda ia memberanikan diri untuk berjualan ke pasar sampai dirinya menginjak masa remaja dia terus berjualan dan mencukupi sedikit demi sedikit kebutuhan ibu dan dirinya.

chap-preview
Free preview
Dialah Marcellinus
Marcellinus Bima Leander seorang pengusaha muda di bidang makanan dan property. Ia masih merintis usahanya meski kali ini terbilang sudah lumayan, setidaknya dia sudah mengantongi uang 15 juta bersih per bulan dari usahanya itu. Kehidupannya bisa dibilang biasa-biasa saja, tidak ada yang special baginya. Pria yang sering di sapa Marcellin itu hidup bersama ibunda tercintanya di rumah baru yang sudah ia bangun sendiri untuk tempat tinggal mereka berdua. Rumah tidak terlalu mewah namun sudah sangat layak untuk di tinggali dari pada rumah sebelumnya.   Saat Marcellin masih duduk di bangku SMA ia mempunyai banyak teman, semua teman dekat dengannya dan selalu berada di pihak Marcellinus meski mereka tahu bagaimana keadaan hidup Marcellinus yang susah.   Di satu waktu seorang siswi yang merupakan teman sekelasnya terlihat menatap foto gadis cantik di handponenya, hal itu membuat mata Marcellin berbinar. “Siapa dia?” lirih Marcellin sangat pelan namun terdengar oleh si pemilik ponsel itu   “Ah! Apaan sih Marcellin main ngintip-ngintip aja liat ponsel gue!” kesal Nur yang langsung menyembunyikan ponsel di dadanya   Marcellin tersenyum malu ia menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal “Barusan lo liat foto siapa Nur?”   “Hah foto? lo liat emangnya? Kenapa senyum-senyum? Jangan-jangan lo suka ya sama cewek yang ada di foto barusan hah?” geger Nur membuat semua teman sekelas kini menatapi Marcellin dengan senyuman menggoda   “Siapa-siapa Nur? Ahh akhirnya Marcellin bisa juga suka sama cewek”   “Iya coba lihat siapa emangnya!”   Marcellin terlihat bingung “Ahh jangan ikut campur! Lanjutin aja kegiatan kalian, ikut campur urusan orang aja!” kesalnya   Faktanya Marcellinus ini adalah idaman semua siswi-siswi di SMAnya. Bahkan anak-anak kelas 10 dan 11 selalu memenuhi luar kelas Marcellinus hanya untuk melihatnya saat jam istirahat. Namun faktanya Marcellinus belum pernah pacaran atau menyukai salah satu siswi di SMAnya, tidak ada rumor seperti itu tentang Marcellinus. Dan kabar kali ini tentunya sangat membuat geger teman kelasnya.   “Ih Marcellin malu-malu wkwk, jangan-jangan dari kelas 10 atau 11 ya?”   “Iya cerita dong Nur ih ko diem aja!”   Nur tersenyum dan menggelengkan kepalanya “Bukan, cewek ini bukan dari sekolah kita kok. Dia sepupu gue Aurellia Carrisa dia sekarang kelas 11 di SMA Utama gila ya gue lihat dia jadi model sekolah cantik banget sumpah”   “Apa? Aurellia itu ya? Anjir gue juga tau kalo diamah”   “Cantik, ramah, penyayang lagi iya kan Nur?”   Nur mengangguk “Bener banget”   “Lihat dong fotonya” mereka berlarian mendekat ke Nur dan melihat fotonya   “Sumpah cantik banget ini”   “Aduh pantesan aja Aurellia, gimana Marcellin engga jatuh hati? Baru lihat fotonya aja” Marcellin terdiam “Aurellia Carrisa ya?” gerutunya pelan   “Udah lah Marcellin lo jangan coba-coba deketin dia, ya harus gue ingatkan dari sekarang dia itu udah punya cowok. Cowoknya itu anak kampus, tajir dan lumayan ganteng lah hitam manis gitu” gerutu Nur   Semua siswa dan siswi disana menatap Nur kesal “Ganteng apa nya anjir! Di bandingin sama Marcellin cowok nya si Aurellia kalah jauh lah”   “Bener Marcellin menang telak! Mending lo tikung aja deh Marcellin” ujar siswa menatapi Marcellin dengan senyuman   Marcellin tersenyum tidak percaya “Kalian itu ngomongin apa sih? Gila ya kalian”   “Alah lo suka kan sama Aurellia? Hmm sebenarnya sih cowok-cowok di SMA ini pasti suka dan tau sama dia. Cuman ya ini karena demi lo temen sekelas kita yang udah ngejomblo dari lahir kita cowok-cowok dari kelas lo akan mundur dan lo harus kejar Aurellia, kita semua pasti dukung lo buat dapetin dia” ujar Muhlis si ketua kelas   Semua pria di kelas itu tersenyum dan menatapi Marcellin percaya “Oke bro tikung abang-abang kampus itu!” teriak mereka   “Hey! Kalian sadar gak sih? Itu artinya kalian doain sepupu gue putus sama cowoknya hah?” teriak Nur kesal   Semua siswi menatap Nur serius “Bagus juga kalo putus kan Nur, nanti Marcellin punya celah buat dapetin Aurellia”   “Heem lagian Marcellin jauh lebih cocok ko sama dia, Marcellin ganteng dan Aurellia nya cantik” sahut siswi yang lain   Nur menatap teman temannya kesal “Tapi engga gitu juga! Kalau Aurellia itu sama pacarnya sekarang udah saling menyayangi banget gimana? Lagian ya kalau dari fisik Marcelline emang menang banget tapi kalau dari segi materi ahh gue gak bisa lanjutin” gerutunya membuat Marcelline terdiam seketika   Teman teman cowok menatapi Marcellin kasihan “Nur!” bentak Muhlis menatapi Nur kesal “A-apa? Gue salah ngomong ya?” lirih Nur terlihat menyesal dengan perkataannya dan kini menatap Marcellin kasihan   Marcellin bangun dari duduknya dan berlalu pergi “Jangan menyesal dengan perkataan lo Nur, toh semua yang lo katakan emang fakta” ia keluar dari kelas   “Nur lo bener-bener kelewatan tau! Kita semua tahu ko keadaan materi Marcellin gimana tapi seenggaknya jangan perjelas semuanya lagi dong, itu akan membuatnya semakin engga percaya diri” tegas Muhlis lagi   Siswi-siswi yang berada di samping Nur terlihat membuang nafas berat “Nur jaga perasaannya Marcellin, kita semua tahu keadaan dia gimana dan lo juga tahu kan bagaimana sulitnya dia buat hidup. Seenggaknya beri dia semangat meskipun belum tentu dia bisa mencapainya atau tidak” lirih Bella   “Ya maaf semuanya, gue udah keterlaluan sama Marcellin. Gue Cuma kesel sama kalian yang seakan-akan mendoakan sepupu gue buat sedih gue engga mau Aurellia sedih karena putus dari pacarnya sekarang”   “Sebaiknya lo minta maaf nanti sama Marcellin” ujar Muhlis memegangi bahu Nur Nur mengangguk dan menatap ke luar “Gue udah sangat keterlaluan” gerutunya dalam hati   Di atap sekolah…   “Apanya yang beruntung? Punya wajah ganteng tapi nasib buruk tetep aja engga berguna kan? Dan selalu jadi cemoohan, tidak di keluarga atau pun di sekolah. Gue rasa wajah ini membuat hidup gue semakin rumit”   “Gue heran kenapa anak-anak di sekolah ini sangat mengidolakan gue”   “Marcellinus Bima Leander, harus apa lo supaya bisa dianggap berguna? Dan layak?”   “Aurellia Carrisa?” Marcellin tersenyum manis   Ia kemudian membuang nafasnya “Ijinkan gue Marcellinus untuk bisa merebut lo dari siapapun, karena gue rasa Cuma lo yang bisa gue kejar. dan jalan untuk bisa mengejar lo adalah…”   “Kesuksesan”   “Gila! Bisa seoptimis ini gue, padahal gue Cuma lihat foto dia sebentar bisa jadi sesemangat ini”   “Gak sabar gue lulus dan daftar masuk militer dengan uang yang selama ini udah gue kumpulkan, hahhh meski masih belum cukup. Setelah gue punya pangkat seenggaknya mungkin Aurellia bisa menerima cinta gue dan meninggalkan anak kampus itu haha”   Cita-citanya sejak dulu adalah untuk menjadi tentara militer, supaya bisa berguna bagi keluarganya dan tidak menjadi lagi beban. Namun sebuah insiden membuat impian itu hancur seketika. Hingga akhirnya setelah lulus SMA ia memutuskan untuk menjadi pengusaha dengan berjualan makanan, tidak ada gengsi baginya sama sekali. Yang terpenting baginya adalah untuk dirinya dan ibunya bisa bertahan hidup saja itu sangat puas. Hingga akhirnya dia dipertemukan dengan Aurellia Carrisa yang telah lama dia sukai.   Flashback masa SMA Marcellin..   “Pulang! Pulang! Pulang!” begitu lah teriakan-teriakan dari semua siswa kelas yang ada disana   Marcellinus membereskan buku-buku di mejanya dan memasukannya ke dalam tas. Semua siswi sudah pulang dan tersisa siswa-siswa.   “Marcellin? Ikut futsal gak nanti sore?” Tanya Wahyu menatap nya dengan tersenyum Dia menatap teman-temannya yang kini terlihat sangat berharap padanya “Ahh futsal ya? Kayaknya kali ini gue engga bisa deh” “Kenapa? Ada masalah?” Tanya Muhlis khawatir   Marcellin menggeleng “Engga. Tapi gue akan bayar biaya masuknya kok, takutnya kalian bayar kurang” Marcellin mengeluarkan uang disaku nya selembar 10 ribu rupiah lalu ia membawa tas nya untuk pulang   “Nih bawa ya Muhlis” senyum Marcellin lalu pergi   Muhlis terlihat bingung “Tapi, lo gak usah bayar kalo engga mu ikut Marcellin” teriak Muhlis melihat Marcellin yang mulai pergi   “Udah lah bawa aja” senyum Marcellin “Gue gak enak sama kalian, udah 3 kali gue engga ikut futsal sorry ya, dan lo Wahyu! Jangan kebanyakan ngelamun nanti kecentang lagi haha” ia kemudian pergi   Wahyu tertawa “Anjir! Masih aja inget kejadian itu haha”   “Gue khawatir sama Marcellinus, apalagi dia kan lagi nabung buat daptar masuk militer setelah lulus. Jangan jangan ini uang tabungannya” gerutu Muhlis menatap uang 10 ribu itu   Dian mendekat ke arah Muhlis “Gue punya ide! Gimana kalau kita nabung minimal 5 ribu setiap hari buat dia daftar militer. Ya meski pun nanti tabungannya sedikit seenggaknya kita harus bantu dia kan”   “Benar, kita semua 15 orang ya. Jadi sehari bisa simpan 75 ribu buat dia” gerutu Muhlis berpikir   “Tapi kalian semua setuju dengan ide ini?” Tanya Muhlis lagi                                   Semua siswa mengangguk “Setuju!”   “Ya Setuju dong, Marcellin itu teman kita apalagi dia sering banget bantu gue saat butuh uang, bantu kalian juga sering kan? Gue tahu dia bantu pakai uang tabungannya jadi kita harus balas kebaikan dia” jelas Wahyu   Dian mengangguk “Oke mulai besok kita nabung!”   “Ya!!” teriak teman-teman   ***** Marcellinus berjalan santai melewati jalanan berbeda dengan siswa dan siswi lainnya yang membawa kendaraan, Marcellinus memilih jalan kaki dikarenakan juga jarak dari sekolah ke rumahnya itu lumayan dekat.   “Dua juta seratus ribu dikurangi sepuluh ribu, artinya tabungan gue sekarang dua juga Sembilan puluh ribu” gerutu Marcellin sembari berjalan santai   Ia kemudian membuang nafasnya berat “hahhh, masih sangat jauh nominalnya padahal sebentar lagi gue lulus” lirihnya   “Bagaimana pun juga mereka tetep teman gue, jika masih bisa gue harus bantu mereka” lirihnya lagi   “Ahh bagaimana kehidupan gue selanjutnya ya? Mungkin tahun depan gue udah masuk tentara” senyumnya bangga   Marcelline membuang wajahnya “Ah gila! Jangan dulu ngehayal gue harus secepatnya kumpulin dulu uangnya” ia kemudian berlari dan segera masuk ke dalam rumahnya yang sangat kecil dan sudah lusuh   “Marcellinus pulang bu” ujar nya lalu membuka pintu   Ia kemudian masuk ke dalam rumahnya “Ko, sepi ya? Ibu lagi ngapain ya?” ia berjalan menyusuri rumah yang hanya berkamar satu itu   “Bu.. ibu?” lantangnya mengecek ke kamarnya namun masih tidak ada   Ia pun mengecek ke kamar ibundanya “Tidak ada, dia kemana ya?” pikir nya   “Tidur dulu sebentar ahh, sebelum gue siapin semuanya” ia merebahkan dirinya di sofa yang menghadap ke layar televisi   Ia mengambil remote yang ada di meja dan menyalakannya, tiba-tiba saja siaran tv yang berlangsung ternyata latihan para tentara yang berbaris mendengar perintah sang komando. “Gua di masa depan ahaha” senyumnya bangga dengan bergaya so keren   Beberapa menit akhirnya acaranya iklan dan berlanjut ke acara yang lain “Aurellia Carrisa” ujarnya kemudian tersenyum tipis   Ia membuka ponsel di saku seragamnya “Pasti dia punya f******k atau **” gerutunya sembari mengetikan nama Aurellia di papan pencarian   “Yap! Ketemu, kayaknya ini nih” ia segera mengklik nama Aurellia Carrisa yang muncul dibagian atas dengan foto profil berlatar perbukitan indah di Yogyakarta   Marcellinus mengklik foto profil itu dimana Aurellia Carrisa sedang duduk di atas mobil Jeep dengan outfit menarik . “Sedang Stady tour ya? Memang benar kata mereka semua, dia cantik seperti model saja” senyumnya lagi bergumam   Marcellinus menscroll ke bawah untuk melihat foto-foto atau status yang sempat dia unggah. Terlihat beberapa foto kece ala selebgram yang Aurellia posting dan ternyata disukai oleh ribuan pengguna f******k “Wow, jumlah yang cukup banyak like menurut gue yang sama sekali belum pernah memposting foto apa pun”   “Oke.. lanjut”   Dan jepp! Hati Marcellinus terasa tersambar petir setelah melihat salah satu foto Aurellia yang sedang bersama seorang lelaki berkemeja putih dan bergaya ala anak kampus. Latar foto diambil dari suasana kampus yang asri dan mewah.   Di caption nya Aurellia mengatakan “Selamat akhirnya kamu diterima di kampus yang sudah kamu dambakan selama ini, semangat belajar dan tetap jaga diri. lovyuu” begitulah isi dari captionnya yang di bawahnya ada tanda tag Jessen Prakasa   “Jesen Prakasa?” gerutu Marcellin “Kayaknya nama ini engga asing”   Ia mengklik profil Jessen Prakasa dan meminta pertemanan padanya, begitu pun pada Aurellia ia juga meminta pertemanan.   “Apa ini tidak terlalu jelas? Gue add mereka berdua di waktu yang sama? Ahaha kepikir gak ya kalau gue mau rebut Aurellia? Ah masa iya, gue masih becanda soal merebut tapi rasa-rasanya Aurellia itu tipe gue selama ini” gerutu Marcellinus perlahan   Sebuah tangan tiba-tiba mendekat ke arah telinganya, dingin dan membuat  Marcellin kaget bukan main. “Ahhhh” teriaknya terdengar begitu sangat keras “Ha-hantuuu” Marcellin menjauh dengan mata yang tertutup   “Apa hantu hantu hah? apa juga yang barusan kamu bilang Bima? Rebut? Rebut cewek ya? Jangan main main sama yang namanya cewek dulu sebelum kamu sukses! Kamu harus berguna dulu buat keluarga dan stop menjadi beban! Ingat itu” teriak ibu Marcellinus keras   Marcellinus menunduk “Satu lagi yang membuat percaya diri gue hilang, sebenarnya tidak ada satu pun yang bisa membuat gue bangkit dengan semangat kecuali cita-cita gue” pikir nya dalam hati   “I-iya bu” lirih Marcellinus pelan

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Life of Mi (Completed)

read
1.0M
bc

Scandal Para Ipar

read
692.7K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

Marriage Aggreement

read
80.1K
bc

JANUARI

read
37.0K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Sang Pewaris

read
52.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook