bc

Sir, Be Gentle On Me

book_age16+
415
FOLLOW
2.1K
READ
dark
CEO
twisted
bxg
city
abuse
enimies to lovers
cruel
like
intro-logo
Blurb

Rating : 18+

Adelle, seorang wanita serakah yang mempunyai julukan The Greedy Fox. Ia bangsawan Cameron kaya raya yang paling berpengaruh di Heavennese. Pekerjaannya hanya wara wiri mencari barang antik dan perhiasan mahal. Tak mengherankan jika ia masuk ke dalam jajaran High Collector. Yaitu orang-orang kelas atas yang mempunyai banyak koleksi dan rela membuang banyak uang demi barang antik.

Wanita angkuh dan sombong yang hanya tertarik dengan dua hal di dunia. Harta dan benda antik.

Tapi semua ketertarikannya pada harta harus luluh setelah ia bertemu dengan Christian. Siapakah Chriatian ini? Cari kelengkapan kisahnya di novel ini.

Note :

Halo semua. Saya Audy, untuk cerita ini saya revisi dan tidak lagi bercerita tentang kekerasan dan kriminal ya. Karena plot awal agak rancu dan bahaya untuk pembaca di Innovel. Kalo saya paksa lanjutkan plot itu, takutnya setiap bab isinya taburan bintang aja. Kan jadi j***k dan gak enak dibaca.

Dan untuk plot ini, InsyaAllah aman untuk dibaca. Masih ada adegan actionnya kok. Dan saya pastikan novel ini bisa dibaca di kalangan 16 tahun ke atas. Ceritanya romantis dan lucu.

Saya harap, kalian semua tidak keberatan ya dengan perubahan ini. Karena demi kenyamanan kita bersama

chap-preview
Free preview
Bab 1. Lelucon
“1,2!” “Penawaran pertama peserta nomor 67! 1,2! 1,5?” “3!” “3,5.” Suasana ramai di sebuah ballroom dengan nuansa abad pertengahan ini cukup membuat seseorang risih disana. Adelle Cameron, wanita berambut hitam tergerai indah itu berdiri agak jauh dari kerumunan. Iris mata amber itu menatap bosan ke arah panggung saat mulutnya sejak tadi sibuk mengumpat. “3.5! Harga tertinggi 3.5! Ada lagi? 4?” “Ayolah! Apakah tidak ada yang bisa mengalahkanku?” Adelle bersumpah saat ini ia ingin sekali tertawa mendengar seorang pria gemuk menantang untuk mengalahkan patokan lelangnya. Adelle sendiri mau saja ikut memasang harga, tapi tentu harus sesuai dengan barang. Tapi barang yang terpajang di dalam kotak kaca itu hanya sebuah piring antik porselen yang sekali lirik saja Adelle enggan melirik lagi. Adelle sendiri sudah melihatnya langsung dan memang piring antik itu memang asli. Tapi yang benar saja! Ia ingin sesuatu yang mewah! Yang lebih mahal dari itu. Sesuatu yang sangat mencolok dan tak ternilai harganya. Ia sanggup membayar mahal jika ada benda seperti itu. “Kau yakin tidak ingin piring itu?” Adelle mendengus dan tertawa kecil. Suara Sullvian yang menginterupsi menarik sedikit perhatiannya. Apa yang menarik dari piring antik itu? Adelle sendiri tidak tahu kenapa ada saja orang tertarik mengoleksi piring. Bahkan ibunya saja punya selera tinggi untuk mengoleksi perhiasan. Adelle meletakkan gelas champagne di atas nampan pelayan yang baru saja lewat di sampingnya. Perhatiannya kini tertuju pada sebuah kalung dengan tiga permata dari batu sapphire yang terletak di barisan paling depan barang antik lain. “Apakah pecahan piring itu bisa dijadikan perhiasan?” Tanyanya dengan nada sinis seperti ia tidak setuju dengan bagaimana cara orang kaya menghabiskan uangnya. Sullvian tertawa seraya menyalakan pemantik untuk rokoknya. “Apa kau bisa masak? Gunakan piring itu jika kau ingin makan dengan nuansa kerajaan di rumahmu.” Adelle memutar matanya malas. Lebih baik ia mengoleksi perhiasan karena daya jualnya tinggi ketimbang peralatan makan. Sebagai kolektor barang antik, tentu saja Adelle perlu mengatur pengeluaran uangnya.  “Maaf, tidak tertarik. Benda seperti itu tidak cocok masuk ke dalam museumku.” Sullvian tidak lagi merespon dan lebih memilih untuk menenggelamkan diri dengan rokoknya. Pikirannya sudah dibuat melayang dan terbebani oleh benda-benda antik itu. “Setiap kali aku berdiri seperti ini memandangi benda indah itu, aku selalu teringat dengan mendiang istriku. Kau tahu? Dia yang membuatku suka dengan benda-benda antik seperti itu.” Kata Sullvian membuat sudut bibir Adelle tertarik sedikit. Bibir penuh yang telah dipoles lipstik merah marun itu tersenyum kecil. “Mari kita dapatkan benda-benda indah ini, Sulli.” Kata Adelle membuat Sullvian tertawa renyah. Sullvian membungkukkan sedikit punggungnya sembari menyentuh dadanya seperti seorang gentleman. “As your wish, my Lady.”  Adelle kembali menunggu dan berusaha sabar walaupun kakinya sudah mulai pegal berdiri terus selama hampir satu jam lebih. Seharusnya ia mengikuti saran Alden untuk menetap di mobil selagi pelelangan barang antik utama belum dilelangkan. Dan juga suasana pelelangan ini sudah seperti pasar ikan saja karena hebohnya semua orang berebut barang antik. Adelle sudah merasa kepalanya pening sampai ia mengalihkan tatapan matanya untuk mencari minuman. Tapi tiba-tiba seorang pria tampak menatapnya sambil tersenyum menghampirinya.  “The Greedy, Nona Adelle Cameron. Apakah Anda menikmati pertunjukan hari ini? Jarang sekali aku punya kesempatan untuk bertemu dengan Anda, My Lady.”  Pria berbibir tipis itu meraih tangan Adelle lalu mencium punggung tangannya. Adelle mati-matian untuk tidak buru-buru melayangkan tendangan ke arah pelipis pria itu dan memasang senyum kecilnya sebagai tanda agar pria itu berhati-hati dengan tindakannya. “Aku tidak memberi kesempatan pada orang seperti Anda untuk bertemu denganku, Tuan Barley.” Kata Adelle pedas sekali. Kata-kata menusuk yang keluar dari mulutnya sedikit membuat Sullvian tergerak untuk mundur beberapa langkah sambil terus merokok.  “Lelucon Anda berkelas sekali, Nona Adelle.” Kata pria bernama Barley itu sambil tertawa.  Adelle tidak suka sekali dengan tatapan Barley. Apa maksud pria itu menghampirinya dan menyambutnya dengan julukannya di acara pelelangan ini? Jika ia ingin berbicara sopan dengannya, seharusnya ia memanggil nama saja. Tidak perlu dengan julukan. Barley yang memanggil julukannya seperti itu seakan-akan ujung lidahnya sedang mengejeknya. Senyuman menjijikkannya itu juga sama saja. Membuat Adelle merasa iritasi sekali ada di dekatnya. “Aku tidak pernah mengatakan omong kosong seperti itu, Tuan Barley. Apakah Anda ada perlu denganku?” Tanya Adelle menaikkan kedua alisnya. Ekspresi wajahnya seakan tidak tertarik dengan keberadaan Barley disekitarnya.  Dan itu jelas melukai harga diri Barley. Hilanglah senyuman ramah yang tadi ia perlihatkan untuk Adelle. Masih bagus dia datang menyapanya malam ini. Dengan mulut menahan u*****n, Barley melangkah mendekat sampai jarak mereka benar-benar menipis. "Aku peringatkan padamu, Adelle Cameron. Sebaiknya kau jaga perkataanmu sebelum aku hancurkan mulut siala*n mu itu dengan sepatuku. Dasar wanita jalan*." Kata Barley lengkap dengan desisan menahan amarah. Urat-urat di dahinya bahkan sampai terlihat saat berbicara tadi.  Sullvian segera mendorong Barley agar menjauh dari Adelle sampai pria itu mundur beberapa langkah. Adelle yang tengah diancam dengan kata-kata kotor Barley lantas tertawa kecil.  "Sulli, apa kau dengar makhluk ini baru saja menghinaku?" Tanya Adelle sengaja menunjuk Barley dan menatapnya begitu merendahkan. Barley menggeram emosi. "Dasar jalan*!" Teriak Barley kalap.  Sullvian yang sejak tadi masih menahan diri untuk tidak membuat bokon* Barley dicium mesra oleh sepatunya langsung bergerak. Tapi setelah kalimat makian itu keluar, kewarasan otaknya langsung lenyap tak bersisa. BUAGH!  "Sebaiknya kau jaga perkataanmu kid." Ucap Sullvian sambil membuang puntung rokoknya sembarangan.  Seluruh perhatian langsung tertuju pada Barley yang tersungkur di lantai saat ini. Dia sudah seperti kucing yang terpojok setelah tertangkap basah telah mencuri ikan. Matanya gelisah menatap orang-orang yang memperhatikannya saat ini.  "Kau si tua bangka! Beraninya kau memukulku!" Teriaknya bertambah emosi dan meniru menunjuk Sullvian seperti yang dilakukan Adelle tadi.  Sayangnya tingkah dramatis itu membuat Adelle malu sekali. Pria gila itu yang membuat drama, tapi ia yang menyaksikan merasa malu sampai rasanya ingin pergi saja secepatnya. Demi tuhan, apakah Barley tidak malu bertingkah seperti itu di depan umum? "Sulli, tolong cepat selesaikan ini." Kata Adelle segera menyingkir dari tempatnya berdiri menuju meja kudapan untuk mengambil minuman.  Barley melotot dengan sorot mata berapi-api dan emosinya langsung meledak. Dia secepatnya berdiri dan dengan sadisnya merampas salah satu gelas yang dipegang oleh orang di dekatnya lalu melemparkannya pada Adelle.  "Wanita berengsek!" 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sepenggal Kisah Gama ( Indonesia )

read
5.0M
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
120.7K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
50.5K
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.3K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Skylove (Indonesia)

read
108.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook