bc

MY HUSBAND BILLIONAIRE JERK

book_age18+
220
FOLLOW
1.0K
READ
billionaire
love after marriage
second chance
pregnant
arrogant
manipulative
CEO
evil
city
husband
like
intro-logo
Blurb

Jerome lexius seorang miliarder muda pemikat hati wanita. Segala bentuk hal apapun harus sempurna baginya.

Namun sayang, itu tidak terjadi pada pernikahannya, karena yang ia tahu pernikahannya bersama Bianca sedang berada diambang perpisahan.

Alasan Jerome menceraikan Bianca ternyata adalah alasan yang sama ketika lelaki itu meminangnya.

Bagi Jerome, Bianca tak lebih dari seorang wanita penghibur yang sengaja ia pungut untuk dijadikan istri.

Tekanan batin yang dialami Bianca menjadi awal kehancuran seorang Jerome.

Bianca dan bayi itu hilang karena keegoisannya.

Lalu apakah penyesalan akan menjadi teman sejatinya atau mungkin kesempatan kedua adalah yang terbaik untuknya?

chap-preview
Free preview
1. Pertemuan
"Hei Jerome tumben lo ke sini?" sahutan itu terdengar berseberangan dari tempat berdirinya pria dengan setelan jas kerja yang masih melekat rapih di tubuhnya. Jerome mengernyitkan dahi, mencoba menangkap wajah seseorang yang memanggilnya di tengah keremangan cahaya ruangan. Setelah tahu siapa yang memanggilnya, jerome melangkah mendekati orang itu yang ia yakini adalah karibnya semasa kuliah dulu. "Ternyata lo gak berubah ya Bas, masih aja suka jajan di luar!" sergah Jerome sambil tersenyum miring. Tanpa mau menanggapi, orang itu hanya memutar bola matanya malas. Saat hendak duduk, Jerome menatap risih ke samping kiri dan kanannya, ternyata banyak wanita nakal yang sedari tadi menatapnya dengan pandangan menggoda. Jerome adalah lelaki normal dan sudah pasti ia tergoda, namun sejauh ini pria itu hanya pernah menyentuh pacar-pacarnya yang terdahulu. Sungguh ia sangat anti bermain dengan wanita sembarangan. "Lo lagi cari jajanan juga Jerome?" pertanyaan itu berasal dari Bastian_karibnya yang gak pernah nanggung-nanggung kalo buat dosa. "Ck, lo tau gimana gue!" jawab Jerome. Gelak tawa Bastian terdengar memuakkan di telinga Jerome. Dasar gila! Jerome masih setia menatap sekeliling, seperti mencari-cari sesuatu. Ia bahkan tidak berniat untuk minum malam ini, karena memang bukan itu tujuannya datang ke tempat ini. Merasa jengah karena terus memandang Bastian yang asik sendiri, mencumbu setiap wanita random yang duduk di pangkuannya. Membuat Jerome mual dalam seketika, tanpa banyak berpikir akhirnya ia memilih beranjak dari tempatnya tanpa berpamitan dengan Bastian. Saat sampai di belokan menuju toilet, Jerome mendengar suara seseorang yang tengah berbincang. Entah mengapa tubuhnya malah tergerak untuk mendengarkan percakapan tersebut. Dengan lancang, ia sedikit mengintip dari balik tembok. Di sana terlihat seorang wanita dan pria, tapi Jerome rasa mereka bukan sepasang kekasih. Tapi tunggu! Mereka malah berciuman kemudian si pria menjambak rambut si wanita dan berakhir dengan tamparan. Jiwa simpatik Jerome mulai membuncah, membuatnya berjalan menghampiri mereka berdua. "Anda ada urusan apa dengan dia?" Jerome bertanya dengan nada yang kelewat dingin dan ekspresi datar. Jerome mencoba menahan emosinya, ia tidak ingin memancing keributan. Pria yang merasa diajak bicara itu akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah Jerome, kemudian mulai menelisik penampilan Jerome dari atas hingga bawah. "Lo pacarnya si Bianca ini?" tanya pria itu dengan tampang songongnya. Jerome diam menatap bingung. "Terserah deh lo siapanya, tapi gue minta lo kasih gue duit buat jaminan nih orang yang hutangnya banyak ke bos gue!" jelas orang itu. "Itu bukan urusan saya!" sergah Jerome. "Gue bakal jual dia ke situs gelap." pria yang lengannya ditato itu tersenyum miring sembari menatap lurus netra Jerome. Pandangan Jerome beralih dan menelisik ke arah wanita yang sedang dibicarakan. sambil menghela nafas dan memasukkan kedua tangannya ke saku celana, Jerome kembali angkat bicara, "kalo saya melunasi hutang dia, apa keuntungannya buat saya?" jawab Jerome cepat dengan raut wajah serius. Terjadi keheningan sesaat, sebelum akhirnya... "Aku bakal nurutin semua permintaan kamu.." suara lirih dari wanita yang bernama Bianca itu, mampu menginterupsi percakapan kedua laki-laki dewasa dihadapannya. "See.." senyum devil kembali ditunjukan oleh lelaki bertato itu. Ia merasa menang atas Bianca, karenanya ia memegang kartu AS. Oh god seriously? Kesempatan emas sedang berpihak kepada Jerome rupanya. *** Mobil Jerome baru menghentikan lajunya di gang rumah kontrakan, ia rasa mobilnya tidak akan bisa menelusuri jalan itu. Bianca bergegas melepaskan seat belt, namun kegiatannya terinterupsi oleh ucapan Jerome. "Besok saya jemput jam 7 malam. Nanti suruhan saya yang akan mengantar barang-barang keperluan kamu." ujar Jerome masih setia menatap ke depan. Bianca mengangguk mendengarkan. "Dan seperti yang saya jelaskan di perjalanan tadi, kamu harus terlihat natural." Bianca kembali mengangguk. "Sudah selesai, silahkan keluar!" titah Jerome. Bianca lagi-lagi mengangguk, namun ia ragu untuk langsung keluar. Dengan sedikit keberanian, akhirnya ia mulai membuka suara,"terimakasih untuk bantuannya, saya janji tidak akan mengecewakan." ujar Bianca dengan sedikit senyum yang terlihat kaku. "Memang begitu kan seharusnya?" pertanyaan retorik itu dari Jerome. Tanpa mau berlama-lama, Bianca segera pamit undur diri. Setelah perginya Bianca, Jerome baru bisa bernafas lega. Sedari tadi ia sangat kesulitan bernafas, panas dingin tubuhnya pun begitu kentara. Tapi semoga saja wanita itu tidak menyadarinya. Wanita itu, mengapa memiliki daya tarik yang begitu kuat?__ Jerome tak habis pikir dengannya. Ia memukul kemudinya beberapa kali. Sambil terus bergumam, Jangan sampai ia terjebak di pusaran badai yang dibuatnya sendiri! Camkan Jerome! *** "Tuan dan nyonya, maaf mengganggu waktunya den Jerome datang berkunjung." ucapan Bi Inah menginterupsi kegiatan majikannya yang sedang menghabiskan waktu di ruang teater. "Loh biasanya Jerome langsung nyamperin ke sini bi." ujar nyonya besar__Anne. "Anu bu, itu.." jawab bi Inah linglung "Anu itu gimana maksudnya bi?" tanya nyonya Anne. "Itu nyonya, si aden bawa cewek cantik ke rumah. Sekarang lagi di ruang tamu, nunggu nyonya dan tuan turun." ucap bi Inah membuat pasangan suami istri itu mengernyitkan dahi bingung. *** "Jadi apa maksud semua ini Jerome?!" tanya Tuan Aldev sembari menuruni tangga bersama Nyonya Anne. "Jangan membuat suasana menjadi canggung Mas!" bisik nyonya Anne disampingnya. Nyonya Anne mendahului langkah suaminya, "Hai sayang, sudah lama kamu tidak berkunjung, semenjak acara minggu lalu." sapa nyonya Anne sembari memeluk anak semata wayangnya. "Maaf mah." jawab Jerome singkat sambil tersenyum membalas pelukan mamahnya. Menyadari ada wanita cantik di belakang Jerome, dengan refleks nyonya Anne melepaskan pelukannya. "Jerome...ini?" Raut bingung terpancar nyata dari wajah nyonya besar. "Siapa wanita itu Jerome?" Tuan Aldev bertanya dengan suara dingin dan ekspresi datar miliknya. Sesaat setelah tuan rumah bersuara, tiba-tiba ruangan tersebut berubah menjadi mencekam. "Mas tenang, biarkan Jerome jelaskan dulu!" titah nyonya besar. Jerome menghela nafas panjang, mencoba mengingat pilihan kata-kata yang sudah disusunnya sejak kemarin. "Pah mah, kenalin dia Bianca. Kekasih Jerome." kata Jerome dengan penuh jeda. Kemudian pria itu melanjutkan perkataannya dalam satu tarikan nafas, "dan saat ini, dia sedang mengandung anakku. Bianca sedang hamil." Jerome pun menunduk, tak mampu menatap kedua orang tuanya. Begitu juga dengan Bianca, bahkan wanita itu terus saja meremas tangannya. "Maaf karena udah ngecewain mamah sama papa" "Kabar macam apa ini Jerome!" teriakan Nyonya Anne terdengar menggelegar. Kilatan amarah terlihat jelas dari wajahnya. Wanita senja itu sangat kecewa pada anaknya. Ia tidak menyangka bahwa Jerome sebejat itu! Berbeda dengan istrinya, Tuan Aldev terlihat lebih santai dalam menanggapi, walau memang ekspresinya terlihat begitu dingin. Ia kembali menelisik wanita yang dikenalkan anaknya, "Apa benar itu cucu saya?" tanya tuan Aldev dengan ragu. "I-iya." Jawab Bianca sekenanya. Ia merasa risih dan takut karena ditatap sebegitunya oleh kedua orangtua Jerome. "Besok bawa keluarganya ke sini, menikahlah secepatnya. Saya tidak mau menanggung malu atas aib kalian!" Setelahnya, tuan Aldev meninggalkan ruangan tersebut sambil menuntun istrinya yang masih terlihat syok.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
310.8K
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
923.1K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.3K
bc

I Love You Dad

read
282.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook