bc

THE LOVE PLOT-Sebuah Dunia Dalam Novel

book_age16+
237
FOLLOW
1.0K
READ
time-travel
goodgirl
powerful
student
drama
comedy
magical world
supernatural
model
villain
like
intro-logo
Blurb

Della menemukan novel misterius tanpa judul, anehnya tokoh di dalam novel tersebut hidup di dunia nyata. Della berusaha mencari jawaban dari kejanggalan itu, namun semua menjadi rumit ketika ia terlibat dengan Aaron sang antagonis pria dalam novel tersebut. Mengetahui bahwa kisahnya akan berakhir tragis, Aaron bertekad mengubah alurnya bersama Della.

Awalnya Della dan Aaron mengira bahwa plotnya berhenti karena yang terjadi di dunia nyata tak seperti plot di dalam novel. Namun, ternyata plotnya belum berjalan dan kembali ke awal. Ketika itu Aaron dan semua tokoh dalam novel tersebut memainkan perannya sesuai yang diinginkan penulis, kemudian melupakan Della. Ketika ia kembali mengingat, ia mencari Della dan bertekad mengubah alurnya agar akhir kisahnya tidak tragis seperti di dalam novel.

Namun, apakah plot yang sudah ditentukan bisa diubah?

Apakah Della dan Aaron berhasil mengubah alurnya?

chap-preview
Free preview
Kakak-kakak Ganteng
"Lo tau gak Del?" tanya Maya pada Fidella yang sibuk menulis sesuatu Della gadis berkerudung itu kemudian menoleh bingung mendengar pertanyaan rancu dari Maya. "Lo kan belum ngomong, gimana gue tau," jawab Della polos. "Ish ...ngeselin banget sih lo," kesal Maya. "Gue tuh mau ngomongin tentang para kakak ganteng di sekolah kita," lanjutnya dengan ekspresi berbinar. "Ada apa dengan Kakak-kakak ganteng di sekolah kita?" tanya Della super polos. Maya sebenarnya kesal dengan sikap Della yang amat polos dan lempeng, tetapi Della juga yang mau dan tahan dengan ocehannya selain Linda selama satu semester ini. "Ngomongin apa?" tanya Linda yang baru datang membawa buku dari perpustakaan. Saat itu jam kosong dan anak-anak kelas diberi tugas merangkum buku paket yang ada di perpustakaan. Linda sedang piket hari itu sehingga ia ikut mengambil buku paket dan membagikannya ke teman-temannya. "Cowok ganteng," jawab Maya senyum-senyum tak jelas. "Aw! Ikutan ..." Pekik Linda ikut nimbrung. Sementara Della hanya menghela nafas melihat kedua sahabatnya mulai mengobrol tentang cowok ganteng di SMA Barnes itu. Meski tidak mau mendengrkan tetapi Della punya telinga yang tanpa sadar juga bisa menangkap apa yang sedang dibicarakan oleh teman-temannya. "Tau gak temennya Kak Brandon yang namanya Kak Aaron?" tanya Maya pada Linda dan Della. "Stupid question. Ya taulah masa gak tau. Pokoknya gue tau semua yang ada di gengnya Kak Brandon, ada Kak Revan, Kak Pandu dan Kak Aaron yang paling ganteng!" jawab Linda semangat. "Seriusan drama barunya udah mau tayang bulan depan, gue tuh langsung minta ke Bokap buat nonton dramanya ama kalian. Pokoknya do’ain semoga nanti Bokap gue pulang bawa tiket nontonnya. “Aamiin, ya ampun gue seneng banget dengernya. Gak nyangka bisa liat Bebeb lagi ngedrama. Kan sesuatu,” ujar Linda baper sendiri dengan khayalannya. “Eh, Bay the way, emang iya Kak Aaron sama Kak Brandon paling ganteng ...bule banget, njir! Tapi bagi gue Kak Brandon tetep nomor satu sih," ujar Maya tak mau kalah. "Ya udah Kak Brandon buat elo, biar Kak Aaron buat gue aja," ujar Linda menghalu. Della hanya geleng-geleng mendengar teman-temannya halu dengan menggunakan kakak kelas mereka sebagai objeknya. Della bukannya tak mengindahkan keberadaan para makhluk tampan itu, Della hanya tak sempat memikirkan urusan cinta atau hanya sekedar mengagumi keindahan itu. Ia tak sempat, sekarang saja ia sedang mengerjakan remidi Matematika dari ulangan kemarin. Semua pelajaran yang melibatkan logika dan angka, Della pasti ikut dalam kelompok remidi. Meski begitu ia bukan termasuk tipe murid bodoh karena malas, tapi memang daya tangkapnya yang lambat. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga dengan Della, meski ia tidak pandai dalam bidang logika, ia pandai dalam hal bacaan, seperti sejarah, pendidikan kewarga negaraan, biologi, bahasa Indonesia dan pelajaran teori lainnya. Sosok Della yang pendiam dengan tampilannya yang rapat menambah kesan lembut, meski begitu ia sangat sopan dan patuh pada aturan apapun termasuk aturan sekolah. Wajah Della memang tak secantik Maya dan Linda, tetapi wajahnya manis dan tak membosankan. Ia memiliki darah Jawa Tengah tulen, ibunya asli Kebumen dan ayahnya asli Pruwokerto. Namun, ayahnya telah meninggal sementara ibunya menikah lagi dan hidup bersama keluarga barunya tanpa membawa Della. Kini ia tinggal dengan neneknya yang sudah tua. Di sana ia juga terpaksa harus hidup bercampur dengan paman, bibi dan dua sepupunya yang memperlakukannya seperti pembantu. Mereka berdalih bahwa Della harus melakukan sesuatu untuk membalas budi karena sudah ditampung di rumah itu. Padahal yang menampungnya adalah neneknya, mereka hanya mengaku-ngaku dan sok berkuasa. Untung nenek Della sangat menyayangi Della, yang menjadi alasannya untuk bertahan dan optimis dalam hidup. Della melakukan banyak pekerjaan untuk bisa memberikan uang pada paman dan bibinya setiap bulan. Ia menjual makanan untuk dititipkan di kantin, membantu cuci piring di kantin dan kerja paruh waktu di warung pecel lele milik tetangganya. Ejekkan dari teman-temannya selalu dilayangkan padanya, meski begitu Della tetap diam membekukan hatinya agar tidak terpengaruh pada hal emosional tersebut. Toh jika ia mengutamakan rasa malu dan gengsi, ia tak akan bisa memberikan uang bulanan pada paman dan bibinya. Jika ia tidak memberikan uang bulanan dan dihukum, ia sendiri yang menanggungnya, bukan orang lain atau para pengejek itu. Sekejam itu dunia, tetapi tak seluruhnya. Buktinya meski seluruh teman Della mengejeknya, masih ada Linda dan Maya yang justru semakin memeluknya menjadi sahabat. Bahkan Maya dan Linda selalu marah dan membela Della ketika teman-temannya membully Della, mereka selalu memberi perlawanan untuk membela Della. Hingga mereka juga ikut dijauhi teman-teman sekolah. "Dell, lo sore ini bisa temenin gue ke toko buku gak?" tanya Maya dengan menunjukkan puppy eyes. Della terkekeh, "Iya ada, sampe jam empat yah ...abis itu gue harus kerja." "Iya Sayangku yang sibuk, pokoknya jam setengah empat lo udah gue anter rumah," ujar Maya. "Oke," jawab Della kembali sibuk dengan kegiatannya. ••• Di kantin Della membantu Bu Rusni mencuci piring dengan upah 25 ribu perhari. Della bisa bekerja setelah bell istirahat pertama dan kedua berbunyi. "Del, cuciin piring-piringnya dulu yah, banyak yang pesen siomay soalnya," ujar Bu Rus sambil sibuk melayani pembeli. "Iya Bu," jawab Della melaksanakan perintah Bu Rus. "Eh si Babu udah di sini aja, rajin banget," ejek Viona. Viona gadis kaya yang cantik dan merupakan teman seangkatannya yang terkenal tukang bully bersama gengnya. "Iyalah, kan Babu yah harus rajin dong," ujar Bianca. "Ahahaha bener banget, Babu harus tau diri," timpal Kintan teman Viona juga. "Uuuh kasian banget," tambah Jihan sok dramatis. Bu Rus sebenernya jengah mendengar ejekkan para anak orang kaya itu, tapi ia bisa apa sebagai penjual yang menjadikan pelanggan sebagai Raja. Della juga hanya diam tak menghiraukan ejekkan itu. Ia sudah mati rasa mendengarnya. Bu Rus juga selalu berkata agar Della sabar menghadapi ejekkan itu karena Della yang menjalani hidup, bukan mereka. Tak lama kemudian empat gadis pembully itu teralihkan fokusnya pada segerombolan siswa populer di sekolah. "Oh my god! Liat deh Kak Brandon, ahhh!" pekik Viona ala fans girl. "Iya Kak Aaron juga ganteng banget, gila! Keturunan Spanyol emang gak diragukan lagi," ujar Jihan berbinar. "Kak Revan juga keren, njir!" pekik Bianca. "Kalo gue tetep Kak Pandu nomor satu!" ujar Kintan tak mau kalah. "Pokoknya Kak Brandon and the genk emang gak bisa diragukan pesonanya, keren gila!" ujar Viona memimpin. Lalu ketiga temannya bersorak bahagia menyetujui. Setelah membeli makanan dengan bumbu ejekkan pada Della, Viona and the genk langsung menempatin meja mereka sambil genit menggoda para siswa populer itu yang tak pernah menghiraukannya. "Dasar kayak anak TK," umpat Bu Rus pelan. Della hanya terkekeh mendengar itu, ia meletakkan piring-piring yang sudah ia cuci di tempat piring. "Miris yah Bu, seolah-olah dunia cuma berpusat sama orang kaya. Kalau mereka punya uang, bebas ngapain aja. Buat kita yang makan aja pas-pasan, cuma bisa diem nelen hinaan bulat-bulat," ujar Della. Della tak menyadari kalau ada seorang yang mendengarkan keluhannya, dia adalah Aaron yang hari itu jadwal memesan dan membawa makanan untuk genk mereka. "Gimana lagi Del, udah umumnya ..." sahut Bu Rus pasrah pada keadaan sosial yang jahat itu. Aaron tak memperhatikan sekitarnya, mengabaikan para gadis yang mengikutinya di belakangnya sambil berteriak memujanya. Fokusnya teralih pada Della, gadis yang sibuk membantu Bu Rus melayani pelanggan. Aaron melihat name tag Della yang ditempel di hijab putih gadis itu, Fidella Inggrid. Ini pertama kalinya Aaron mendengar seorang remaja yang sedewasa itu pemikirannya. Sejauh ini hidupnya hanya tentang bertahan hidup dengan pekerjaannya sebagai model dan aktor film, tetapi ia tak pernah menikmati pencapaiannya. Hidupnya flat dan sempit, hidup yang menurut orang lain hebat dan keren, ternyata tak seperti kenyataan pada pelakunya. Aaron tak merasakan kalau hidupnya sehebat itu, saking datarnya hidupnya itu, ia bahkan siap jika mati kapan saja. "Ini Mas pesanannya," ujar Bu Rus pada Aaron yang melamun. Aaron tersadar dan menerima uluran piring berisi siomai itu, kemudian pergi dengan perasaan berkabut. Sampai di meja gengknya Aaron meletakkan empat piring berisi siomai, zupa sup, bakso dan mie ayam di atas meja. Ia meletakkannya agak kasar sehingga ketiga sahabatnya dan empat perempuan di genk Melody terkejut. "Eh kaget, njir!" latah Revan yang awalnya sedang bermain ponsel. "PMS lo, Ron?" tanya Pandu mengambil piring berisi siomay. Aaron memejamkan matanya sejanak sebelum duduk dan mengambil piring berisi bakso. "Gak tau otak gue ngeblank tiba-tiba," jawab Aaron kemudian melahap sebutir bakso. "Elah mood lo udah kayak cewek aja berubah-ubah," timpal Brandon mengambil zupa sup miliknya. "Kalo ada masalah cerita aja, siapa tau kita bisa bantu," ujar Revan sebelum melahap mie ayamnya. "Gue juga gak ngerti kenapa, jadi gue gak bisa cerita apa-apa," ucap Aaron. "Jangan-jangan lo jatuh cinta," tebak Pandu yang langsung ditertawakan oleh Revan dan Brandon. "Hahahaha lo ngaco banget, Pan!" ujar Revan di tengah tawanya. "Kalo Aaron jatuh cinta, gue kasih apartemen yang ada di Bekasi," ucap Brandon yang berarti ia tak percaya jika seorang Aaron bisa jatuh cinta. "Gue gak sekuno itu untuk jatuh cinta yah, jadi gak usah lebay lo berdua," ujar Aaron tak terima dengan ejekkan Revan dan Brandon. "Lagian lu kan emang gak pernah punya perasaan sama cewek, sayangnya lo juga bukan penyuka sesama jenis. Pacar sih banyak, cinta yang gak punya ..." ejek Revan. "Jangan gitu kalian, Aaron juga manusia kaleee ...punya perasaan. Sekeras apapun hati orang, pasti bisa luluh. Cuman ada yang datengnya cepet ada yang lambat," ujar Melody membela Aaron. "Noh dengerin Ben," tanggap Aaron pada Barandon. "Iya sih," ujar Revan. Sementara Brandon hanya tersenyum, ia hanya bisa menahan amarah untuk Melody saja, kalau yang menasihatinya buka Melody dan orang terdekatnya, dijamin mulut mereka sudah robek. "Dulu lu juga gitu Ben, susah ditaklukin," ujar Pandu. "Iya sampe ada Melody dateng, baru lo luluh," tambah Revan. "Ahahaha ...lucu juga yah kalo dipikir-pikir," ujar Brandon mengingat masa lalu. "Iya, lo berdua kan dulu musuhan banget," timpal Kiara teman segenk Melody. "Pala gue ampe pening nonton perdebatan kalian berdua, udah gitu tiap hari Melody marah-marah soal Brandon," timpal Oliv. "Sama Brandon juga gitu, wes pokoknya gak ada hari tanpa gelut sama Melody," timpal Pandu. "Nah justru itu, terlalu benci akhirnya cinta, udah dibilangin juga," ujar Fina si gadis tomboi. "Karma itu," ujar Aaron mengejek. Brandon hanya tertawa bersama Melody, "Indah banget deh kisah kita," balas Brandon. Dua genk itu serasa ingin muntah melihat kebucinan dua sejoli itu. "Buceeen ...bucen!" ujar Revan jengah. "Iri lo!" sahut Brandon. "Gue mah B aja," jawab Revan. "Gila mie ayamnya Mang Tio yang terbaik," ujarnya sambil mengunyah mie ayam denga lahap. "Mang Tio, mie ayamnya enak!" teriak Revan dibalas acungan jempol dari Mang Tio. "Norak lo," ujar Pandu heran dengan kelakuan sobatnya yang bar-bar itu. Bersambung ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Time Travel Wedding

read
5.1K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.6K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
120.7K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.9K
bc

Romantic Ghost

read
161.9K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
2.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook