bc

Because I Love You (Indonesia)

book_age18+
2.2K
FOLLOW
27.8K
READ
billionaire
love-triangle
badgirl
drama
comedy
bxg
office/work place
first love
virgin
Writing Academy
like
intro-logo
Blurb

Aryana Safira, terpaksa menahan cintanya kepada Rendi Saputra. Sejak dia mengetahui kalau kakak kandungnya terlibat hubungan dengan pria tersebut.

Pertemuan Aryana dengan Rendi Saputra membuka ingatan pria itu kembali ke masa lalunya. Dimana saat dia menemukan sosok wanita yang dia kenal hanya melalui surat pena! Wanita yang membuatnya mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya! Dan wanita itu adalah Syakila Adriana, kakak kandung dari seorang gadis yang sedang melamar magang di perusahaan miliknya.

Hubungan di antara mereka bertiga pun dimulai! Sejak hari itu! Sejak ingatan Rendi kembali terbuka satu demi satu.

Karya by Lalebinlubin Terbit 6 Oktober 2020

F.B Lalebinlubin

Fp Lalebinlubin

chap-preview
Free preview
Ch-1 Magang
Aryana Safira gadis manis dan cantik berdarah Eropa-Hindia gadis blasteran tersebut masih kuliah, dia mengambil jurusan manajemen keuangan. Ini sudah mendekati kelulusannya. Rendi Saputra seorang pengusaha sukses kaya raya, direktur di perusahaan besar interior, pria itu sedang mencari seseorang untuk direkrut melalui proses seleksi di perusahaan tersebut, dia ingin mengambil seseorang yang genius sebagai sekretarisnya. Pada suatu hari Aryana harus magang di sebuah perusahaan berdasarkan rekomendasi dari kampusnya, gadis itu mengambil tempat magang di perusahaan milik Rendi Saputra dengan melalui seleksi ketat. Pagi itu dia terlambat bangun, dan hari ini adalah hari seleksi masuk di perusahaan besar milik Rendi. Aryana semalaman membicarakan sosok direktur dingin tersebut dengan para teman-temannya di kampus melalui chatnya. Dia mendengar jika julukan Rendi pria sadis, yang hobi memecat sekretaris! Sudah tak terhitung pria itu memecat sekretarisnya! Dan kini Aryana datang ke perusahaan tersebut ingin mendaftar magang menjadi staf karyawan biasa, yang tentunya tidak berada di dalam ruangan yang sama dengan direkturnya tersebut. Apalagi menjadi sekretarisnya! Dia sama sekali tidak pernah bermimpi. Hampir semalaman dia begadang hingga bangun kesiangan. Setelah selesai bersiap-siap gadis itu segera berangkat menuju ke perusahaan tempat dia mengikuti seleksi magang. Mengenakan rok pendek hitam dan shirt lengan panjang warna putih. Setelah membeli secangkir kopi dia masuk ke dalam perusahaan yang terhitung besar di kota tempat dia tinggal. Gadis itu memeluk map di dadanya, dengan tas selempang di bahu kanannya, juga segelas kopi di tangan kanannya. Dia berlari dengan sedikit terburu-buru. "Brakk!" Sesuatu yang sangat tidak terduga terjadi. Aryana menabrak seorang pria ketika berlari di pintu masuk perusahaan, pria tersebut berbaju rapi, dengan rambut sedikit ikal. Dia juga memiliki wajah bersih dengan penampilan menawan, serta berpostur tubuh atletis. Wajah pria itu kini basah kuyup akibat ulahnya! Cairan kopinya menyiram wajah tampan tersebut. "Untung saja bajuku tidak kotor." Ujar Aryana spontan. Tentu saja ucapannya tersebut mendapat balasan tatapan mata penuh amarah oleh seorang yang berdiri di belakang pria itu. "Presdir! Anda tidak apa-apa?" Tanya seseorang pria berbaju rapi, yang sejak tadi mengikutinya dari belakang, wajahnya terlihat begitu khawatir menatap tatapan mata tajam atasannya tersebut. Rendi mengangkat telapak tangan kanannya, isyarat bahwa dia tidak apa-apa. Dia hanya melihat sekilas ke arah Aryana yang masih tetap mematung berdiri di depannya, anehnya gadis itu tidak minta maaf atau merasa bersalah atas tindakan yang baru saja dia lakukan. "Bawakan aku baju ganti, antarkan ke ruanganku." Perintahnya pada asistennya tersebut sambil berlalu mendahuluinya masuk ke dalam. "Siapa itu tadi?" Tanyanya dalam hati, dia tersenyum mengingat wajah tampan tersebut, lalu dia masuk ke dalam perusahaan seraya meneguk sisa kopi dari dalam cangkirnya. Ada rasa kagum meletup-letup di dalam hatinya. Ingin mengenalnya lebih jauh. Dia tidak mendengar ketika asisten Rendi memanggilnya dengan sebutan 'Presdir' karena gadis itu sedang sibuk melongo menatap wajah bersih dengan hidung mancung tersebut. Aryana menghampiri meja resepsionis di tengah ruangan, dia ingin bertanya dimana tempat proses seleksi masuk ke perusahaan tersebut. "Maaf, saya ingin tahu dimana ruangan proses seleksi para staf magang?" Tanyanya dengan sopan. Setelah mendapatkan petunjuk, dia segera menuju ruangan yang ditunjukkan oleh wanita resepsionis tersebut. Dia melihat wanita resepsionis itu tertawa terbahak-bahak setelah dia pergi. Ada rasa sedikit curiga pada karyawan tersebut. "Dasar bodoh! Seenaknya saja menabrak Presdir! Tanpa minta maaf juga!" Gumam resepsionis tersebut setelah Aryana berlalu. "Ah sudahlah coba saja. Mungkin ini hanya perasaanku saja." Ujar Aryana seraya memencet tombol lift menuju ke lantai delapan. Gadis itu mengedarkan pandangannya dia melihat beberapa orang menuju ke lantai tiga, tapi resepsionis tadi menganjurkan padanya untuk naik lift VIP menuju ke lantai delapan. Setibanya di lantai delapan dia hanya melihat satu pintu, tanpa pikir panjang gadis itu meraih gagang pintu tersebut dan masuk ke dalam. "Aaaaaaaaaaaaaa!" Teriaknya melengking ketika melihat tubuh tanpa pakaian, dia adalah pria yang tadi ditemuinya di lantai bawah perusahaan tersebut. Aryana melotot melihat tubuh berotot tersebut. "Tutup mulutmu!" Ucap Rendi seraya membekap bibir Aryana. "Presdir? Tok! Tok! Tok! Apa ada masalah di dalam?" Tanya asistennya dari luar pintu ruangan, dia baru sampai setelah mengambil pakaian baru untuk Rendi. "Tidak ada masalah! Kratakk!" Pria itu masih belum memakai pakaiannya, dia masih membekap bibir Aryana di balik pintu seraya melongokkan kepalanya keluar pintu untuk mengambil pakaian dari tangan asistennya tersebut. Aryana masih melotot melihat seluruh tubuh tanpa benang itu, entah kenapa dia tidak bisa mengalihkan matanya ke arah lain. Gadis itu terkejut ketika pria di luar pintu memanggil namanya dengan sebutan 'Presdir'. "Mati aku! Tamatlah sudah!" Pekik Aryana dalam hatinya. Setelah mengambil pakaiannya, Rendi menutup pintu kembali. Dia mencermati wajah Aryana sejenak, lalu melepaskan bekapan pada bibirnya. Pria itu mulai memakai pakaiannya satu persatu sambil memunggunginya. "Jangan kabur!" Lontarnya saat gadis itu berniat memutar gagang pintu. "Maaf." Ucapnya lirih sambil berbalik kembali menghadap ke arah Rendi. "Jika dihitung, hari ini kamu memiliki banyak kesalahan. Satu menuang kopi ke wajahku, dua masuk ruanganku tanpa mengetuk pintu! Katakan kamu karyawan dari bagian mana?" Tanyanya sambil memasang dasinya. "Saya masih baru pak. Maksud saya, saya masih baru mulai mendaftar untuk mengikuti program seleksi staf karyawan biasa di sini." Ujarnya pada pria itu. "Ikut aku." Ujar Rendi setelah memakai seluruh pakaiannya. Aryana tidak berani membantah, gadis itu mengekornya kemana pria itu pergi. Dia membawanya masuk ke sebuah ruangan, di sana para orang sedang mengantri untuk mengikuti proses seleksi masuk tersebut. Aryana tertegun, dia pikir Rendi akan menendangnya langsung dari perusahaan tersebut. Mengingat dia sudah banyak melakukan kesalahan fatal. Tapi tidak, pria itu malah menunjukkan dimana dia seharusnya berada. Aryana menyerahkan map-nya pada petugas di sana. Lalu mengambil tempat duduk. Sedang Rendi duduk di depan, di barisan para penyeleksi. "Presdir? Anda ikut menangani program ini?" Tanya salah seorang stafnya yang duduk di sebelahnya. "Tentu saja, aku ingin melihat bagaimana tingkat kecerdasan sekretaris yang akan duduk di dalam ruangan yang sama denganku!" Ujarnya seraya melemparkan tatapan mata ke arah Aryana. Melihat sorotan mata Rendi, Aryana segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tidak ingin terlibat dengan Presdirnya tersebut. Apalagi desas-desus bahwa sekretarisnya tidak akan bertahan lebih dari waktu satu bulan membuat gadis itu takut sekali. Pilihan seleksi ada tiga bagian, staf karyawan biasa, staf karyawan magang, dan sekretaris. Aryana segera mengambil nomor antrian untuk staf karyawan magang. Alangkah terkejutnya ketika dia dipanggil untuk tes uji masuk sebagai sekretaris. "Maaf Bu, tapi saya mengajukan untuk menjadi staf magang? Kenapa bisa berubah menjadi sekretaris?" Protesnya pada karyawan yang memanggil namanya untuk maju ke depan. "Maaf nona, ini perintah langsung dari Presdir." Ujar wanita tersebut dengan sopan, tatapan mata terkejut Aryana beralih ke arah Rendi yang kini tengah mereguk air mineral, pria itu terus menatapnya melalui ekor matanya. "Baiklah." Ucapnya sambil melangkah, mengambil tempat duduk di depan Rendi. "Duduklah." Perintah Rendi padanya. Dia mengikutinya, dan menghenyakkan tubuhnya di kursi. Pria itu melihat data-data dirinya, lalu menopang dagunya dengan kedua telapak tangannya, diam tanpa berkata-kata menatap ke arah wajah gadis di depannya. "Apa ini? Apa dia sudah gila? Apakah seperti ini bentuk perekrutan sekretaris??!" Ujar Aryana dalam hatinya!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Nafsu Sang CEO [BAHASA INDONESIA/ON GOING]

read
884.4K
bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

Si dingin suamiku

read
488.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook