bc

TERJEBAK CINTA MUSUH

book_age18+
2.0K
FOLLOW
20.8K
READ
adventure
possessive
sex
playboy
scandal
manipulative
badboy
dare to love and hate
prostitute
brutal
like
intro-logo
Blurb

BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN! TIDAK DISARANKAN UNTUK YANG DI BAWAH UMUR!

Aluna terlahir dari keluarga bangsawan yang dimanjakan. Namun ternyata dia hanyalah anak angkat dari sepasang suami istri yang tidak bisa memiliki keturunan.

Setelah mengetahui identitas dia yang sebenarnya, Aluna melarikan diri dari rumah untuk mencari Ibu kandungnya yang masih hidup tapi entah dimana.

Di suatu kota asing Aluna terpaksa meminta bantuan seorang Mafia tampan bernama Arten, tapi tidak disangka jika Arten meminta syarat jika Aluna harus menjadi kekasih Arten yang siap menghangatkan ranjangnya. Ketika Aluna terlanjur jatuh cinta, ternyata dia hanya dijadikan alat balas dendam Arten untuk menghancurkan papa angkatnya yang mengira jika Aluna putri kandung.

Bagaimana kisah cinta Aluna dan Arten selanjutnya?

chap-preview
Free preview
1. Terdampar Di Kota Asing
Selama ini Aluna tidak pernah bepergian jauh seorang diri, tapi demi mencari ibu kandungnya dia nekat melepaskan kehidupan mewahnya dan datang ke sebuah kota asing di mana dia tidak mengenal siapapun juga. Sesampainya di tempat kelahiran sang ibu menurut sebuah KTP usang yang ditemukannya, Aluna mencoba menyusurinya. Tapi ternyata ibunya sudah bertahun - tahun pindah rumah. Berniat kembali ke rumah, tapi justru di tengah jalan dia di rampok dan hendak diperkosa. Sampai ada pemuda tampan yang begitu menawan menyelamatkannya. Siapa sangka pemuda itu mampu melawan tujuh orang sekaligus dengan tangan kosong. Biarpun Aluna selamat, tetapi barang - barangnya sudah lenyap di bawa kabur oleh komplotan yang lain. Aluna hanya duduk tersungkur seperti anak hilang yang kebingungan. "Namaku Arten, siapa namamu dan dimana rumahmu?" Arten mengulurkan tangan kirinya untuk membantu Aluna berdiri. "Aluna, aku dari negara A," jawab Aluna gemetar sebab masih Syok. "Bagaimana rencanamu sekarang?" "Entahlah, semua kartu identitas, uang dan ponsel aku lenyap. Dan parahnya aku tidak tahu nomor keluargaku." Aluna meringkuk seperti orang frustrasi yang tidak memiliki tujuan hidup. "Dari pada tidur di jalanan ayo ikut aku terlebih dahulu!" ajak Arten langsung membuka pintu mobilnya. Tanpa pikir panjang Aluna menyusul sebab takut jika bertemu dengan orang jahat lagi. "Duduk depan! Aku bukan sopir taksi" tegur Arten dengan nada tinggi. Aluna yang baru memegang gagang pintu mobil belakang langsung mengurungkan niatnya, kemudian dia berpindah ke pintu depan. Tidak disangka jika di balik ketampanan Arten rupanya pemuda itu sangat pemarah. "Rencanamu bagaimana?" tanya Arten cuek. "Aku tidak tahu, niatku datang kemari untuk mencari ibuku. Tapi sejak lahir aku belum pernah melihat wajahnya, hanya selembar kartu identitasnya saja yang aku miliki. Sayangnya setelah aku kemari Ibuku kayanya sudah bertahun - tahun pindah rumah," jawab Aluna jujur. "Wilayah ini kekuasaanku, jika hanya untuk mencari seseorang itu hal yang mudah bagiku," jawab Arten datar. "Benarkah? Bisakah Anda membantuku?" tanya Aluna antusias. "Di dunia ini tidak ada yang gratis, kamu bisa memberikan apa padaku?" ucap Arten balik bertanya. "Uang, kamu mau berapa? Meskipun saat ini aku tidak punya tapi aku berjanji setelah aku bisa kembali ke negara A berapapun yang kamu minta aku bisa memberi," jawab Aluna semangat karena menemukan setitik harapan. Arten tertawa mengejek mendengar jawaban barusan dari Aluna. "Aku sudah kaya, hartaku berlimpah dan aku tidak butuh uang dari gadis kecil sepertimu," sergah Arten. "Lalu apa?" tanya Aluna keheranan. "Jadilah kekasihku, maka aku akan menemukan ibumu tak lebih dari dua Minggu," jawab Arten serius. "Kekasih? Apa kamu sedang dijodohkan dan berniat menjadikanku sebagai alasan untuk menolak perjodohan itu seperti di drama?" tanya Aluna polos. Arten menyeringai, tidak disangka jika gadis bernama Aluna begitu menarik. "Kamu hanya perlu melakukan kewajibanmu sebagai kekasih yang baik, seperti saat aku memintamu untuk datang kamu harus menemuiku. Saat aku berhasrat kamu memuaskan dan menghangatkan ranjangku," jawab Arten santai. "Tidak, aku tidak mau! Aku bisa berusaha sendiri," tolak Aluna tegas. "Silahkan, kalau begitu keluarlah dari mobilku sekarang," pinta Arten santai. Mobil sudah berhenti, tapi Aluna belum mau turun juga. Dia di sini tidak kenal siapapun, tidak memiliki surat identitas diri dan uang sepeserpun. Hanya baju yang dikenakan satu - satunya barang yang dia miliki. Bahkan nomor keluarganya saja dia tidak punya. Jika Aluna keluar dari Mobil milik Arten maka dia akan menjadi gelandangan. "Baiklah, tapi untuk persyaratan terakhir itu bisa diganti? Maksudnya aku bisa menjadi pelayan di rumahmu," tawar Aluna. "Tidak, aku tidak suka tawar menawar. Keluarlah jika tidak setuju," jawab Arten tegas. Aluna melihat ke arah jendela, hari sudah gelap dan mereka sedang berada di jalanan sepi yang banyak pepohonan seperti di hutan. Karena takut kegelapan dengan terpaksa dia menganggukkan kepalanya tanda setuju. Dengan senyuman kemenangan Arten melajukan lagi mobilnya menuju rumah yang letaknya terpelosok dan jauh dari keramaian. Malam semakin larut, Aluna mengikuti langkah Arten yang begitu panjang. "Rumahnya mewah dan megah, tapi berada di tengah hutan begini," batin Aluna heran. "Ini kamarmu, segeralah mandi dan bersiap diri!" perintah Arten. "Tapi, aku tidak memiliki baju ganti," jawab Aluna bingung. "Sementara pakai kaos dan celanaku, kamu mandilah dulu sebentar lagi aku ambilkan!" perintah Arten cuek. Aluna hanya bisa pasrah, dalam hatinya ada perasaan menyesal kenapa bisa begitu bodoh nekat kabur dari rumah. Aluna kemudian masuk ke kamar, tubuhnya memang sudah tidak enak baunya sebab dari pagi belum mandi. Begitu selesai Aluna hanya memakai handuk saja, saat dia keluar dari kamar mandi rupanya sudah ada Arten yang membawakan baju ganti untuknya. Seketika Arten terpana melihat bentuk tubuh Aluna yang bagus. "Lumayan juga," batin Arten. "Terima kasih, bisakah kamu keluar sebentar aku mau memakai baju terlebih dahulu," pinta Aluna gemetar. Arten menikmati ketakutan yang terpancar jelas pada wajah Aluna yang sangat cantik itu. Bukannya keluar, Arten justru mendekat dan memegang erat dagu Aluna. "Sekarang tubuhmu milikku, dan kamu tidak punya hak untuk menyuruhku!" ancam Arten. Arten sangat menakutkan, dan Aluna semakin menciut nyalinya. "Aku menginginkanmu, sekarang kamu harus memuaskanku!" perintah Arten tersenyum licik. "Memuaskan bagaimana?" tanya Aluna tak mengerti. "Hey, kamu sudah dewasa. Tentu saja sama seperti yang sering kamu lakukan dengan pacar - pacarmu," ejek Arten. "Maaf, tapi aku beneran tidak tahu. Dari kecil aku sekolah di tempat khusus untuk Puteri bangsawan dan di sana tidak ada murid lelaki. Jadi aku tidak pernah mengenal bahkan punya pacar lelaki kecuali papa dan pak sopir," jawab Aluna serius. Arten terkejut, tidak disangka Aluna yang tampak begitu modern tapi justru sejak kecil diperlakukan oleh orang tuanya seperti permata berharga. Arten semakin tidak sabar untuk meremukkan permata tersebut sampai berkeping - keping. "Kalau begitu mendekatlah, akan aku ajari bagaimana cara menyenangkan seorang pria!" pinta Arten. Walaupun Aluna polos tapi dia tidak bodoh - bodoh amat. Seperti kata papanya jika lelaki itu buaya, jadi jangan mendekat jika tidak ingin berada dalam bahaya. "Aku lapar, bisakah beri aku sesuatu untuk dimakan?" pinta Aluna dengan wajah memelas. Wajah seperti itu membuat Aluna semakin imut dan menggemaskan, membuat Arten semakin tidak sabar menunggu lama. Ditariknya tubuh Aluna dalam dekapannya. "Puaskan aku dulu, setelah itu baru kita makan," bisik Arten. "Jangan!" teriak Aluna takut. "Bukankah sejak awal kamu sudah tahu perjanjian kita?" sergah Arten benci ditolak. "Aku takut, dan aku belum siap," rengek Aluna. Tapi Arten tidak peduli, sebab tujuan dia memang ini. Arten langsung menarik lengan Aluna dan mencium bibir gadis tersebut dengan paksa. Aluna yang memberontak justru membuatnya semakin b*******h. "Plak..." Aluna reflek menampar wajah Arten, membuat pemuda itu naik pitam. Di dorongnya tubuh Aluna sampai terjatuh di ranjang. "Rupanya aku terlalu baik padamu," gumam Arten sembari melepaskan kaosnya. "Maaf, aku tidak sengaja. Tapi aku sungguh takut," ucap Aluna mulai menangis. "Pakailah bajunya! Setelah itu keluar dan kita makan!" kata Arten berlalu pergi. Aluna tidak menyangka jika dia dilepaskan, tapi sebagai putri yang terbiasa hidup mewah dan kecukupan Aluna takut gelandangan dan kelaparan di luar. "Haruskah aku menjual diriku? Tapi ini juga merupakan satu - satunya caraku untuk menemukan ibuku," batin Aluna pilu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Satu Jam Saja

read
593.1K
bc

Fake Marriage

read
8.3K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.0K
bc

Call Girl Contract

read
323.1K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.0K
bc

See Me!!

read
87.8K
bc

Bastard My Ex Husband

read
382.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook