bc

Van Vuur Water

book_age16+
354
FOLLOW
1.3K
READ
drama
comedy
sweet
Writing Challenge
mystery
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Sebuah kisah menceritakan tentang dua kerajaan yang saling bermusuhan.

Yaitu,

Kerajaan Api dan Kerajaan Air.

Seseorang akan memulai misinya, misi besar yang sudah dirancang dengan manis untuk mempersatukan dua kerajaan tersebut.

Dimulai dengan menukar bayi Kerajaan Api dengan bayi Kerajaan Air.

Pangeran Dafta Van Water lahir dari Kerajaan Api namun dibesarkan di Kerajaan Air.

Sedangkan,

Princess Pricilia Xeory Van Vuur lahir dari Kerajaan Air namun dibesarkan di Kerajaan Api.

Pangeran Api bertukar menjadi Pangeran Air.

Putri Air bertukar menjadi Putri Api.

Kapan keduanya akan tahu jika mereka adalah bayi yang sengaja ditukar?

Pangeran Air merasakan kekuatan dasar pada dirinya adalah Api sedangkan ia sendiri menjadi pangeran Kerajaan Air.

Putri Api merasakan kekuatan dasarnya adalah Air, sedangkan ia telah dibesarkan dari Kerajaan Api.

Keanehan demi keanehan dirasakan keduanya, dan semua berubah ketika keduanya saling bertemu.

Keduanya bertemu di tempat yang sangat jauh dari kerajaan mereka, keduanya juga tak tahu indentitas masing-masing. Di sinilah kisah sejoli itu dimulai, terjebak di suatu tempat asing membuat keduanya harus tinggal bersama dan mencari akal untuk tetap hidup.

Bagaimana jika mereka tinggal di atap yang sama? Putri Api yang pemarah  berkehendak semaunya berbanding dengan Pangeran Air yang dingin dan tak tersentuh.

Mampukah Putri Api mencairkan sikap Pangeran Air yang sedingin es batu?

Bagaimana jika mereka tahu indetitas asli mereka?

Apakah bisa mereka bersatu?

Keduanya malah bertemu dengan seorang misterius yang memberikan sebuah misi untuk menyatukan dua kerajaan yang enggan bersatu.

Mampukah Pangeran Air dan Putri Api menyatukan cinta mereka dengan berbagai rintangan yang harus dihadapi?

Jika kalian mengikuti cerita ini sampai habis, saya akan membuat pikiran kalian berkelana dalam dunia fantasi dan saya berjanji akan menerbitkan senyum manis kalian di akhir cerita.

chap-preview
Free preview
Kelahiran
Sebuah dataran bernama VUURLAND terdapat sebuah kerajaan besar yang sudah berdiri sejak 700 tahun yang lalu. Kerajaan yang bernama Van-Vuur atau sebuah Kerajaan Api. Memiliki Raja perkasa yang bernama Raja Rowned Van Vuur terkenal dengan ketangguhan dan kelicikkan otaknya. Raja pemarah dan kejam yang tak akan segan membunuh siapa saja jika orang itu bersalah. Hari ini, tepat sejak 700 tahun yang lalu istana besar itu didirikan lahirlah seorang bayi dari Permaisuri, anak kandung Raja yang ke-7. "Ooaakk." "Ooaaak." "Oaakkk." Sebuah ruang tempat persalinan menggema karena suara tangisan bayi yang baru saja lahir dengan selamat. "Permaisuri Raqia selamat! Bayimu lahir dengan sehat," ucap tabib perempuan yang telah membantu persalinan. Permaisuri Raqia hanya bisa mengangguk lemah dengan perasaan lega telah berhasil melahirkan anak Raja. Permaisuri Raqia adalah istri kedua Raja setelah Permaisuri pertama meninggal dunia, yaitu Permaisuri Widya. Anak yang dilahirkan Raqia merupakan anak ke-7 Raja. Enam anak lainnya lahir dari rahim permaisuri pertama. Dan keenam anak raja adalah laki-laki. Tabib Nori memberikan bayi itu kepada asistennya yang juga ikut serta membantu persalinan. Setelah itu Tabib Nori memberikan ramuan kepada Permaisuri agar tetap kuat karena sudah banyak mengeluarkan energi. "Mohon Ampun, Tabib Nori, sebaiknya bayi ini diletakkan di ruang berbeda supaya Yang Mulia bisa beristirahat total, bagaimana menurutmu?" saran asisten tabib wanita yang bernama Wedni itu sopan. "Silakan Nyonya Wedni, jaga keamanan sang pangeran dengan baik, saat ini banyak penyusup yang akan membahayakan pangeran dan permaisuri," ucap Tabib Nori memperingatkan. "Baik laksanakan, Nyonya!" Wedni membawa bayi yang sudah memakai bedung itu ke ruangan lain, ia berjalan mengendap-ngendap keluar dari ruangan. Di luar sana ada Raja dan beberapa pengawal yang harus ia hindari. Wedni harus berhati-hati, karena jika ia ketahuan detik itu juga kepalanya akan melayang. Wedni lebih baik mengalihkan perhatian mereka terlebih dahulu. "Ampun Yang Mulia, bayi anda sudah lahir, silahkan masuk Yang Mulia!" ucap Wedni dengan sedikit berteriak. Raja dan beberapa pengawal langsung bangkit lalu memasuki ruangan dimana tempat bersalin tadi, setelah mereka masuk, Wedni yang berada di balik pintu mengambil kesempatan untuk keluar dan kabur dari ruangan itu. Ia langsung lari terbirit-b***t dan masuk ke dalam ruang rahasia yang bisa tembus keluar istana. Jantung Wedni berdetak sangat cepat, ia sedang berada dalam masalah besar, nyawanya adalah ancaman jika ia ketahuan melarikan bayi di kerajaan ini, bayi yang akan menjadi Raja di masa depan. *** Berbeda halnya dengan kerajaan Van Water yang sedang berbahagia menantikan kelahiran anak pertama raja. Kerajaan berada di puncak dataran Lan Van Water. Sebuah daratan yang bisa menembus ke bawah sana bertemu dengan laut bebas. Ketinggian kerajaan Van Water mencapai 650 meter. Kerajaan unik yang bisa turun ke bawah dasar laut ini disebut dengan Kerajaan Air. Kerajaan ini dipimpin oleh Raja Dafnas seorang raja yang dibanggakan oleh rakyatnya karena kebijaksanaannya, Raja Dafnas seorang raja yang lembut berjiwa gagah berani. "Oeeekk..." "Ooeekkk..." "Oooeekk..." Akhirnya suara tangisan itu terdengar membuat hati Raja Dafnas berdebar bahagia, ia sudah cukup lega karena sang istri berhasil melahirkan anak pertama mereka. Raja Dafnas memang baru diangkat menjadi raja karena sebelumnya kerajaan dipimpin oleh Raja Darnas, kakak tertua Dafnas. Namun, karena pengkhianatan yang dilakukan Darnas ia harus dihukum dan dikeluarkan dari keluarga kerajaan, perintah Sang Raja Dunas, ayah kedua raja tersebut. Raja Dunas sudah meninggal sejak 2 bulan yang lalu, dan setelah itu Raja Dafnas diangkat menjadi Raja di kerajaan itu didampingi oleh istri tercinta sang Permaisuri Delita. "Selamat Yang Mulia, anda melahirkan seorang putri yang sangat cantik," ucap Tabib Yomi sambil menggendong bayi perempuan itu di tangannya. Permaisuri Delita tersenyum bahagia, namun perasaannya menjadi tak karuan karena tidak berhasil melahirkan bayi laki-laki untuk raja. Ia sudah gagal memberikan keturunan, karena ia melahirkan bayi perempuan bukan bayi laki-laki yang akan menjadi raja di masa depan. Ia takut jika raja tak dapat menerima dan mencampakkannya begitu saja bersama sang bayi. Raja Dafnas sangat menginginkan bayi laki-laki supaya bisa diangkat menjadi seorang pangeran dan nantinya menjadi seorang raja. "Tabib Yomi!" panggil Permaisuri Delita. "Hamba Yang Mulia," jawab Tabib Yomi sopan dan membungkukkan badannya. "Aku ingin mencium bayiku," ucap Permaisuri Delita. "Silahkan Yang Mulia." Tabib Yomi mendekatkan bayi itu ke hadapan sang permaisuri, lalu Permaisuri Delita mencium kening bayi itu sangat lama. "Sekarang, bawa bayiku pergi dari istana dan berikan bayiku kepada Empu Eyang," perintah Permaisuri Delita yang membuat Tabib Yomi terkejut. "Mohon Ampun Yang Mulia, hamba tidak berani melakukannya karena hamba takut jika ketahuan Yang Mulia Raja," ucap Tabib Yomi jujur, ia tak berani menatap muka Permaisuri Delita. "Baik, kalau begitu, biarkan aku yang membawa bayiku sendiri dari sini, dan kau tetap di sini rahasiakan kepergianku sampai aku kembali," perintah Permaisuri Delita diangguki Tabin Yomi. "Baik laksanakan Yang Mulia." Permaisuri Delita berusaha bangkit dan menguatkan diri untuk berdiri, walaupun sangat kesusahan dan energinya terkuras setelah melahirkan, tapi Permaisuri Delita tak menyerah begitu saja, ini demi bayinya. Permaisuri Delita mengambil alih bayinya dari pangkuan Tabib Yomi, ia segera menggendong bayi mungil itu dan keluar dari jendela yang langsung menembus daerah belakang istana. Permaisuri Delita sudah merencanakan ini jauh sebelumnya, bahkan sebelum ia menikah dengan raja, ia sudah sepakat mengikuti perjanjian dengan seseorang. Ramalan seseorang itu memang terbukti benar, ia ternyata memang melahirkan bayi perempuan. Tempat persalinan memang dipilih di luar istana, sesuai permintaan Delita. Ini memudahkannya untuk kabur jika ia melahirkan bayi perempuan. Jika ia melahirkan bayi laki-laki maka ia akan menunda perjanjian ini dan akan melakukan rencana seperti sekarang pada saat ia melahirkan bayi kedua jika bayinya perempuan. "Aku tahu engkau melahirkan bayi perempuan, Delita! Segeralah datang ke tempat kediamanku dan bawa bayimu." Delita dapat mendengar ucapan seseorang itu di telinganya, ia mempunyai kelebihan mendengar ucapan seseorang yang berada jauh dengannya. "Aku akan segera menemuimu." *** Setelah berjalan cukup jauh dan menguras waktu dan tenaga akhirnya Delita sampai di tempat tujuannya. Ia segera masuk ke dalam sebuah tempat kediaman yang terletak jauh dari istana. Tempat kediaman ini seperti persegi panjang dengan ukuran minimalis. Corak kuno yang terdapat di sana menambahkan sedikit suasana horor yang mencekam. "Delita, putriku akhirnya kau sampai dalam beberapa jam," ucap suara yang membuat Delita terkejut. "Mohon Ampun atas keterlambatan hamba, Ayahanda," ujar Delita mohon ampun. "Tidak masalah, apakah bayi itu cucuku?" "Benar Ayahanda." Delita bukan seorang wanita biasa, ia adalah anak seorang Empu Eyang, yang merupakan putri terhormat dari seluruh kerajaan. Empu Eyang merupakan julukan bagi seorang yang sudah hidup ratusan tahun, dan yang menjaga dua daratan yang dulunya satu menjadi terbelah menjadi dua bagian. Empu Eyang orang paling tertinggi di atas raja-raja, karena ia berkuasa atas daratan bukan hanya satu kerajaan saja. Dan Delita adalah anak bungsu Empu Eyang. Tak banyak yang tahu dengan fakta itu, karena Empu Eyang sengaja menyembunyikan indetitas diri putrinya. Hanya Delita yang dapat membantunya menyelesaikan misi yang sudah ratusan tahun belum terselesaikan olehnya. "Putriku Delita, selamat atas kelahiran anak pertamamu." Delita membungkukkan badannya memberi hormat. "Sayang sekali bayi kau perempuan, karena kau harus berpisah dengannya dalam kurun waktu yang lama," ucap Empu Eyang dan Delita mengangguk paham, ini sudah termasuk perjanjiannya sebelum ia menikah dengan Raja Dafnas. FLASHBACK ON "Putriku Delita, kau merupakan putriku satu-satunya, dan kau harus siap menerima perintah dariku yang harus kau jalankan." "Hamba Delita siap menerima perintah, Ayahanda." "Beberapa tahun lagi akan terjadi pengkhianatan keluarga kerajaan Air, dan putra bungsu Raja akan segera naik tahta, untuk itu, kau harus tinggal di istana dan membuat Dafnas jatuh cinta hingga ia menikahi kau." Delita terdiam mendengar perintah dari Empu Eyang, usianya yang masih terbilang muda bertaut 9 tahun dengan Dafnas. Ia sedikit ragu untuk bisa mencintai Dafnas. "Apakah hamba harus menikah dengan Dafnas?" "Iya, aku yakin kau akan jatuh cinta dengannya saat kalian menikah." Empu Eyang dapat meramal kejadian beberapa tahun yang akan datang, ia dapat melihat semua apa yang terjadi dan ramalannya tak pernah meleset. "Baik, Ayahanda." "Berkemaslah, besok kau harus tinggal di istana menjadi seorang dayang raja, kau putriku yang cerdik pasti kau tau cara menanggapi perintahku." "Hamba Delita siap menjalankan perintah, Ayahanda." "Ingat, tidak ada siapa orangpun tahu tentang indetitas asli kau." "Baik, Ayahanda." "Setelah kau menikah dengan Dafnas, kau akan melahirkan bayi perempuan." Delita tersenyum mendengarnya, ia sangat menginginkan bayinya berjenis kelamin perempuan, karena di keluarganya hanya ia satu-satunya perempuan. "Tapi, kau harus kehilangan bayimu karena jika kau melahirkan bayi perempuan kau harus menyerahkannya kepadaku," ucap Empu Eyang yang membuat Delita menatap ayahandanya heran. "Lantas kenapa seperti itu, Ayahanda?" "Bayi perempuanmu akan menjadi orang yang berperan dalam misiku." Delita hanya mengangguk patuh dengan ucapan ayahandanya, ia tak berani menyanggah Empu Eyang yang sudah hidup 900 tahun itu. "Akan tetapi, jika kau melahirkan seorang bayi laki-laki, anak kau akan menjadi raja pewaris kerajaan Air seutuhnya, tapi pada saat ia berumur 17 tahun, aku akan mengambilnya untuk menjalankan misiku." Delita mencerna ucapan Empu Eyang. "Mohon Ampun Ayahanda, hamba Delita akan memperjelas maksud Ayahanda, jika hamba melahirkan seorang bayi perempuan maka hamba harus menyerahkan bayi itu langsung kepada Ayahanda, sedangkan jika hamba melahirkan bayi laki-laki maka hamba harus membesarkannya hingga ia berumur 17 tahun untuk diserahkan kepada Ayahanda?" "Tepat sekali Putriku Delita." "Hamba siap menjalankan perintah, Ayahanda." FLASHBACK OFF Delita dengan berat hati menyerahkan bayi yang baru saja ia lahirkan kepada Empu Eyang. "Kau jangan bersedih, Putriku Delita, karena kau akan mendapatkan bayi penggantinya." "Maksud Ayahanda?" "Wedni, segeralah datang ke mari," panggil Empu Agung yang membuat Delita heran. "Hamba, Yang Terhormat Empu Eyang!" ucap seorang wanita datang dengan membawa bayi di pangkuannya. "Berikanlah bayi itu kepada Putriku Delita," suruh Empu Eyang dan wanita yang dipanggil Wedni itu segera menjalankan perintah. Delita mengambil alih bayi itu ke tangannya, bayi yang diserahkan kepadanya berjenis laki-laki. Lalu Empu Eyang memberikan bayi Delita kepada Wedni, dengan hati-hati Wedni mengambil alih bayi itu. "Hormat Hamba Putri Kerajaan Van Water," ucap Wedni membungkukkan badannya menghormati bayi yang ada di tangannya. "Dia Wedni, orang suruhanku yang aku suruh mengambil bayi Kerajaan Van Vuur," jelas Empu Eyang. "Ayahanda, apa yang kau lakukan?" betapa terkejutnya Delita mendengar itu, untuk apa ayahandanya melarikan bayi Kerajaan Api yang sangat ganas itu. "Ini adalah sebuah misiku sejak ratusan tahun yang lalu, dengan menukar bayi dua kerajaan yang saling bermusuhan, aku punya senjata untuk mempersatukan mereka." "Putriku Delita, beritahukan kepada semua rakyat kau jika anak yang kau lahirkan adalah laki-laki dan bawalah putra Kerajaan Van Vuur itu, rawat dia seperti anak kau sendiri." "Kau Wedni, bawalah putri Kerajaan Van Water itu ke kerajaan Van Vuur dan beritakan kepada semua orang jika anak yang dilahirkan permaisuri perempuan." "Hamba Delita, siap menjalankan perintah, Ayahanda." "Hamba Wedni, siap menjalankan perintah Yang Terhormat Empu Eyang." "Misiku akan mulai berjalan ketika anak-anak itu berusia tujuh belas tahun dan saling jatuh cinta," ucap Empu Eyang tersenyum, sebentar lagi misi besarnya akan terlaksanakan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Istri Pilihan

read
1.5M
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.0K
bc

Mrs. Fashionable vs Mr. Farmer

read
419.8K
bc

OLIVIA

read
29.1K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.8K
bc

Istri Muda

read
391.6K
bc

Rewind Our Time

read
160.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook