bc

Tante! (INDONESIA)

book_age18+
10.7K
FOLLOW
208.9K
READ
forbidden
love-triangle
fated
friends to lovers
aloof
student
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

INI MENGANDUNG UNSUR 17+... HARAP SELEKTIF DALAM MEMBACA... JIKA TERJADI SESUATU PADA ANDA YANG MASIH DIBAWAH UMUR, AUTHOR TIDAK TANGGUNG JAWAB... SEPERTI CONTOHNYA DEWASA SEBELUM WAKTUNYA MUNGKIN?

Alvin Mahendra, 17 tahun. Seorang yatim piatu yang harus tinggal bersama seorang wanita yang lebih tua darinya. Karena permintaan saudaranya yang ingin membantunya dalam menjalani hari - harinya akibat kecelakaan yang dialami kedua orang tuanya.

Mikaella Afrananda, 24 tahun. Akan tinggal dengan sepupu sahabatnya yang bernama Tasya. Seorang wanita mandiri yang tinggal di kontrakan sempit di sudut ibu kota. Tak ada pilihan yang dapat ia pilih selain membantu sahabatnya itu dengan menampung sepupunya, Alvin.

Mikaella dan Alvin akan hidup di dalam satu atap dan akan menjalani hari - harinya bersama. Awal pertemuan yang bagaikan orang asing akan berbeda nantinya jika mereka sudah tinggal dalam kurun waktu lama. Apa yang akan terjadi diantara mereka? Pastilah akan muncul cinta yang tak harusnya ada diantara mereka. Seperti kata pepatah yang mengatakan "witing tresna jalaran saka kulino" yang artinya cinta akan tumbuh karena terbiasa.

"Tante..."

"Iya?"

"I Love You"

Wajah Mikaella bersemu merah dan Alvin langsung memeluk erat Mikaella.

chap-preview
Free preview
PROLOG
'.... baru saja diinformasikan telah terjadi kecelakan pesawat pada kemarin sore. Kecelakaan ini mengakibatkan banyaknya korban jiwa dan tidak ada yang berhasil selamat...' Sebuah televisi menayangkan berita tentang kecelakaan pesawat yang terjadi baru - baru ini, sedangkan orang yang berada di hadapan televisi yang sedang menyala itu tampak sibuk dengan dokumen - dokumen di hadapannya. Dia tak sempat melihat ke arah televisi yang sedang menyala, karena sangat asik dengan berkas - berkas yang harus diselesaikan secepatnya. Suara bantingan keras terdengar di hadapan seseorang yang tengah asik dengan berkasnya. Ternyata orang yang membanting sesuatu di atas meja adalah atasan dari orang yang tengah sibuk ini. "Mikaella. ini laporan yang harus direvisi sekarang. pastikan selesai hari ini juga," ucap atasan itu kepada seseorang di depannya yang ternyata seorang perempuan bernama Mikaella. "Baik pak, saya akan segera kerjakan..." Mikaella menjawab dengan suara pelan sambil memilah - milah kembali berkas - berkas yang di taruh atasannya tepat di depannya. 'haahh... sepertinya aku akan lembur lagi hari ini' batin Mikaella mendengus pasrah saat mengetahui laporan - laporannya yang tampak menumpuk di meja kerjanya. Padahal Mikaella merasa begitu sangat lelah hari ini, tetapi mengapa pekerjaannya tak kunjung selesai, dan juga atasannya itu mengapa suka sekali menyiksanya dengan laporan - laporan berkepanjangan yang tak ada habisnya ini. Mikaella bukan robot, dia juga manusia. Saat Mikaella mulai sibuk dengan berkas - berkasnya, dia melihat beberapa temannya sudah bersiap untuk pulang ke rumah, karena hari mulai malam dan telah sampailah pada saat jam pulang. Sedangkan Mikaella masih sibuk dengan berkas - berkasnya. sampai tiba - tiba dia merasa lapar. Suara perut Mikaella menggema di seluruh ruangan yang saat ini telah sepi dan lengang. "lapar sekali, tapi pekerjaanku belum selesai." Mikaella mengelus perutnya yang kurus sambil bergumam betapa laparnya ia. Tetapi saat matanya kembali menatap kearah berkas - berkas di depannya, membuat dirinya mengurungkan diri untuk mencari makan dan tetap meneruskan pekerjaannya. Berpikir keras disaat perut kosong memang sulit, tetapi apa yang bisa dilakukan Mikaella? dia harus segera menyelesaikan pekerjaannya untuk segera dikirim ke atasannya. Jika dia mengerjakan pekerjaannya di rumah, sudah dipastikan tidak akan sempat karena rasa malas Mikaella lebih tinggi saat dirinya sudah menginjak lantai dingin kontrakannya. "haaahhh.... akhirnya selesai juga." Mikaella mendesah lega saat dilihatnya pekerjaannya sudah selesai dan berhasil terkirim ke atasannya. Mikaella melirik kearah jam dinding yang ada di kantornya yang sudah menunjukkan pukul 21:00. Cukup malam untuk seukuran Mikaella, karena jam pulang kantornya adalah pukul 17:00 sore tadi. Ini sudah ketiga kalinya Mikaella harus lembur karena atasannya yang tidak pernah puas akan kinerja Mikaella. Dengan segera Mikaella meraih tas tangannya yang tersampir di kursi kerjanya dan mulai beranjak dari tempatnya untuk bersiap pulang sebelum satpam memulai patroli melihat keadaan kantor. Setelah Mikaella sampai di halaman depan kantornya, ia segera mencari motornya yang terparkir tidak jauh dari lobi kantornya. setelah menemukan motornya, dia mulai menaikinya dan menyalakan motor menuju kontrakannya. Dia sudah sangat mendambakan nyamannya bergelung di dalam selimut di atas kasur kesayangannya di kontrakannya. Mikaella sampai di depan kontrakannya dan memasukan motornya kedalam kontrakan karena tidak adanya garasi di kontrakan tersebut. Mikaella hanya tinggal dikontrakan kecil yang berisi dua kamar, dapur yang menyatu dengan meja makan dan ruang tamu yang digunakan bersama televisi yang berada disana. Sebelum Mikaella beranjak ke kamarnya, dia terlebih dahulu menuju kearah dapur untuk membuat mie instan sebagai pengganjal rasa laparnya. Mie instan sudah menjadi makanannya untuk tiga hari ini karena pekerjaannya yang mengharuskannya untuk lembur. Tak butuh waktu lama bagi Mikaella untuk membuat satu mangkok mie instan. Dia segera menyantap mie instannya sambil menonton acara di televisi. Sampai seketika ponselnya bergetar tanda ada panggilan masuk. 'Tasya Calling' Begitulah tulisan yang tertera di layar ponsel Mikaella. Ternyata dia mendapatkan panggilan dari temannya sewaktu kuliah, mungkin ada hal penting yang ingin disampaikan Tasya kepadanya. Dengan menaruh mie instan diatas meja, Mikaella mengambil ponselnya dan menggeser tombol hijau yang ada di layarnya untuk menjawab panggilan Tasya. "Hallo,' sapaan pertama dilayangkan Mikaella kepada Tasya yang ada di seberang sana. "Kaellaaa...." Terdengar teriakan Tasya dari seberang yang bernada senang sekaligus sedih. Sepertinya ada yang terjadi terhadap Tasya. "Ada apa Sya?" Mikaella bertanya dengan tenang kearah Tasya. "Aku boleh minta tolong?" terdengar nada sedih yang keluar dari mulut Tasya. Mikaella bisa membayangkan bagaimana raut wajah Tasya saat ini. "Apa?" Bukannya cuek, tetapi Mikaella memang tidak tau harus berkata apa. Apalagi Tasya sepertinya sedang sedih, sedangkan Mikaella tidak pandai dalam membujuk orang yang sedang sedih. "Kamu udah denger berita tentang kecelakaan pesawat tadi?" Tasya berucap dengan hati - hati dengan cara berbasa-basi terlebih dahulu. "Ehm.... aku cukup sibuk hari ini, jadi tidak terlalu memperhatikan berita yang sedang ditayangkan di televisi. Ada apa?" Mikaella menjelaskan kegiatannya hari ini yang cukup sibuk. "Kakak ku berada di dalam pesawat itu bersama suaminya. Dan barusan tim penyelamat baru menemukan jasad kakak dan suaminya." Tasya menceritakan inti dari permasalahannya kepada Mikaella sebagai awal permintaan bantuan Tasya kepada Mikaella. "Aku turut berduka cita atas meninggalnya kakak dan kakak iparmu Tasya." Mikaella turut bersedih mendengar kenyataan itu. "Makasih Kae. Tapi dampak dari kecelakaan itulah yang ingin kamu bantu aku, Kae." Tasya segera menepis kesedihannya dan mencoba mengalihkan pembicaraan agar kembali ke topik yang ingin disampaikannya. "Bantuan apa, Sya? Bilang aja, kalau aku bisa bantu, pasti aku bantu." Mikaella sudah tidak sabar dengan apa yang dikatakan Tasya. Mikaella benar - benar ingin segera membantu Tasya semampunya. "Kakak ku memiliki seorang anak yang masih sekolah. Dan anaknya bersekolah di ibukota. Sedangkan saudaraku tidak ada yang tinggal di ibukota selain kakaku dan suaminya yang meninggal itu. Jadi aku meminta bantuanmu untuk menampung sementara keponakan ku itu. Dia masih berumur 17 tahun dan perlu perlindungan orang tuanya. Dia takkan bisa menjalani semua ini sendiri. Aku takut dia akan berbuat sesuka hatinya karena tidak ada yang mengawasinya. Aku mohon Kae, Kamu mau yah? Menjaga anak itu sampai dia benar - benar lulus dari sekolahnya. Setelah itu, aku akan membawanya untuk tinggal dengan keluargaku. Untuk kali ini saja, tolong bantu aku ya, Kae?" Tasya menjelaskan secara panjang lebar permasalahan utama yang ingin Mikaella membantunya. "Ehm..." Mikaella tampak berpikir tentang apa yang dikatakan Tasya kepadanya. "Untuk masalah biaya hidup. Aku akan mengirimi mu uang sebagai biaya hidup keponakan ku itu. kumohon, bantulah aku, Kae?" terdengar nada memohon dari seberang sana. "Baiklah. Kebetulan di kontrakan ku ada satu kamar kosong." Mikaella akhirnya memutuskan untuk membantu Tasya. Semoga keputusannya ini memang yang terbaik untuk Mikaella maupun Tasya. "Terima kasih kae! aku akan mengirimi alamat kontrakanmu kepada keponakan ku dulu, dan besok dia akan sampai di kontrakan mu. Sebelumnya Terima kasih banyak Kae! Bye Bye." Tasya memutuskan sambungan panggilan dengan Mikaella. Setelah membuat keputusan seperti itu, Mikaella kembali duduk di sofanya dan kembali menikmati mie instannya yang mulai melepuh.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

I LOVE YOU HOT DADDY

read
1.1M
bc

HYPER!

read
554.7K
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
307.3K
bc

Yes Daddy?

read
797.0K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
50.5K
bc

Living with sexy CEO

read
277.5K
bc

Crazy Maid ( INDONESIA )

read
206.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook