bc

Secret Marriage

book_age12+
1.7K
FOLLOW
9.4K
READ
revenge
HE
boss
twisted
heavy
icy
like
intro-logo
Blurb

Pertikaian keluarga yang pelik membuat Keyra merasa tersisihkan, si bungsu Abichandra harus menelan pil pahit kehidupan sejak ia berumur 12 tahun dimana kakak perempuannya yang berumur 18 tahun hamil diluar nikah, lalu menggugurkan bayinya dan menjadi gila. Hal itu membuat keluarganya malu! Sekaligus membuat perusahaan keluarga mereka selalu terguncang dan hampir collapse dalam 10 tahun terakhir. Keyra yang kini berumur 22 tahun, bertekad untuk keluar dari penjara tak kasat mata itu, ia ingin mendapatkan pekerjaan dan membiayai hidupnya sendiri. Di tempat kerjanya, ia bertemu dengan Kenan K. Guinandra, owner dari gedung sekaligus perusahaan mereka, pria itu awalnya hanya owner tanpa jabatan, namun saat melihat Keyra, ia merangkap menjadi CEO. Kenan tertarik pada Keyra, ingin memilikinya, namun ia lelaki bebas, lantas apa yang dilakukannya? Bagaimana jika Keyra ternyata memiliki pria idamannya sendiri yang juga bekerja di divisi yang sama dengan dirinya?

chap-preview
Free preview
1. Awal Mula
Hampir runtuhnya Abie Company membuat sebagian karyawannya terpaksa angkat kaki... Mata itu menatap tajam berita yang sedang ditayangkan di televisi, tangannya mengambil remot dan menekan tombol power off dengan kasar kemudian membanting remot ke kasurnya. Ia melangkah kuat ke arah cermin, menatap dirinya sendiri dengan sebuah tekad kuat dimatanya. "Gue gak bisa gini terus, gue harus keluar dari rumah ini!" Dia adalah Keyra Abichandra, si bungsu Abichandra, anak dari pemilik Abie Company yang barusan tersiarkan lewat berita. Sejak sepuluh tahun terakhir, perusahaan keluarganya tidak pernah kokoh kembali, selalu terguncang dan akan collapse jika tidak di sokong oleh perusahaan teman Ayahnya. Semua perkara ini, semua kekacauan dan kegilaan ini berawal dari kakak perempuannya, yang hamil di saat usianya masih delapan belas tahun, tidak tahu siapa Ayah dari calon bayinya dan berakhir dengan menggugurkan paksa janjin tak berdosa itu, lalu kemudian menjadi gila. Hal itu sangat berimbas pada perusahaan mereka, sebagian besar investor mencabut sahamnya, membuat perusahaan itu tidak seimbang lagi. Sebenarnya bukan peristiwa kakaknya saja yang menjadi sebab para Investor itu menarik sahamnya, tapi juga karena beberapa orang yang benci dengan keluarga mereka lalu menghasut para investor itu dengan kalimat bualan yang tidak nyata sama sekali. Keyra menarik nafas dengan dalam, sudah cukup, ia sudah muak dengan semuanya, ia akan pergi, memiliki pekerjaan dan membiayai hidupnya sendiri, ia akan meninggalkan rumah ini beserta keluarganya, toh ia juga tidak dipedulikan, tidak ada artinya dirinya di mata keluarganya. Keyra kemudian dengan cepat membereskan semua barang-barangnya, sebelum melangkah, ia mengecek dompetnya dan hanya ada beberapa lembar uang juga satu kartu atm disana, kartu yang hanya berisi tidak sampai duapuluh juta. "Oke gak papa, Key, lo bisa sewa apartemen dalam sebulan sambil cari kerjaan," gumam Keyra mensugesti dirinya sendiri sembari menarik koper keluar dari kamarnya. Belum juga Keyra menginjak anak tangga, telinganya sudah mendengar teriakan kakaknya juga bentakan Ayahnya, sekaligus Mamanya yang menangis, namun ringan tangan pada kakaknya itu. Kasihan? Rasa empatinya hilang, apa perlu ia mengasihani orang yang dari dulu selalu menjahatinya? Tidak, sama sekali tidak. Keyra menuruni anak tangga dengan langkah pasti, tekadnya benar-benar bulat untuk pergi dari sini, ia sudah mendambakan kehidupan yang bebas tanpa rasa tertekan di kemudian hari, dan hal itu akan tercapai sebentar lagi! "Keyra!" Langkah Keyra menggantung saat Ayahnya tiba-tiba berteriak padanya, ia kemudian menoleh dengan tampang polos. "Kenapa?" Ayah terlihat ingin mendekat, namun kakaknya tiba-tiba memecahkan sebuah guci besar yang membuat Ayahnya kembaoi mundur dan mencekal tangan kurus itu. Terkadang, Keyra suka heran kenapa kakaknya tidak dibawa ke rumah sakit jiwa saja? Tapi percuma, pertanyaannya hanya bisa dijawab oleh dirinya sendiri karena tidak ada seorangpun yang sudi menjawab pertanyaannya. "Mau kemana kamu, Keyra?!" Teriak Ayah membahana saat Keyra hendak melangkah. "Kamu jangan lupa kalau kamu harus nikah sama Kenzie! Gak ada hal lain yang bisa Ayah lakukan untuk membalas kebaikan keluarga mereka!" Keyra menulikan telinganya, katakanlah ia anak durhaka tapi ia benar-benar tidak peduli, ia sudah benar-benar muak dengan semuanya, apalagi dengan perjodohan itu, Keyra tak habis pikir kenapa dirinya yang selalu menjadi umpan? Ia melangkah menjauhi rumah yang bagai penjara itu dan tidak ada yang mengejarnya, Keyra mendengus, sedari awal ia memang anak yang tidak diharapkan kehadirannya, bahkan ia masih kalah dengan kakaknya yang padahal menjadi sebab utama hancurnya bisnis keluarga mereka. Keyra berjalan terus sampai ia keluar dari komplek, pertanyaan satpam pun ia abaikan karena kondisi hati dan tubuhnya yang sudah letih. Ia kemudian memberhentikan sebuah taksi, masuk dan mengucapkan alamat tujuannya. ***** Seorang pria bersetelan jas keluar dari mobilnya yang hitam kilat, ia berjalan menuju satu rumah besar sembari membuka kancing jas dan melepasnya dari tubuhnya. Ia kemudian masuk ke dalam rumah dan berjalan lurus mengarah ke anak tangga, tapi langkahnya berhenti tiba-tiba saat suara seseorang menggema di rumahnya yang memang selalu sepi. "Sudah pulang, my son?" Ia berbalik dan mendengus ketika melihat siapa yang duduk di sofa ruang tamunya, orang itu adalah Ayahnya, satu-satunya orang yang suka mengusik kehidupan pribadinya. "Kenapa, Pa?" Tanyanya dengan ekspresi malas yang kentara. "Kamu jangan lupa,  kamu bentar lagi mau nikah, jangan suka keluyuran sama perempuan-perempuan itu, gak bagus," ucap Ayahnya sembari berdiri dari duduknya. "Siapa yang mau nikah sih, Pa. Plis lah, Aku bahkan gak kenal perempuan itu," ucapnya kesal. "Kenzie! Kamu bakal tarik kata-kata kamu kalau kamu tau gimana perempuan itu," ucap sang Ayah memperingati. "Pa, plis jangan Kenzie, itu nama kecil aku, nama aku itu Kenan, okey?" Kenan memaksa. "Lagian, Papa terakhir kali ketemu perempuan itu puluhan tahun yang lalu, kan? Sekarang ya gak tau rupa sama sikap dia gimana, jangan aneh-aneh deh, Pa." Papa menggeleng pelan. "Anak Abichandra itu anak-anak yang bermoral dan pintar, Ken, soal rupa kamu gak perlu khawatir, kamu kayak gak tau aja gimana-" "Pa, moral?" Sela Kenan. "Papa lupa sama isu anak sulung mereka yang-" "Stop!" Papa menyela keras, ia menatap Kenan tajam. "Itu sebuah kecelakaan, Kenzie, jangan kamu ungkit-ungkit," sambungnya serius lalu berbalik pergi meninggalkan rumah anak semata wayangnya itu. Kenan mengangkat bahu tak acuh, ia malas memikirkan hal-hal yang tidak penting. "Kenan K. Guinandra? Di jodohkan? Emang ini jaman apaan?" ***** Keyra berdiri menatap dari bawah ke atas gedung dimana ia akan tinggal, apartemen disana memang terbilang murah dan bisa dikatakan ramah dengan isi kantongnya, tapi balik ke awal, harga itu menentukan kualitas, namun tak apa, Keyra oke-oke saja selama ia nyaman. Perempuan itu lalu menarik kopernya masuk ke lobi, namun sesaat ia tercengang ketika mendapati beberapa polisi ada disana? Ada apa? Apa ada suatu kriminal? Keyra mencoba mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkeliling di kepalanya, ia berjalan sedikit cepat menghampiri resepsionis untuk melakukan pemesanan dan pembayaran. Saat si resepsionis sedang sibuk dengan komputernya, Keyra menggertakkan giginya karena ia ingin bertanya sebenarnya ada apa untuk menuntaskan rasa penasarannya. "Ini kuncinya, mbak. Kebetulan yang kosong hanya flat B6," ujar si resepsionis dengan senyum manis yang ramah. Tapi kalimatnya barusan cukup membingungkan Keyra, kenapa kebetulan? Kata-kata 'Kebetulan yang kosong hanya' itu seperti memiliki makna ganda, berarti jika ada flat lain, dirinya pasti akan ditaruh ke flat tersebut dan bukan B6 ini? Keyra menggelengkan kepalanya dan mengetuk pelan keningnya, ini mungkin karena ia keseringan nonton film detektif, maka dari itu kata-kata yang menurut otaknya aneh akan dicerna lebih dalam. "Oke, mbak, makasih," ujar Keyra mengangguk sembari tersenyum ramah. Sambil berjalan naik ke atas tangga dengan mengangkat susah payah kopernya, Keyra melihat para polisi itu melihat ke arahnya, ya walau hanya sebentar, tapi tetap saja membuatnya salah tingkah apalagi ada polisi tampan disana. Setelah sampai di lantai dua, lantai dimana flatnya berada, Keyra mulai mencari letak flat B6 sampai seseorang memanggilnya dengan cara yang sok akrab. "Oi, lo penghuni baru B6?" Ujar perempuan dengan baju kebesaran yang bersender di pintu kamar B4. "Itu flat lo," sambungnya mengedikkan dagu menunjukkan satu pintu yang memang bertuliskan B6. "Oh makasih," ujar Keyra tersenyum tipis, sedikit kesal karena perempuan asing itu berani berbicara non-formal pada orang yang bahkan tidak kenal dengannya. "Btw," gumam perempuan itu mengikuti langkah Keyra. "Lo udah tau belum kalau B6 ini waktu itu ditempatin sama orang jahat? Waktu itu sih katanya, dia ini suka ambil dana orang lain, alias koruptor! Permainan dia lihai, dia juga suka jual info sesuatu ke orang lain biar dapet duit, sama satu lagi, dia culik perempuan trus dia jual ke perdagangan wanita biar dapet duit juga, intinya dia emang obsesi banget sama duit." Keyra mengernyit sedikit tak paham dengan ucapan si perempuan yang cepat tanpa jeda. Yang ia tangkap adalah pemilik B6 sebelumnya adalah orang yang jahat, terlepas jahat atau tidaknya ia tidak tahu karena bisa saja itu hanya rumor. "Lo gak percaya ya? Lo liat polisi dibawah, kan?  Mereka mau cari bukti tentang cowok itu, soalnya dia kabur sejak lusa kemarin," tandas si perempuan yang tak mau disepelekan Keyra. "Iya-iya, yang penting flat gue kan udah di periksa, gak ada apa-apa juga, kan?" Keyra membalas. "Gue juga gak akan jadi penjahat kayak cowok yang lo bilang tadi kok." Perempuan itu berdecak lidah. "Ya-ya-ya, yang penting udah gue kasih tau," ucapnya berbalik pergi menuju kamarnya. Keyra melihatnya menggelengkan kepala, kamar bekas penjahat tak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya, saat ia membuka pintu juga semuanya rapi dan bersih, tidak ada yang perlu dicurigakan, perempuan itu saja yang melebih-lebihkan. Keyra membawa masuk kopernya ke dalam kamar, ia lalu membanting dirinya ke kasur yang empuk kemudian menatap langit-langit kamar dengan tersenyum bahagia. "Hati gue lebih tenang sekarang," gumamnya sebelum bangkit berdiri, keluar dari kamar dan masuk ke kamar mandi. Di kamar mandi, sama seperti ruangan lainnya, bersih dan tidak ada apa-apa yang aneh, malah ini cukup jauh dari ekspetasi Keyra tadi, disana ada shower, wastafel dan juga disediakan bathrobe, khusus satu itu Keyra tidak akan pernah mau pakai. Setelah Keyra mencuci mukanya, ia hendak membuka pintu kamar mandi, namun matanya tiba-tiba melihat sebuah coretan di dinding didekat pintu yang membuatnya mendesah kesal. "Ugh, kenapa sih mesti dicoret-coret? Kan kotor," ujar Keyra mencoba menghapus coretan yang membentuk huruf A itu dengan tangannya yang basah, tapi tak kunjung bisa. "Argh udahlah, bodo amat," lanjutnya kesal lalu membuka dan menutup pintu dengan bantingan yang cukup kencang. Keyra kembali ke kamarnya, membuka laptop dan mengecek emailnya, dari jauh-jauh hari ia memang sudah mengirimkan CV ke perusahaan yang memang ia minati, semoga saja pihak HRD berbaik hati untuk menerimanya. Namun saat matanya tiba-tiba tertuju ke satu email yang menyatakan dirinya diterima bekerja di perusahaan itu membuatnya senang bukan kepalang! Keyra bahkan tidak bisa menahan teriakan girangnya. "Finally i gotcha!" *****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.3K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.7K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.1K
bc

Billionaire's Baby

read
279.7K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.3K
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
612.8K
bc

Satu Jam Saja

read
593.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook