bc

MISSING

book_age18+
605
FOLLOW
2.1K
READ
murder
revenge
dark
sex
badgirl
tragedy
twisted
bxg
scary
abuse
like
intro-logo
Blurb

Betty adalah seorang mahasiswi biasa, dengan kepribadian dan penampilan yang biasa. Dia tidak banyak memiliki teman ataupun kekasih. Walaupun pernah dijodohkan dengan Fuad—lelaki itu dengan cepat menolak dan mengabaikannya. Tidak ingin sakit hati, dia pergi berkuliah di luar kota, di mana kemudian dia mengundang tiga orang teman untuk turut tinggal bersamanya dengan syarat tidak ikut campur dengan urusannya. Sayangnya, di kota yang dia tempati sekarang, ada pembunuh berantai yang berkeliaran dan memburu para mahasiswa. Korbannya tidak pernah ditemukan, hilang seolah ditelah bumi.

chap-preview
Free preview
PROLOG
"Hmph…” Suara berisik membuatku melirik seorang lelaki yang sedang duduk sembari berusaha melepaskan ikatan tangan dan kakinya. Sementara mulutnya tersumpal lap kotor. Wajah tampannya sudah berubah merah, sedikit membiru karena kekurangan oksigen. Air mata menetes dari kelopak matanya yang sayu. Ada guratan keriput melekuk indah di kantong matanya. Tidak! Lelaki itu masih muda. Mungkin sekitar dua puluh enam tahun, aku rasa. Entahlah, aku tidak pandai menerka-nerka. Dia berhasil menarik perhatianku, membuatku memandanginya dengan seksama. Hebat, dia menyadarinya lalu terlihat panik. Keringatnya memenuhi kening, wajahnya ketakutan. Pada awalnya, aku tertarik kepadanya dikarenakan wajahnya yang cukup tampan. Garis rahangnya melekuk indah. Tulang pipinya tegas dengan sedikit daging, tirus. Dia memang kurus kering. Matanya menawan dengan bola mata hitam yang mengudang hasrat untuk ditikam. Hidungnya mancung dan besar meskipun bukan keturunan Arab. Bibirnya merah kehitaman dan cukup tebal. Tatanan rambutnya agak cepak. Dilihat dari geni manapun, dia cukup mengundang selera. Aku mencintainya? Dulu sekali, mungkin, atau tidak? Ah, entahlah. Aku sudah lupa kapan terakhir mencintainya. Aku mungkin masih mencintainya atau tidak pernah mencintainya sama sekali. Aku sama sekali tidak mengerti tentang isi hatiku sendiri. Membingungkan memang, tetapi tak mengaburkan kenyataan bahwa dia cukup menarik. Aku tersenyum simpul lantas menikam sebuah jantung yang terlihat di depan mata. Jantung busuk dari wanita busuk yang ingin sekali aku tenggelamkan dalam bejana berisi raksa dan larutan asam yang akan membuatnya menghilang seolah tidak pernah ada. Dada itu terbuka, tulang rusuknya telah berhasil diangkat dan ditanggalkan dari tubuh busuk tak bernyawa di hadapanku. Darahnya telah mengering, berpindah dari raga busuknya ke botol-botol bekas bensin yang sudah diletakkan di lemari es. Aku sengaja mendinginkan darah busuknya agar selalu bisa dikenang seumur hidup. Dia—wanita busuk yang sok cantik itu, telah aku lenyapkan dari peredaran dunia fana untuk menuju neraka keabadian. "Hmph, hmph, hmph." Lelaki kotor yang menjijikan itu meronta kembali saat jantung wanita busuk yang pernah dicintainya, dicincang dengan kapak. Dia tidak pernah berkaca pada pengalaman. Seharusnya, dia tidak melakukan usaha yang sia-sia, menunggu giliran dengan sabar, tentu akan membuatnya hidup sedikit lebih lama. Walaupun hasratku untuk membunuhnya tidak pernah padam. Aku berjalan mendekatinya dengan masih menggenggam kapak penuh darah. Dia terus membuat suara-suara yang berisik, membuatku tergoda untuk melepas lap kotor dari mulutnya. Aku ingin tahu, kata pertama yang dia keluarkan. "Huh, huh, huh." Dia bernapas cepat seolah takut kehilangan kesempatan untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya. Mengecewakan. Padahal, aku berharap, dia akan memaki atau menyumpahiku. "Kamu jahat!" umpatnya saat napasnya kembali normal. Aku menyeringai mendengar ucapannya. Dia memang sangat menarik, tidak sia-sia aku menjeratnya masuk dalam jebakanku. “Kamu jahat,” ulangnya sekali lagi. "Kalau aku jahat, lalu kamu apa?" sergahku sembari menahan tawa, geli mendengar pernyataan itu dari lelaki jahat dan j*****m sepertinya. "Kamu tidak manusiawi. Dasar iblis," umpatnya sekali lagi. Aku terbahak, tidak bisa lagi menahannya. Dia memang sangat lucu dan konyol, "Kamu lucu," pujiku dengan tulus. "Lucu? Kamu sudah gila huh?" dengusnya kesal. Gila? Aku berhenti tertawa lantas menatapnya dengan tajam bak Elang yang sedang membidik anak ayam yang kakinya pincang. "Kamu lupa?" tanyaku. "Tentang apa?" Dia balik bertanya. Wajahnya menunjukkan kebingungan. "Tentang dosamu!" Aku menatapnya geram. "Dosa apa? Aku tidak berdosa sama sekali," bantahnya tegas. Aku mendecih pelan. "Kamu tidak akan di sini jika kamu tidak berdosa, b*****h!" Amarahku tersulut. "Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti," katanya dengan gurat kebingungan yang terlihat asli. Dia memang pandai berpura-pura atau sudah amnesia sehingga dosa sebesar itu bisa dilupakan begitu saja. "Jantungmu hanya satu bukan?" tanyaku mengabaikan pertanyaan tidak penting darinya. "Tentu saja,"jawabnya tegas. "Karena itu, seharusnya kamu hanya mengisinya dengan satu wanita, k*****t!" Aku berteriak, meluapkan kekesalan yang sudah naik ke ubun-ubun. "Kenapa kamu membaginya? Tidak puaskah kamu hanya dengan satu wanita? Kenapa berselingkuh?" Nada suaraku terdengar bergetar, nyeri itu kembali. Lelaki itu melebarkan pupil matanya. Terkejut. "Darimana kamu tahu?” Aku tersenyum miring, “Kenapa kamu melakukannya huh?” Dia terdiam, menatapku dalam. Di matanya, mungkin aku menyedihkan, tetapi tidak mengapa, semua akan segera berakhir. “Sebaiknya, kamu menjawabku dengan jujur,” ancamku. Dia terdiam cukup lama, lantas berucap, “Karena aku lelaki," jawabnya pelan. Aku tergelak, mengelikan. Apa-apaan itu? "Begitulah cara lelaki mencintai wanita?" tanyaku lagi. Dia membisu. "Kamu siapa?" tanyanya kemudian. Aku tertawa mendengar pertanyaan konyolnya. "Aku siapa? Kamu tidak perlu tahu," jawabku. "Lalu kenapa? Kenapa kamu lakukan ini padaku?" tanyanya sekali lagi. "Karena..Apa ya?" Aku berpikir cukup lama, mencari kata yang pas untuk pertanyaan darinya. "Mungkin, karena aku ingin kamu bahagia denganku tetapi kamu malah tertawa dengannya di belakangku. Saat itu aku berpikir untuk membunuh kalian berdua!" Aku memandangnya dengan seringai licik. “Kamu sudah puas?” Lelaki itu terkejut setengah mati, ingin membuka mulut kotornya kembali. Sayang, sudah terlambat, aku lebih cepat mengayunkan kapak, menebas dan lehernya dalam sekali ayunan. Kepala lelaki menjijikan itu jatuh ke lantai. Dia mati. Dasar manusia sampah! Aku melepaskan topeng yang aku kenakan lalu meletakkanya di leher lelaki yang sudah tidak memiliki kepala lagi itu. Semburan darah segar masih keluar dari lehernya menjadi aliran darah yang indah saat aku meletakkan topeng di atasnya. Aku melirik kepala yang jatuh itu, mengambil dengan cara menjambak kuat rambutnya, mengangkat dan memandanginya dengan mesra. Matanya melotot dan hanya terpaku kepadaku. Sungguh, pemandangan yang indah. "Hei, cintaku," sapaku. "Apa kamu sudah puas selama ini berselingkuh dariku?" tanyaku dengan senyum yang mengembang. Aku memutar-putar kepala itu dan melemparnya. "Ah, kamu terlempar cintaku," kataku dengan tawa keras yang seketika berubah menjadi sebuah kemuakkan. "Dan kamu pantas mati! Rasakan itu, k*****t!" Aku menyudahi permainan, beralih pada jantung yang belum selesai dicincang. Pekerjaan ini harus segera diselesaikan, sehingga sekali lagi, aku mencoba fokus pada setiap organ yang belum dieksekusi. Dengan hati-hati, aku menyayat semua organ-organ itu, menjaga agar tidak rusak. Setelah itu, aku menggorok lehernya dengan seksama. Kepala wanita b******k itu berhasil dipisahkan dari tubuh busuknya. Aku menjinjingnya sembari berjalan menuju lemari di belakangku. Di sana, kepala wanita itu akan tinggal untuk selamanya. "Ini yang ke-, hm," Aku mulai berpikir. "Ah, ke berapa ya?" Aku mundur, memandangi deretan kepala tersebut dan mulai berhitung. "Ada 12 kepala," gumamku setelah berhasil menghitungnya. "Masih kurang," kataku sedikit kecewa. Aku berjalan menuju tembok di depanku, kupandangi daftar nama di sana, lantas membaca daftar nama yang sudah ditandai dengan spidol merah. "Eka, Yanti, Linda, Desi, Tyme, Pipit, Vivi, Annisa, Santi, Henny, Ana dan Dewi!" Aku menyebutkan isi dari daftar merah. "Hm, kalau begitu, masih banyak yang harus diselesaikan." Aku beralih pada cermin, memandangi diriku di sana lalu tersenyum lebar,  "Aku sangat menikmati ini, kamu seharusnya juga begitu. Ya kan?" bisikku lirih   

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HOT NIGHT

read
605.1K
bc

Call Girl Contract

read
323.1K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

OLIVIA

read
29.2K
bc

Rewind Our Time

read
161.0K
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
307.7K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
113.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook