bc

NUR ASYIFA

book_age18+
7
FOLLOW
1K
READ
dark
drama
tragedy
comedy
sweet
Multi-professional Billionaire Writing Contest
Writing Challenge
humorous
heavy
serious
like
intro-logo
Blurb

Nur Asifa sering dipanggil Ifa, umur 21 tahun seorang wanita bergelar S.Pd, merasa hidupnya sudah tak berarti setelah cintanya Moh. Aswin menjadi milik orang lain. Persahabatan keduanyalah yang menjadi halangan mereka dalam mengungkapkan perasaan.

Agar dapat melupakan cintanya, Nur Asifa pergi menjadi seorang guru honorer di salah satu pulau terpencil yang sulit terjangkau oleh jaringan internet.

Di pulau itu ia akhirnya mulai menyadari bahwa hidup manusia begitu sementara, dan masih begitu banyak yang ia harus pelajari dan syukuri dalam hidup ini.

Dan Lagi ia harus diuji dengan berbagai penolakan orang tua siswa untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Apakah Nur Asifa mampu melupakan cintanya dan membujuk warga untuk menyekolahkan anak mereka?

chap-preview
Free preview
Bab 1
Slam Hangat Pembaca Sekalian, Terima Kasih sudah meluangkan waktu membaca cerita ini. Cerita hanya fiktif belaka, semua hanya imajinasi penulis. (Maaf Typo berterbangan) Ketika kata persahabatan menutupi rasa cinta, kita takan sadar kalau cinta itu ada. Ketika kata persahabatan terukir dalam dua insan anak manusia yang berbeda jenis, kita takan sadar bila ada kata lain yang mungkin terlupakan. Kita berjalan bersama, menusuri ruang rindu dengan kata persahabatan. Kita bergandeng tangan, tertawa, bercanda, dan cemburu juga karena kata persahabatan. Orang-orang yang melihat selalu berkata, kita adalah pasangan. Kita membenarkan, tapi sekali lagi kita mengatakan, kita pasangan dalam sebuah kata persahabatan. Keberlanjutan kata persahabatan terukir indah dalam setiap hati, hingga kata-kata yang lain akan berlalu dan leyap dimakan waktu. Dan ketika aku dari salah satu kita berdua mulai merasa bermasalah dengan kata persahabatan, aku rasa karena kata cinta mulai menyentuh hati. Namun sekali lagi, tertutupi oleh indahnya kata persahabatan. Mungkin puisi yang aku tulis adalah gambaran perasaanku, dimana pria yang aku cintai merupakan sahabat karibku, hingga saat rasa cinta ini tak mampu lagi aku bendung namun juga tak dapat aku ungkapkan padanya, dan akhirnya aku memilih melarikan diri darinya. ---------------------------- Namaku adalah Nur Asifa sering dipanggil Ifa, umur 21 tahun seorang wanita bergelar S.Pd dari universitas D. yang cukup bergengsi di kota A. tempat tinggalku ini. Aku juga merupakan anak tunggal dari ayah Mohammad Aswin dan bunda Nur Diana, mereka merupakan dosen di kampusku. Hidupku awalnya dipenuhi dengan kasih sayang dan cinta. Aku memiliki banyak teman disisiku, dan keluarga yang serba berkecukupan. Awalnya bagiku semua itu adalah anugerah dan sungguh cukup aku rasa kebahagian yang aku dapatkan. Hingga entah darimana? Dan kapan ? perasaan aneh ini muncul padaku. Perasaan ingin memiliki lebih dari yang aku dapat, perasaan ingin mengubah sebuah kata persahabatan menjadi cinta. Yah… aku telah jatuh cinta pada seorang pria yang seharusnya tidak aku cintai, karena pria itu adalah sabatku dari kecil hingga dewasa ini. Namun apalah dayaku,, kebersamaan kami selama 16 tahun ini ternyata membuat aku merasa ingin memeliki dia seumur hidupku, bukan saja sebagai sahabatku namun juga sebagai cintaku. Ada Pepatah tua yang mengatakan, “bila memiliki perasaan pada lawan jenismu lebih baik segera katakanlah padanya karena semakin kamu memendamnya dan berlama-lama maka akan semakin jauh kamu bisa mendapatkannya”. Menurutku pepatah itu sungguh ironis, namun itulah yang terjadi padaku, karena aku yang tak mampu mengungkapkan perasaanku dan terus berlama-lama menyukuinya dalam semu, akhirnya dia ditunangkan dengan wanita lain. Hatiku begitu sakit, karena kesalahanku yang mencintai manusia melebihi cintaku pada Tuhanku sendiri, sampai aku lupa cinta manusia begitu sementara. Rasa sakit itu, membuat diriku pergi meninggalkan kotaku, keluargaku, temanku dan cintaku. Pergi ke tempat yang awalnya menurutku itu adalah kuburan dalam kehidupanku. Dua bulan sebelum kepergian Nur Asifa “Selamat pagi Badi..” Ucap Nur Asifa kepada boneka beruang yang tengah terbaring dalam pelukannya sembari mengucek-ucek kedua mata dan menguap pelan. Perlahan-lahan ia membangunkan tubuhnya dan meregangkan tubuh yang kaku setelah aktifitas tidur malamnya. Dengan malas perlahan wanita itu beranjak dari tempat tidur menuju jendela besar kamarnya, Ia membuka horden jendela, dari lantai dua kamarnya itu, terlihat lampu taman dan jalan yang masih menyala menyinari jalanan karena hari yang masih gelap. Sang surya masih bersembunyi di balik bukit, menunggu waktunya terbit yang tinggal beberapa jam lagi. Wanita itu membalikkan tubuh dan menatap jam dinding yang tergantung di samping jendela, terlihat waktu menunjukkan pukul 04:48 WIT. dengan langkah satai ia kembali menuju kasur empuknya. “Pagi yang indah kan Badi? Namun belum ada mentari pagi, karena hari masih gelap. Entar, tunggu beberapa jam lagi. Ok.” ucapnya kantuk sembari mendudukkan b****g pada kasur. Tak beberapa lama berselang, adzan subuh berkumandang, menandakan waktu subuh telah datang. Di balik pintu kamar Nur Asifa, terdengar ketukan pintu dan suara panggilan sang bunda untuk membangunkannya. Tok.... Tok... “Dek, bangun sayang.” “Aku udah bangun bun.” Jawab Nur Asyifa sedikit berteriak. Serentak ia berdiri dari kasur dan berjalan membukakan pintu. Krekkkk.... Saat pintu terbuka, terlihat seulas seyum sayang dari balik pintu. “Morning beb.” Ucap bunda sembari mencium kening Nur Asyifa. “Morning bunda.” Balas Nur Asifa sambil memeluk bundanya. “Gadis bunda yang very beautifull ini, ayo bergegas mandi dan habis itu makan. Karena dirimu mandinya sangat lelet, nanti kita bisa telat.” Ujar bunda sembari melepas pelukannya. “Iyah bun. Dibawah kok udah rame bun?” Tanya Nur Asyifa pada bundanya mendengar suara ribut-ribut di lantai satu rumah itu. “Iya dong sayang, saudara-saudara kita sedang memasak. Membantu bunda dan adek di hari bahagia ini. Ini hari istimewa adek, jadi kita harus rayakan dengan suka cita. Ayo mandi sana!” Jawab bunda sembari kembali menyuruh Nur Asyifa untuk mandi. Bunda pun beranjak dari depan kamarnya dan berlalu pergi. Nur Asyifa kemudian menutup pintu kamar dan kembali ia menuju kasur, mengangkat bonekanya dan memeluknya sambil menari-nari dan berujar, “Kamu dengar itu Badi, hari ini adalah hari yang istimewa bagiku. Akhirnya aku akan menjadi pengangguran sejati setelah tiga setengah tahun berkuliah. Dan kita akan punya waktu luang yang banyak untuk bersama-sama. Kamu senang badi!” ia kemudian tertawa geli melihat tingkahnya sendiri. “Lebih baik aku mandi, jangan sampai bunda kembali ke kamarku dan ngomelin aku.” Ujarnya pelan pada diri sendiri. Nur Asyifa meletakan bonekanya kembali di tempat tidur, melipat selimut dan menuju ke kamar mandi. (Hari istimewa yang terjadi hari itu adalah hari wisidu Nur Asyifa, dimana ia akan menjadi seorang wanita mandiri. Angan yang tinggi menjulang, membuat hari itu menjadi kebanggaan tersendiri untuknya). “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yang saya hormati Gubernur M. Bapak M. Ismail. beserta jajarannya. Yang saya hormati Rektor Universitas D. bapak Dr. Ir. Muhammad R., MP. beserta jajarannya.Yang saya hormati Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas D. Bapak Dr. A. Ahmad, M.Pd. Yang saya horamati Ibu/Bapak Dosen Universitas D. dan Para Undangan sekalian, dan juga yang saya banggakan rekan-rekan wisudawan/wisudawati Universitas D. Alhamdulillahirabbil Alamin, segala puji hanyalah milih Allah SWT yang telah memberikan hamba-Nya kenikmatan yang berlimpah ruah. Salah satunya adalah nikmat sehat yang menjadikan kita semua dapat berkumpul dalam sebuah acara yang amat terhormat ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda kita nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umat Beliau sampai hari akhir kelak. Pertama-tama saya ingin mengucapkan rasa syukur yang amat mendalam kepada Allah SWT yang telah menakdirkan diri saya untuk mendapatkan penghargaan menjadi wisudawan terbaik pada periode ini. Ribuan terima kasih juga saya sampaikan kepada segenap civitas akademika Universitas D. yang telah menetapkan diri saya sebagai wisudawan terbaik pertama untuk periode ini. Jujur dalam proses pendewasaan diri ini, begitu banyak tantangan dan rintangan yang harus saya lalui dan saya yakin teman-teman wisudawan yang lainnya pasti tidak jauh beda dengan saya. Dan di balik segala penak dan pelik kita dalam dunia kampus yang bisa kita lalui dengan baik, dibelakang kita terdapat orang tua hebat yang selalu mendukung kita dalam segala aspek. Untuk itu, saya ingin membacakan sebuah puisi hati ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang ada di seluruh dunia terutama kedua orang tua saya. Jiwa Membangkang dan Cinta Kasih Kami resah, saat apa yang kami kerjakan dipertanyaka! Saat apa yang kami inginkan dipermasalahkan! Jiwa muda yang bergelora ini memberontak! Siapa pemilik raga?! Apa nama Bapak dan Ibu adalah besar?! Hingga jiwa kami dikekang! Kami adalah kami! Bukan, Bapak atau Ibu. Itu adalah seruan kebanyakan dari kami yang ingin bebas. Hingga kami lupa, kami adalah segumpal daging bagian dari Bapak dan Ibu Saat kecil, kami disusui oleh ibu di rumah, Saat kecil, kami diajarkan berjalan oleh ayah di rumah Dan kehidupan terus berlanjut kepada kami, TK, SD SMP, SMA dan sekarang menjadi SARJANA. Tak terpikir, apa yang ibu dan bapak lewati untuk kami? (Air mata Nur Asyifa mulai menetes.) Maaf atas segala kekangan kami, yang membuat air mata ibu menetes. Maaf atas segala kekangan kami, yang membuat amarah bapak menggebu-gebu Dan terima kasih, atas raga, dan juga ilmu ini. IBU, AYAH DAN BAPAK/IBU DOSEN YANG TERKASIH. Tepuk tengan penuh harupun terdengar saat Nur Asyifa selesai membacakan puisinya. Ia menyeka air matanya dengan kedua telapak tangan dan kembali melanjutkan pidatonya. “Dan untuk kita wisudawan/wisudawati, selamat, akhirnya jeri payah kita selama ini dalam masa studi, menyusun proposal, hasil dan skripsi yang menguras pikiran, otak, tenaga bahkan uang kita akhirnya berakhir. Namun kita jangan berpuas diri karena hari ini juga bukan akhir dari perjuangan kita, malah awal baru untuk kita dalam menatap masa depan. Jadi saya ucapkan untuk rekan semuanya WELCOME TO THE REAL WORLD.”   (Bersambung)

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Call Girl Contract

read
325.0K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

HELP ME - BAHASA INDONESIA (COMPLETE)

read
9.9M
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Sexy game with the boss

read
1.1M
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
279.4K
bc

Marrying Mr. TSUNDERE

read
380.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook