bc

Sweet Scars From Secret CEO

book_age18+
1.0K
FOLLOW
8.3K
READ
possessive
fated
playboy
arrogant
drama
sweet
bxg
humorous
coming of age
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Aldi melarikan diri tepat di hari pernikahannya. Hingga rela meninggalkan segala kemewahan, hanya karena menolak di jodohkan dengan temannya semasa kecil.

Pelarian tersebut membawa Aldi bertemu dengan mahasiswi cantik bernama Nada. Gadis ceroboh serta menyebalkan, yang sangat Aldi benci karena sering mengoloknya sebagai pemuda bermasa depan suram.

Bagaimanakah reaksi Nada saat tahu kalau pria yang selalu ia remehkan adalah pewaris tunggal dari perusahaan manufaktur tempat ia bekerja.

Sanggupkah perbedaan kasta itu membuat keduanya bersatu?

chap-preview
Free preview
Prolog
Prolog Suasana gedung pernikahan menjadi sangat riuh karna kabar, sang pengantin pria kabur dari altar. Semua orang tampak mencari dimana keberadaan sang pewaris tahta itu. Aldi Maheswara memilih pergi meninggalkan semua kemewahan yang ditawarkan keluarga nya, karena menolak menikahi sahabat masa kecilnya, Destia Maharani. "Anak kurang ajar!" teriak Bagaskara hingga memenuhi seisi ruangan. Dia berang bukan main, karna putra semata wayang nya tega mempermalukan diri nya didepan semua tamu undangan. Calon pewaris kekayaan keluarga Maheswara hilang tanpa jejak.  *** Suara bising menyeruak kesegala arah. Bunyi kasur yang ditumbuk agar debu nya hilang, suara piring yang beradu dengan sendok, juga suara nyaring tukang bubur keliling yang menjajakan dagangan nya. Suasana khas komplek perumahan. "Huahua, dia ... dia bahkan ninggalin aku tanpa sepatah kata, Mam," adu Seorang gadis yang rambut nya tampak awut awutan, seakan tidak disisir sebulan. Baju tidur satin panjang yang dipakai nya, tampak kusut sana sini. "Mak, kasih keringanan lah? satu minggu lagi deh saya bayar?" tawar seseorang wanita berdaster belang belang, seperti warna zebra. Pada wanita yang dipanggil Mam oleh gadis tadi. "Bu Indun apa si? ngutang mulu!" Di sela sela tangis nya, si gadis tadi masih sempat memarahi Indun. Salah seorang penghuni kontrak kan milik ibu nya. "Dih, Mba Nada kenapa, Mak? semrawut banget muka nya, kaya cacing kepanasan?" Indun menatap ngeri penampilan Nada yang acakadut, berbeda dengan biasanya, yang sudah tampil rapi di pagi hari. Sementara wanita berusia diatas empat puluh tahunan, yang sedari tadi dipanggil 'Mak' itu masih asyik menggebuk kasur nya, dengan rol rambut yang berada di bagian poni, tanpa menjawab sedikitpun rengekan dari anak nya maupun Indun, salah satu penghuni kontrakan milik nya yang memang hobi sekali menunggak. "Pulang deh lu, Ndun, biar gue aja ntar yang ke kontrakan elu," usir Mak Aya. "Tau! ganggu orang curhat aja, huahua," cibir Nada yang kemudian melanjutkan tangisan nya lagi. "Nad, lu diem apa gue lakban mulut elu?" peringat Aya, berusaha membuat anak gadis nya diam. Tapi bukan Nada namanya, jika menuruti apa kata ibunya dengan begitu saja. "Mami nggak pengertian banget sama anak sendiri!" keluh Nada dengan bibir mengerucut nya. "Elu udah nangis dari semalem ya Nad, ngga mau diem diem! lu fikir laki cuma si Arsya doang?" teriak Aya, menghampiri Nada yang sedang duduk di lantai. "Permisi, apa benar ini rumah Bu Aya? pemilik kontrakan?" tanya pemuda dengan kulit putih dan hidung mancung itu. Aya yang melihat pemuda itu, sontak saja memperhatikan penampilan nya dari ujung atas sampai ujung kaki. Tampan. Itulah kata yang terlintas di benak Aya. "Mami, Nada lagi sedih! Arsya mutusin Nada Mami, padahal apa yang kurang dari Nada? cantik? udah! pinter? udah! punya karir yang bagus? udah! udah semua mi!" rengek Nada yang kini masih kelojotan di lantai. Si pemuda yang awalnya menatap Aya, kini beralih menatap Nada yang duduk di lantai dengan keadaan menyedihkan. "Iya bener? kenapa ya, Mas? mau nawarin asuransi ya? haduh maaf, saya nggak butuh Mas," kata Aya menjawab pemuda itu. "Oh, bukan Bu, saya disini mau mengontrak, barang kali masih ada rumah yang kosong?" tanya si pemuda tampan itu pada Aya. "Semua rumah udah keisi, ada satu yang kosong tapi saya nggak yakin kamu mau," Aya melirik kearah putri nya. "Orang orang pada kabur biasa nya, padahal baru nempatin sehari," kata Aya melanjut kan. "Rumah nya angker Bu?" tanya pemuda tersebut ragu. "Bukan hantu si, tapi ni, anak saya, kalau malem nggak pernah mau diem! tu kamar kebetulan, pas banget sebelahan sama kamar Nada, anak saya. Nah kamu liat sendiri, begini kelakuan anak saya!" tunjuk Aya pada anak perempuan nya. "Mami...!" jerit Nada tak terima dengan perkataan si Ibu, karna menurut nya itu sangat menghina nya. Si pemuda itu kembali melihat Nada, bibir nya menyungging kan senyum. Melihat kelakuan absurd Nada. "Nggak papa, Bu, saya ambil, kebetulan telinga saya bisa diajak kompromi," putus Pemuda itu. "Yakin? Nada soalnya suka teriak malem malem, kadang kaya orang kesurupan!" ujar Aya lagi. "Nada nggak pernah kaya gitu ya, Mami!" dengus Nada tak suka. "Udah deh jangan banyak cerita! mandi sana, pergi kuliah!" perintah Aya pada gadis perawan nya. "Nada nggak mau kuliah! nada lagi patah hati!" Nada melipat kedua tangan nya didada. "Serah lu! lu urus aja terus itu Arsya Arsya siapa itu!" jawab Aya acuh. Lalu kemudian mengalih kan kembali pandangan nya pada pemuda yang akan mengontrak disalah satu rumah nya. "Sebentar ya, saya ambilin kunci nya," kata Aya pada pemuda tersebut, kemudian masuk kedalam rumah nya. Dari pada mengurusi Nada, lebih baik mengurus calon sumber uang nya. Begitu fikir Aya. "Apa lihat lihat?!" Nada menatap garang pada pemuda yang berdiri di depan rumah nya itu. "Enggak, siapa yang liat liat?" jawab nya acuh. "Ngeselin! cuma Arsya aja yang enggak. Tapi kenapa Arsya mutusin aku? huahua!" Nada bangkit dari lantai dan berjalan ke dalam rumah. "Gadis Aneh," batin pemuda itu. Menatap kepergian Nada. Menurut nya, Nada cukup cantik, dengan penampilan yang selebor macam itu saja, aura kecantikan nya sudah terlihat, bagaimana jika berpenampilan rapi, pasti akan jauh lebih terlihat cantik. "Ehh, bentar, belum update story dari tadi malem," Nada memberhentikan langkah nya, mengarah kan camera pada wajah nya. Cekrek. Satu foto berhasil diambil, Nada lantas saja mengupload nya ke aplikasi watsap milik nya. Masih merindukan mu! Sebuah caption dibubuh kan, tak lupa emot menangis turut disertakan. "Pasti kalau Arsya liat, bakalan tersentuh," ujar Nada dengan senyum yang membuat mata sembab nya makin menghilang. Sementara pemuda itu tampak memutar bola mata malas. Melihat kelakuan Nada. "Apa Destia juga akan bersikap begitu? saat aku kabur kemarin? jadi agak sedikit gila?" Aldi bergumam sendiri dengan hati nya. Aldi mengingat kejadian satu minggu yang lalu. Dimana ia terpaksa kabur dari pernikahan nya sendiri. Meninggalkan Destia, di altar pernikahan mereka. "Al? kamu mau kemana?" Destia menahan lengan Aldi yang mencopot jas pernikahan yang dipakai nya, dan mengganti dengan jaket kulit warna hitam. "Desti, maaf, tapi selama ini aku nggak pernah nganggep kamu lebih dari sahabat, aku nggak bisa ngelanjutin pernikahan ini," Aldi melepaskan pegangan tangan Destia, kemudian secepat nya berlari. Sebelum para pengawal pribadi nya muncul. "Al! kamu tega ninggalin aku?" jerit Destia dengan tangisan yang sangat keras. Tapi Aldi sudah terlalu gelap mata, ia masih ingin bebas dan bersenang senang. Tak ingin di bebani dengan ikatan pernikahan. Terlebih dia tak pernah mencintai Destia. Jadi Aldi berfikir, pernikahan ini, hanya akan menyakiti Destia saja. "Maaf Destia, tapi ini yang terbaik!" ujar Aldi, semakin berlari menjauh. Sejak saat itu, Aldi siap memulai hidup nya yang baru, hidup tanpa kemewahan dan sokongan harta dari kedua orang tua nya. Aldi Maheswara, sang konglomerat, akan berubah menjadi Aldi si pemuda biasa. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

My Secret Little Wife

read
91.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook