Bawa perubahan

11. Perpisahan Setelah akad selesai Zahra dan keluarga langsung pergi kebandara untuk pergi ke Bandara untuk mengantar Satya. Barang bawaannya yang sedari tadi sudah tersusun rapih di koper yang awalnya berada dalam mobil kini sudah dikeluarkan. Satya sesekali melirik jam tangannya, memastikan agar ia tak telat. Ia akan melakukan penerbangan dari bandara Soekarno hatta ke Mesir. “Tinggal 2 menit lagi pesawat terbang,” ucap Satya menatap Zahra, ia menangkupkan kedua lengannya dipipi Zahra, “Jangan kangen ya, jika kamu kangen kamu curhat aja sama Allah.” Zahra mengangguk, pipinya sudah merah sepergi kepiting rebus. Ia sangat malu diperhatikan oleh keluarganya. "Saya pamit dulu ya. Saya akan segera kembali. ” "Hati-hati ya, saya akan menunggumu kembali. " Satya pun bersalaman pada keluarganya, dan beralaman pada ibunya lalu memeluknya. "Hati-hati ya Satya. Mamah hanya bisa berdo'a agar kamu baik-baik saja di perjalanan. Jika kamu sudah sampai jangan lupa kabari kami.” “Iya mah,” ucap Satya yang menciumnya. Sekitar 1 menit lagi, ia menghampiri Zahra lalu menciumnya. Zahra yang menyadsrinys hanya terdiam mematung. “Saya pamit, Assalamu'alaikum.” "Walaikumsalam," lirih Zahra. Entah mengapa rasanya ia ingin menshan Satya untuk pergi, perasaannya sangat tak enak. Tapi, ia tak bisa berbuat apa-apa. Karena, satya pergi kesana untuk menunyut ilmu. *** Setelah lima menit Zahra dan keluarga beristirahat duduk dibandara, tak lama ia melihat orang-orang ysng tengah menangis. Zahra dan keluarga langsung menghampiri. Dan ia terkejut saat orang tersebut berksts lims menit yang lalu pesswat dengan tujuan mesir hilang kontak dan saat ini sedang tshsp pengecekan dan pencaharian. " Apa, pesawat yang Angga naiki terjatuh." Najla langsung terjatuh, air matanya tak biss dibendung. Deg Setelah mendapatkan kabar tersebut d**a Zahra terasa sangat sesak, seketika air matanya jatuh. Keluarga saling menguatkan. Zahra menangis, berulang kali ia menghampiri tim SAR untuk perkembangan pencarian, namun hasilnya tetap jihil belum ada perkembangan. Zahra masih menunggu di Bandara hingga malam, karenatak tega keluarganya menyuruhnya untuk pulang terlebih dahulu, untuk menenangkannya. *** Sudah satu bulan tak ada kabar tentang Satya Tiap hari Zahra dan keluarganya selalu ketempat pencarian namun hasilnya nihil, sampai pencaharian dihentikan. Hatinya sangat terluka mendengar kabar duka tersebut, seolah luka yang belum tersembuhkan dimasalalu masih membekas, kini luka itu semakin bertambah. Zahra berjalan melangkah, kini jalanan disore hari sangat ramai. Kini, hujan deras turun. Air matanya tak berhenti. Hati Zahra sakit ketika mendapatkan kabar duka yang terjadi satu bulan yang lalu, air mata Zahra tak henti menangis, saat itu belum saja lima menit pesawat tersebut terbang, tapi sudah hilang kontak. Terkadang pertemuan mengajarkan banyak pertemuan, benar semanis apapun perpisahan akan berujung pahit. Namun, ia sangat bersyukur pernah dipertemukan. Tersenyum adalah cara menutupi luka. Zahra memang tak tahu keberadaannys dimana, tapi ia merasa Satya masih hidup, Zahra akan menunggu Satya kembali. Untuk kesekian kalinya ia harus menunggu sesuatu hal yang tak pasti. Cerita cinta memang tak akan selamanya indah, pasti akan ada rintangan yang bertubi. Namun, cobaan bukan akhir dari kehidupan. Setiap pertemuan akan ada perpisahan, dan harus siap ketika hal itu terjadi. Perjalanan berliku membuatnya semakin kuat untuk tetap melangkah. Zahra menikmati setiap tetes air hujan, ia tersenyum dan bersyukur akan nikmat Allah. Meski, ia sedih ia tak seharusnya menyalahkan takdir. Ia mencoba menjalaninya dengan ikhlas, dan bersabar. Pasti disetiap perjalanan akan ada hikmah, yang mungkin ia tidak ketahui. Aku memang tak tahu keberadaanmu dimana, dimana pun berada semoga Allah selalu melindungimu dan menjagamu. Menurutku kisah kita sangat unik, terutama kau adalah bagian masalaluku. Tak pernah sadar, kau berada disekitarku. Aku bahagia, saat pertama kali kau menikahiku kau genggam lenganku. Semoga genggaman itu, bukan yang terakhir untukku. Dapat menikmati hujan adalah anugerah indah yang harus di syukuri. Perpisahan yang tak pernah diinginkan setiap insan dan senja kini sudah mulai menghilang. Biarkan rasa rindu ini, ku titipkan pada sang Rabb. Rintik hujan kali ini, seolah menggambarkan isi hati. Kepergianmu, mengajarkanku arti keikhlasan. Kepergianmu mengisahkan sejarah dalam kehidupanku. Kini, aku harus merelakanmu. Meski, hanya sebentar kau telah membuat kenangan yang membuatku rindu. Semoga takdir kembali memperyemukan kita.