bc

MENTARI (Istri Kontrakku)

book_age18+
29.3K
FOLLOW
144.6K
READ
contract marriage
family
time-travel
love after marriage
scandal
goodgirl
drama
sweet
icy
selfish
like
intro-logo
Blurb

"Berapa harga yang harus aku bayar untuk membawamu pulang?" Xavier Adi Barata

" Maaf tuan, aku bukan barang yang dapat di hargai," Mentari

"Sombong sekali kau wanita malam. Apa kamu tidak ingin ibumu mendapat pengobatan yang layak? kamu membutuhkan uang bukan?"

"Aku memang membutuhkan uang. Tapi tidak dengan menjual tubuhku!"

"Cih. Aku juga tidak membutuhkan tubuhmu yang menjijikkan itu wanita malam!"

Mentari yang tidak memiliki pilihan lain. Akhirnya menerima tawaran dari Xavier Adi Barata untuk menjadi istri kontraknya selama satu tahun.

Apakah Xavier Adi Barata akan memperlakukan Mentari layaknya istri pada umumnya. Atau hanya sebagai pelampiasan kekesalannya saat Xavier Adi Barata di khianati oleh mantan calon istrinya?

Cover by Enka Idris

chap-preview
Free preview
Prolog
“Kakak bangun Kak. Ibu Kak. Ibu,” suara Cahaya adik perempuanku, terdengar jelas di kedua telingaku yang tentu saja langsung membangunkan tidurku. Ketika aku baru saja ingin terlelap merangkai mimpi. Saat baru saja aku pulang dari pekerjaanku yang dipandang rendah sebagian orang. Bagaimana tidak di pandang rendah, saat aku bekerja di sebuah klub malam elite di pusat kota. Tapi aku tidak peduli dengan pandangan rendah orang-orang terhadapku. Karena aku tidak menyusahkan mereka, dan mereka tidak tahu kehidupan yang aku jalani selama ini. Karena mereka hanya dapat menilai seseorang dari pandangan mereka saja. Aku Mentari, usiaku dua puluh lima tahun, aku bekerja di sebuah klub malam elite di pusat kota ini. Wanita malam julukan ku, tapi aku menerima dengan ikhlas orang memanggilku dengan julukan itu. Walaupun kadang hatiku suka teriris. Tapi semua itu aku singkirkan, karena ada yang lebih penting dari pada itu. Siapa lagi jika bukan ibuku yang sedang terbaring lemah, saat ibuku di vonis memiliki penyakit kanker p******a stadium akhir. Sebenarnya aku sangat bersyukur bisa diterima bekerja di klub malam yang baru aku jalani selama lima bulan belakangan ini, karena dengan bekerja di klub malam, aku bisa membiayai pengobatan ibu dan juga sekolah Cahaya adikku yang baru menginjak sekolah menengah pertama. Saat sebelumnya berpindah-pindah tempat kerja, ketika uang yang aku hasilkan hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari. Dan uang penjualan rumah sudah habis untuk pengobatan ibu. Dan aku harus mencari pekerjaan lain yang menghasilkan uang lebih banyak, dan di klub malam tempatku bekerja sekarang, aku bisa mendapatkannya. Aku pun menutupi pekerjaan itu dari ibuku. Aku tidak ingin ibu mengetahui pekerjaan apa yang aku jalani, yang akan memperburuk keadaannya, karena ibu pernah mengatakan dunia malam itu tidak baik untuk perempuan. Meskipun aku bisa membentengi diri sendiri selama bekerja di klub malam. Dua kali tamparan mendarat di kedua pipiku, ketika aku berlari menuju kamar ibu dan menghampiri ibu, saat cahaya mengatakan padaku, ibu terjatuh dari tempat tidur. “Ibu, apa yang Ibu lakukan?” tanyaku pada ibu yang sedang menatapku dengan tatapan tajam, ketika ibu sudah duduk dipinggiran tempat tidur. “Harusnya Ibu yang bertanya padamu Tari. Dari mana selama ini kamu mendapatkan uang untuk pengobatan ibu? Apa benar yang tetangga kita katakan. Jika kamu bekerja di klub malam dan kamu menjadi wanita malam. Jelaskan pada Ibu!" Jantungku serasa berhenti sejenak, tak lupa kedua mataku menatap ibu yang masih menatapku dengan air mata yang sudah membendung di kedua pelupuk matanya. “Bagaimana ibu tahu, kita baru pindah ke kontrakan ini lima bulan yang lalu. Dan aku, ibu dan juga cahaya selalu tertutup,” gumam ku dalam hati sambil mencerna perkataan ibu. “Kenapa Ibu bertanya seperti itu? Karena itu tidak benar Bu, aku masih bekerja sebagai SPG di Mall dekat dari rumah lama kita Bu,” Aku kembali mendapat tamparan lagi dari ibuku yang sekarang menangis, tentu saja membuat aku langsung menggenggam kedua tangan ibu, namun ibu langsung melepas tanganku dengan kasar. “Lebih baik Ibu mati, dari pada Ibu harus mendapatkan pengobatan dari uang yang kamu hasilkan. Dan jangan kamu mengelak lagi Tari. Ibu tahu, kamu bekerja di klub malam, pergilah dari hadapan Ibu. Ibu tidak ingin melihatmu, biarkan Ibu mati membusuk di ranjang ini. Dari pada ibu harus menerima pengobatan dari uang yang kamu dapatkan. Pergi!” bentak ibu padaku sambil terisak dan aku pun langsung memeluk tubuh Ibuku. “Maafkan aku Bu, karena selama ini telah berbohong pada Ibu, sekali lagi maafkan aku Bu. Aku hanya ingin melihat Ibu kembali sehat seperti sedia kala,” ucapku yang juga ikut terisak sambil memeluk Ibu, orang tua satu-satunya yang aku miliki, saat ayah tidak tahu ke mana perginya selama ini. “Berhentilah dari pekerjaanmu itu Tari, itu yang Ibu inginkan, tidak ada yang lain. Percuma saja Ibu tidak akan sembuh. Ibu hanya tinggal menunggu hari untuk menghadap yang Maha Kuasa,” ujar ibu sambil melepas pelukanku. “Apa yang Ibu katakan, itu tidak benar, dan jangan Ibu katakan itu lagi. Aku akan berhenti dari pekerjaanku. Tapi Ibu harus tetap optimis jika Ibu pasti sembuh,” ucapku sambil meraup wajah ibu dan menghapus air mata yang masih membasahi kedua pipi ibuku. “Ibu!” teriakku dengan kencang saat ibu tiba-tiba merasa kesakitan luar biasa. “Aya ambilkan obat Ibu, kenapa kamu hanya diam!” bentak ku pada Cahaya yang berdiri tepat di sampingku, yang juga begitu panik melihat keadaan ibu. “Ma, maaf Kak, obat Ibu sudah habis,” “Ya ampun Aya kenapa kamu tidak memberi tahu Kakak!” “Ibu melarang ku Kak,” jawab Cahaya sambil menundukkan kepalanya takut aku memarahinya. “Maaf Kak,” ucapnya lagi sambil menarik tanganku saat aku ingin meninggalkan kamar. Tapi aku tidak menghiraukannya dan langsung pergi dari kamar ibu dengan terburu-buru. “Tari. Ibu sudah lebih baik, ibu tidak ingin ke rumah sakit Tari,” larang Ibu saat aku menyuruh Bang Ucok tetangga kontrakan yang beberapa bulan ini aku sewa, dan kebetulan Bang Ucok memiliki angkutan umum, dan dia salah satu orang yang peduli pada keluargaku selama ini. Selama lima bulan aku tinggal di lingkungan ini. Saat aku memutuskan meminta bantuan pada bang Ucok untuk mengantarkan kami ke rumah sakit. “Neng Tari bagaimana ini, Ibu Neng Tari tidak mau?” tanya bang Ucok padaku saat ibu menolak untuk digendong oleh bang Ucok. “Biar aku saja Bang yang menggendong Ibu,” “Tapi Neng?” “Aku kuat Bang,” ujar ku yang langsung menggendong ibu dengan paksa saat ibu menolak dibawa ke rumah sakit. Dan aku langsung membawa ibu menuju angkot milik bang Ucok yang sudah berada tepat di depan kontrakan yang aku tempati. “Pantas saja ibunya tidak sembuh-sembuh, orang berobatnya menggunakan uang haram,” ucap salah satu ibu-ibu penghuni kontrakan dengan suara lantang yang terdengar jelas di telingaku. ketika aku baru saja keluar dari dalam kontrakan. “Neng tidak usah didengarkan, langsung masuk saja,” ujar bang Ucok padaku lalu membantuku menaikkan ibu ke dalam angkotnya. “Iya Bang,” ucapku sambil tersenyum dan langsung masuk ke dalam angkot milik bang Ucok. *** “Sudah saya katakan pada Nak Tari. Kalau ibu Irma harus dirawat di rumah sakit, dan mendapat perawatan khusus. Jadi seperti ini kan, keadaan ibu Irma memburuk lagi,” jelas dokter di ruang kerjanya kepadaku. Ketika aku sudah tiba beberapa saat lalu di rumah sakit. Saat keadaan ibu memburuk dan harus masuk ke dalam ruang ICU, membuat aku tidak bisa menahan air mata untuk tidak jatuh dari kedua pelupuk mataku. “Dan satu lagi Nak, setelah keadaan ibu Irma membaik, ibu Irma harus melakukan operasi kembali,” jelas dokter lagi di hadapanku membuat aku hanya bisa menganggukkan kepala dan keluar dari ruang kerja dokter tersebut. Saat aku sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi dan pasrah menerima keadaan ini. Apalagi aku tahu biaya operasi itu tidaklah sedikit. “Maafkan aku Bu,” gumam ku dalam hati sambil menatap ibu, walaupun hanya dari kaca di depan ruang ICU di mana ibu sedang terbaring lemah dengan banyaknya alat medis yang menempel di tubuhnya. Saat aku memutuskan untuk tetap bekerja di klub malam demi mendapatkan uang lebih untuk biaya operasi ibu, tanpa sepengetahuan ibu lagi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook