You Vs Me

Hal yang paling membuatku muak di dunia ini adalah sebuah penolakan. Apalagi jika alasannya bisa dikatakan tidak masuk akal dan membuat badan mual seketika. Sejujurnya aku sudah lama menyukainya. Aku juga selalu memperhatikannya secara terang-terangan dan memberikan sinyal 4G setiap hari. Aku pikir dengan bersikap begitu, dia akan peka tetapi nggak. Kenyataannya hubungan di antara kami semakin absurd. Kami sudah lama saling mengenal, mulai dari awal MOS sampai sekarang. Kami juga selalu jalan berdua ke mana-mana. Bahkan di sekolah, kami dijuluki sebagai pasangan paling serasi. Namun, dia tidak pernah mengajakku jadian walaupun aku sudah berdoa jutaan kali. Aku selalu mencoba untuk berada di dekatnya, baik di dalam atau di luar sekolah. Karena terlalu sering ada untuknya, aku sudah seperti menjadi posko pengaduan 24 jam. Aku juga selalu menunggu telpon, pesan dan kedatangannya padaku. Walau terkadang, dia hanya membicarakan hal yang tidak penting. Setelah semua pengorbanan itu, status yang aku dapatkan hanya status 'teman' semata, tanpa embel-embel apapun di belakangnya. Aku belum naik jabatan sebagai teman tapi mesra, teman rasa pacar atau teman hidup. Aku masih dianggap sebagai teman saja olehnya. Aku juga sudah berusaha agar dia menganggap keberadaanku sebagai seseorang yang istimewa dalam hidupnya. Namun sepertinya aku salah perhitungan. Dia hanya menganggapku sebagai sebuah bulu mata yang tanpa dicari pun sudah ada dan melekat di dirinya. Mungkin karena itu lama-lama aku merasa lelah dan memutuskan 'maju' lebih dulu. Percayalah, itu bukan keputusan yang mudah. Terlebih aku berjenis kelamin perempuan dan belum pernah pacaran. Na'asnya setelah proses pengumpulan keberanian yang sama sekali tidak singkat itu, aku harus menerima sebuah kenyataan pahit. Aku ditolak. Aku ditolak secara live dalam waktu lima detik dengan lima kata di depan semua teman sekelasku. Parahnya di moment itu juga ada guru kimiaku yang tanpa terduga masuk dan menjadi saksi nyata peristiwa memalukan tersebut. Penderitaanku pun bertambah satu saat dia mulai mengungkapkan alasannya menolakku, di mana alasan itu membuatku jadi bahan lelucon teman sekelasku selama berbulan-bulan. “Aku nggak nganggep kamu cewek!” Alasan itu pada akhirnya menyadarkanku bahwa dia Si BBF ( Bikin Baper Falsu ) adalah seseorang yang harus dijauhi. Oleh sebab itu, aku mulai menuliskan catatan kecil di buku notebook yang selalu aku bawa kemana-mana, sejenis pengingat agar tidak tergoda jika si BBF berulah. INGAT!!! Dia itu adalah cowok astral yang udah nolak aku di depan teman-teman dan guru Kimia tanpa ragu. Dia itu udah dianggap sebagai musuh plus mantan gebetan yang sering banget bikin gagal move on. Dia bernama Alfa- jangan dilanjut, dia manusia bukan supermarket. Dan aku, sudah berjanji pada diri sendiri kalau nggak akan pernah jadian sama si Alfa selamanya