bc

For My Eyes

book_age18+
343
FOLLOW
3.9K
READ
revenge
love-triangle
family
mate
sweet
bxg
humorous
spiritual
polygamy
passionate
like
intro-logo
Blurb

Andaru Prasmana K. Seorang programmer 25 tahun yang sudah lima tahun tidak pernah keluar dari rumahnya. Bagi laki-laki itu rumah adalah tempat teraman yang dapat melindunginya.

Namun, apa jadinya jika Andaru harus keluar rumah dan berakhir menjadi suami untuk seorang gadis buta?

Mereka berdua sama, dua orang yang tidak pernah melihat indahnya Dunia. Jadi bagaimana mereka menjalani rumah tangga?

Cover by Me.

Picture from Pexels.

Font from Canva

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Tiit. Tiit. Tiit. Tiiiiiiiit. Tiit. Ayo bangun! Ayo bangun!   Jam sudah menunjukan pukul 8 tepat.   Seorang pria yang berada di balik selimut hangat itu menggerang, walau sudah setiap hari mendengarnya, tetap saja ia merasa kesal ketika mendengar bunyi alarm pintar itu yang berisik. Sudah menggunakan suara perempuan, namun Andaru tidak peduli. Baginya yang membutuhkan tidur, bunyi alarm itu sangat menganggu mimpi indahnya.   Lelaki itu menghempaskan selimutnya, mendengus kesal dengan mata melotot menatap langit-langit kamar. Warna hitam menghiasi kelopak mata bagian bawah, wajahnya sedikit pucat dengan rambut tipis yang menghiasi sekitar dagunya.   Tiit. Tiit. Ayo bangun pemalas!   Andaru kembali berdecak kesal mendengar alarm pintarnya yang berbentuk tabung itu mengatainya, ia tidak suka diledek. Tangan kekar lelaki berusaha menggapai si alarm, ketika sudah berada di tangannya, alarm itu ia lempar ke arah sudut kamar.   BRAKKK!   Pemuda 25  itu berharap setelahnya ia tidur tenang namun nyatanya ia sama sekali tidak bisa memejamkan mata.    Andaru Prasmana K, bangkit dari kasurnya yang empuk. Namun selembut dan senyaman apapun kasur itu jika kantuk tak menyerang, ia tidak akan pernah bisa memejamkan mata.   Pria itu berjalan menuju sudut kamar, mengambil bangkai dari alarm pintar miliknya yang tak berdosa. Si alarm akhirnya bergabung bersama teman-temannya yang sudah hancur lebih dulu di tempat sampah. Begitulah setiap harinya pagi Andaru.   Lelaki itu membuka jendela kamarnya yang berada di lantai dua, mengerinyit aneh saat ada orang yang berjalan di depan rumahnya. Andaru merenggangkan tubuhnya sebelum mengambil handuk untuk mandi.   Sebelum masuk ke kamar mandi, lelaki itu mengambil ponselnya untuk membuka aplikasi online shop untuk membeli alarm pintar yang baru. Kemungkinan besok akan sampai, namun tenang saja alarm pintar yang kemarin ia pesan akan sampai hari ini.   Andaru masuk ke kamar mandi miliknya, lelaki itu membuka kaos putih hingga menampakan tubuhnya yang cukup berkotak.   "Turn on the shower," ujar lelaki itu ketika berada di depan shower. "Temperature warm, volume water medium."   Seketika air yang keluar dari shower berubah menjadi hangat dan berkecepatan sedang. Lelaki itu memejamkan matanya dibawah guyuran air namun tak lama kembali membuka matanya ketika merasa ada yang mengawasinya.   "Turn on the music, random!"   Speaker yang ada di kamar mandi tiba-tiba menyala dan memutar lagu secara acak. Ini lebih baik, Andaru benci keheningan. Baginya itu seperti memancing pikirannya untuk membayangkan yang aneh-aneh. Tetesan air itu membasahi seluruh tubuhnya yang tak mengenakan apapun. Ia kembali memejamkan mata, mendongak ke arah munculnya air. Namun kembali terbuka tak lama. Pria itu menyugar rambut hitam lebatnya yang merupakan turunan dari sang Ibu.   "Turn off the shower," perintah lelaki itu. Andaru keluar dari pembatas ruang mandinya, berdiri di depan cermin sambil terus mendengar lagu. Lelaki itu mengambil handuk putih yang ada berada di gantungan kamar mandi.   "Turn off the music.” Lagu yang menemaninya sontak menghilang.   Andaru kemudian keluar dari kamar mandi dan segera berpakai. "Andrea, apa saja jadwal saya hari ini?" tanyanya pada asisten tak nyatanya.   Salah satu monitor yang ada yang di meja itu hidup, menampilkan rentetan jadwal Andaru hari ini. Lelaki itu mengangguk, kemudian keluar dari kamar.   "Turn on the tv," perintahnya ketika melewati ruang keluarga.   Tak jauh dari itu, terdapat sebuah bar mini yang cukup lengkap. Andaru membuat kopi dengan dengan mesin lalu membuat roti panggang dengan mesin pemangang roti pula. Lelaki itu kemudian membawa sarapannya ke depan televisi.   Di tengah nikmatnya menggigit roti pangang sebuah suara yang cukup keras membuatnya hampir saja tersedak.   "PAKETTT!"   "PUNTEN PAKET!"   Andaru berdecak kesal dengan tukang paket itu, rasanya ada yang aneh. Lelaki itu merasa bahwa ini bukan tukang paket langganannya. Jika Pak Yanto—-kurir langganannya mengantarkan paket, pria paruh baya itu akan meletakan paketnya di atas mobil remote yang berada dibawah tangganya.   Pria dua puluh lima tahun itu akhirnya berjalan ke arah luar rumah, terkejut ketika melihat paket yang ia yakin berisi alarm pintar itu berada di atas pagar. Bukan diletakan di atas bak mobil remote controlnya.   Andaru ingin mengumpat, tukang paket itu sudah pergi dan itu artinya Andaru harus mengambil paket itu diatas pagar.   Sangat mudah sebenarnya. Tapi, tidak untuk Andaru.   5 tahun. Lelaki itu tidak pernah keluar dari rumahnya. Benar-benar tidak pernah menginjakan kakinya keluar atau bahkan keluar dari teras rumahnya. Sejengkal pun tidak pernah.    Andaru Prasmana adalah seorang programmer yang menghabiskan lima tahun hidupnya bersembunyi di rumah. Bagi lelaki itu, tidak ada satu pun tempat yang aman selain rumahnya.    Dan, sekarang lelaki itu harus keluar dari tempat teramannya hanya demi sebuah alarm yang berada di atas pagar, membuatnya harus menyeberangi halaman rumputnya? Oh, tidak-tidak.   Bagaimana ketika Andaru menginjakan kaki diatas rumput tiba-tiba ada hujan panah yang akan langsung menancap jantungnya?   Bagaimana ketika ia sudah berada di tengah rumput, tiba-tiba tanah itu terbuka dan membuatnya jatuh ke sebuah lubang yang sangat dalam?   Terlalu beresiko demi sebuah alarm yang selalu menganggu paginya.   Andaru ingin kembali masuk ke dalam rumah, namun tiba-tiba langkahnya terhenti. Besok ia ada meeting dengan perusahaan tempatnya bekerja, tepatnya pukul delapan. Andaru tetap berkerja seperti orang biasa namun ia selalu mencari pekerjaan yang memperbolehkan karyawannya bekerja di rumah.   Meeting besok cukup penting, ada beberapa karyawan dengan jabatan tinggi yang akan ikut. Andaru bisa saja kehilangan pekerjaannya jika tak hadir. Dan, sialnya lagi ia tidak bisa bangun sendiri jika tidak dengan alarm karena selalu tertetidur di atas pukul dua belas malam.   Sial!   Benar-benar sial!   Sebenarnya berjalan beberapa langkah dan mengambil paket itu sangatlah muda, bahkan seorang balita pun bisa. Tapi, untuk Andaru yang tidak pernah keluar rumah. Ini adalah momen penting dalam hidupnya.   Lelaki itu akhirnya memejamkan matanya, mau tak mau ia harus bergerak. Andaru menarik nafasnya, ia memejamkan matanya ketika kakinya perlahan menapak di rumput.   Geli dan menyenangkan? Ah, hanya perasaannya saja mungkin.   Andaru kembali melangkah, dua, tiga hingga ia berada di depan pagar. Paket sudah berada di gendongannya, lelaki itu tak langsung pergi. Ia malah terdiam ketika sinar matahari menyorotinya. Hangat dan sangat nyaman.   Berbeda sekali ketika ia berjemur di lantai dua. Entah apa yang membuatnya berbeda.   Cittt....   Bunyi gesekan antara ban dan aspal membuat jantung Andaru berdetak kencang. Lelaki itu membulatkan matanya, nafasnya menjadi sesek. Di kepalanya tiba-tiba berputar ada sebuah mobil truk yang akan menabraknya.   Andaru langsung berlari, bahkan ketika dua langkah dari teras. Lelaki itu langsung melompat ke dalam teras.   Lelaki itu memberanikan diri untuk melihatnya, ternyata itu hanya seorang bapak-bapak yang tiba-tiba behenti di depan rumahnya karena motornya rusak.   Andaru menghela nafas lega. Ia kembali masuk ke dalam rumah. Ternyata ia hanya terlalu cemas.   Andaru tidak tahu. Bahwa bapak-bapak yang ia anggap biasa itu masih berada di depan rumahnya dengan senjata pistol yang berada di balik jaketnya. "Target akhirnya keluar rumah."   ———-     Ting!   Ketika Andaru sedang bermain game di komputernya di sela makan siang, sebuah pesan tiba-tiba masuk di ponselnya. Lelaki itu ingin mengabaikannya, tangannya sesekali memasukan chicken soup yang ia pesan dari restoran cepat saji. Kali ini ia menunggu di teras agar kurir itu meletakannya di atas mobil pengakutnya.   Namun, ia menjadi penasaran. Lelaki itu membukanya dan terkejut ketika melihat isinya. Ternyata yang mengirimnya adalah seorang pengacara yang mengurus harta warisan milik almarhum Ibunya.    Andaru ingin mengabaikannya, ia sudah bilang beberapa kali pada Pak Frans bahwa ia sama sekali tidak tertarik dengan pembagian harta warisan.   Tapi, ketika ia membaca semakin kebawah dan menemukan bahwa sebuah Panti Asuhan yang didirikan Mamanya sudah dipastikan diberikan untuknya, Andaru terdiam.   Mamanya bilang bahwa harta paling berharganya adalah Andaru dan Panti Asuhan itu. Mamanya ingin Andaru yang menggantikan Mamanya jadi pemiliknya.   Andaru memang sudah setuju tentang Panti, tapi ia tidak akan mau keluar rumah. Ia ingin menyelesaikan semua urusan pindah tangan di rumahnya.   Jadi ia memilih untuk mengabaikanya.   Tapi, sebuah pesan di ponselnya masuk beratas namakan Pak Frans. Andaru mengerutkan dahinya saat membaca bahwa ada pihak yang tiba-tiba ingin mengambil alih Panti dan ada juga sebuah gambar yang menampilkan preman mengusir anak panti.   Andaru berdecak kesal. Pak Frans kemudian mengatakan bahwa pemilik asli Panti Asuhan harus kesana dan memastikannya.   Lelaki itu memejamkan matanya, ia tidak boleh peduli. Ia bisa membuat Panti Asuhan yang baru nanti. Kalo bisa yang lebih besar dari sebelumnya.   "Mama pengen Daru jaga Panti ini dengan penuh cinta ya.” Itu pesan Mamanya sambil memeluk Andaru, mereka saat itu berada di bawah pohon yang ada di belakang rumah mereka.   Andaru tidak pernah bisa melawan perintah Mamanya, lelaki itu akhirnya berusaha menguatkan hatinya. Hanya untuk kali ini, lelaki itu akan pergi keluar untuk pertama kalinya setelah lima tahun.   Ia tidak tahu apa yang akan terjadi di depan sana, sebagai manusia yang lemah Andaru hanya bisa menerimanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook