bc

Tell me how you feel

book_age18+
471
FOLLOW
2.5K
READ
friends to lovers
independent
drama
comedy
campus
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Tom and Jerry dikehidupan nyata, keduanya JOMLO, saling tertarik tapi selalu menampik. Apa mereka bisa bersatu? Mereka, Kafka dan Ramona.

Romansa komedi karena gengsi yang menyebabkan keduanya saling berkelahi. Jauh di cari, dekat di maki.

Simak perjalan kisah mereka di karya ini ya, kalian bisa mengambil hikmahnya, tentang sebuah rasa dan gengsi.

chap-preview
Free preview
P1. Kenalkan mereka
Sudah kesekian kalinya Kafka menahan kantuk saat berada di kelas Kuliah pagi. Kelas jam delapan dengan materi Akuntansi Keuangan. Rasanya membuat kepala mau meledak. Ia bertopang dagu, menatap ke papan tulis putih dengan tulisan yang berbayang, semakin berbayang hingga ... PLETAK! Sebuah penghapus papan tulis mendarat tepat di hadapannya. "Tidur di rumah! Bukan di kelas!" ujar Dosen dengan kepala botak dan kumis tebal yang sudah mulai memutih itu. "Maaf Pak," jawab Kafka sambil mengusap wajahnya. Sialan, gara-gara nonton serial TV itu gue jadi nggak tidur. Racun, racun. Keluhnya sambil mengamati angka-angka yang mulai bertebaran lagi. Tak lama, seorang teman yang duduk di sebelahnya memberikan permen mint. Kafka tersenyum seraya berterima kasih. Gadis itu tersenyum dan kembali menulis materi yang berupa angka semua. Kafka melirik, 'Boleh juga nih cewek'. Dan, tercetuslah ide bodoh yang akan membuat dirinya repot sendiri dikemudian hari. *** Suara mesin pembuat kopi dan uap air panas yang mengebul membuat suasana di dapur yang terbuka itu begitu sibuk. Pelanggan banyak yang mengantri, bahkan mengular hampir ke dekat pintu masuk. Perempuan dua puluh tiga tahun itu berjalan cepat sesaat setelah ia melepaskan jaket yang ia letakan sembarang dan memakai appron warna merah di pinggangnya. "Selamat pagi, maaf menunggu lama, apa pesanan anda?" tanya Ramona. Pemilik sekaligus merangkap bekerja sebagai kasir di kedai kopi dan sandwich miliknya. Usaha yang ia rintis sejak empat tahun lalu itu, efek dari PHK yang di derita Ayahnya, mau tak mau membuat Ramona harus mandiri dan berhenti kuliah di tengah jalan. Dengan modal meminjam dari saudaranya serta kegemaran ia membuat sandwich dan Kopi, membuat kedai miliknya bisa terus bertahan dan ada di tengah persaingan jenis usaha serupa. Ramona berani, karena ia juga turun tangan dalam mengolah resep sandwich. Tapi, tidak untuk kopi, Karena ia harus bekerja sama dengan Barista handal. Ia tak mau asal-asalan. "Ada menu baru apa nih Mon--" Mona. Itu panggilan akrab dirinya dari beberapa pelanggan yang ia sudah kenal sejak awal ia membuka usahanya itu. "Mmm ... baru besok launchingnya, gue pasti tulis di papan menu kok, sekarang, mau coba yang mana? kemarin lo udah cobain yang Triple-Tuna kan?" Mona menatap ke wanita dengan baju kerja dan perut membuncit itu. "Klasik, deh, Mon, baby gue pingin itu. Minumnya teh lemon aja." "Noted. Duduk di mana? Apa mau take away? Nanti gue anter ke kantor lo." Mona tersenyum. "Nah ... Anterin ya," kekeh wanita itu. Mona mengangguk. "Bayarnya debet ya, Mon." Wanita itu memberikan kartu debet miliknya. Mona lalu melakukan transaksi dan setelah selesai, kembali memberikan kartu itu ke pemiliknya. *** Lobby kampus. "Kepala gue mau meledakk... gila tuh, dosen!" Kafka mengusak rambutnya kasar. Bagaimana tidak, ia di suruh mengerjakan soal di papan tulis. Mata kuliah Akuntansi Keuangan itu begitu membuat sel-sel di otaknya bertubrukan dan membuat kepalanya pusing. "Ngopi dulu yuk," ajak Devano. CLING! Ajakan Devano langsung di angguki Kafka seketika. Terlintas di kepalanya untuk mencari sedikit hiburan disana. Kedai Kopi itu memiliki banyak buku bacaan, berupa komik, novel fiksi dan buku dari penulis terkenal dalam dan luar negri. "Kuliah kedua masih lama kan, jam satu siang. Cukup lah tiga jam kita nyantai di sana," ucap Devano lagi. "Setuju. Gue juga udah lama nggak kesana, kangen juga buat--" ucapan Kafka terhenti. "Kangen sapa lo? Ramona?" lirik Devano. Kafka hanya tertawa. "Kangen lihat dia ngomel-ngomel dan sewot," jawab Kafka. "Jatuh cinta baru tau lo, Kaf," celetuk Devano. "Nggak bakal." jawab Kafka yakin. Devano menggeleng pelan. Mereka jalan berdua keluar kampus yang berada di tengah kota. Kampus dengan jurusan Ekonomi, Keuangan dan Perbankan itu berada di satu gedung mewah berlantai dua belas. Daerah perkantoran sebenarnya, dan masuk ke daerah elite. Kampus berada di tengah kota begitu membuat gaya para mahasisiwa juga mau tak mau mengikuti perkembangan lingkungan. Kendaraan yang lalu lalang tak banyak, transportasi umum lebih mereka gunakan. Pintu kaca itu terbuka, kedua pria itu masuk dan mata Kafka langsung menuju ke Ramona yang sedang melayani pesanan di balik meja kasir. Kafka berdiri dengan tas ransel yang berada di sebelah bahunya. Kedua bola mata Ramona sudah menatap malas ke Kafka saat dua antrian lagi menjadi giliran pria tersebut. "Selamat datang di KopiHitam," sapa Ramona ketus. "Terima kasih sambutannya cantik, ada menu baru nggak hari ini?" Kafka berdiri berhadapan dengan Ramona sambil tersenyum jahil. "Belum ada!" sahut Ramona ketus. "Mon, gue pesen hot vanilla latte sama sandwich ayam extra mayonise ya, nih, Kafka yang bayarin. Gue duduk di sana ya, Mon." Devano berjalan ke tempat duduk yang di tuju. lain hal dengan Kafka yang masih berdiri dengan tatapan iseng. "Lo mau apa?" tanya Ramona tanpa melihat ke kedua mata Kafka. "Mau ... elo. Iya Mon, gue mau elo, asli deh Mon .... " Kafka menaik turunkan alis matanya. "Ck. Buruan! antrian masih panjang!" ketus Ramona. Kafka menoleh, benar, antrian masih panjang. "Samain kaya Devano aja, nih." Kafka memberikan kartu debetnya. Ramona melakukan transaksi dan memberikan kembali kartu itu kepada Kafka. "Cantik banget sih .... " Kafka mencubit wajah Ramona gemas. PLAK! Tangan Kafka di pukul Ramona. "SARAP!" teriak Ramona kesal. Kafka menjulurkan lidah dan berjalan santai ke meja Devano yang sudah bersandar duduk di sofa empuk itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook