bc

Genggaman Terakhirmu

book_age16+
381
FOLLOW
2.4K
READ
contract marriage
second chance
arrogant
boss
drama
tragedy
bxg
affair
polygamy
punishment
like
intro-logo
Blurb

Bagaimana perasaan mu saat ada laki-laki yang tiba-tiba saja melamarmu. Padahal mereka belum saling mengenal sebelumnya. Hanya karena pertemuan mereka di sebuah pernikahan, laki-laki Itu langsung saja mengajaknya untuk segera menikah.

Laki-laki dengan bualan manisnya Itu berhasil meyakinkan orang tuanya untuk menikahinya padahal dia sendiri ragu. Tapi, karena orang tuanya sudah setuju mau tidak mau dia harus menerima Pernikahan Itu.

Tapi, tidak disangka kehidupan pernikahannya hanya sebagai ajang balas dendam suaminya dengan Kakak iparnya selama ini. Tanpa diketahuinya selama ini Shabiya Kakak iparnya adalan mantan pacar suaminya yang Masih suaminya harapkan.

....

chap-preview
Free preview
Perasaan Tidak Terima
 "Jodoh sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa Lalu untuk apa merebut milik orang lain." ****      Mario memandang benci Shabiya yang dengan mudahnya meninggalkan dirinya begitu saja dan malah memilih menikah dengan orang lain dan itu Kakaknya sendiri. Apakah gadis Itu memang berniat untuk bales dendam dengan dirinya.    "Biasa aja kenapa lihatnya, Mar." Samuel menghampiri Mario yang terlihat kesal sendiri melihat mantan pacarnya menikah dengan Kakaknya.    "Lihat tuh, Bhiya. Bisa-bisanya dia senyum di depan sana enggak lihat apa ada gue di sini."   "Lah terus salahnya di mana?"   "Ya salah lah! Harusnya dia sabar nungguin gue balik bukan malah nikah sama Kakak gue!"    "Ya namanya jodoh 'kan udah diatur sama Allah, ngapain lo Masih mengharapkan si Bhiya. Cewe banyak bro kek enggak laku aja sih lo."   "Gue bahkan bisa dapetin cewe Lima dalam sehari."    "Iyalah kalau cuma buat mainan doang juga gue bisa. Lagian udah sih cari cewe yang beneran serius jangan aneh-aneh."   "Gue enggak aneh-aneh pokoknya gue bakal tunjukin kalau gue bakal nikah dalam waktu cepat."   "Nikahin siapa lo?"    "Siapa kek yang bisa gue jadiin mainan buat kesenangan gue." Setelah mengucapkan hal Itu dia dengan santai pergi dari hadapan dua sahabatnya. Samuel dan Roy. .....     Argh ... Mario enggan berlama-lama dipernikahan sang Kakak. Menyebalkan sekali Bhiya dia tidak tahu apa Mario kuliah di luar buru-buru menyelesaikan semuanya tidak ingin dekat dengan wanita lain agar Shabiya tidak kecewa tapi yang dia dapat malah Bhiya menikah dengan Kakaknya. Dasar w************n! Pasti dia menikah dengan Kakaknya untuk balas dendam dengannya.   "Aduh...." pekik seorang perempuan yang tidak sengaja di tabrak oleh Mario.   "Lo tuh" Mario melihat rupa wajah wanita yang ditabraknya. Lalu kemudian terdiam melihat wanita Itu.   "Masnya kalau jalan lihat-lihat Saya yang ketabrak kenapa, Masnya yang mau marah. Aturan Saya lah," oceh wanita saat dirasa Mario ingin mengocehinya.   "Eh iya ... Maaf tadi Saya enggak sengaja," ucap Mario ramah. Seketika pikiran buruk langsung mampir di fikiran Mario. Berhubung dia juga lagi kesal Dan terlihat wanita di depannya ini cantik seperti dia bisa mengambil kesempatan untuk mendekati wanita ini.   Wanita Itu tidak menjawab ucapan Mario barusan Dan memilih pergi begitu saja. Terlihat raut wajah Mario yang kesal, baru kali ini dia ditolak oleh perempuan padahal biasanya dia yang menolak para perempuan karena mereka dekat hanya untuk meraup harta Mario. Tapi, berbeda dengan Bhiya mantannya Itu tidak pernah seperti Itu. Ah mengingat Bhiya dia jadi kesal sendiri. Lebih baik dia mengejar perempuan Itu dan mengajaknya untuk berkenalan.   "Tunggu dulu. Saya mau minta maaf," ucap Mario menyentuh pundak wanita Itu. Tapi, wanita Itu langsung menghempaskan tangan Mario.   "Udah enggak papa. Jangan main sentuh Kan bisa panggil aja Saya enggak tuli," jawabnya sinis.   "Yaudah kenalin. Saya Mario." Mario menyodorkan tangannya ke wanita Itu tapi wanita Itu sama sekali tidak berniat untuk menjabat tangan Mario.   "Veni." Hanya jawaban singkat yang Mario dapat, dia menarik lagi tangannya. Veni hendak berlalu tapi lagi-lagi Mario mencegahnya.   "Veni kamu mau kemana mau aku anter?" tanya Mario.   "Enggak usah. Saya bisa sendiri."    "Emm ... Ven Saya minta nomor kamu deh."   "Nomor Saya bukan sembarangan orang bisa menyimpan apalagi kamu orang yang baru Saya kenal. Mana mungkin Saya biarin kamu minta nomor Saya."   "Saya bukan orang sembarangan."   "Sudahlah Saya buru-buru permisi." Veni yang enggan berlama-lama dengan laki-laki Itu segera saja pergi dari sana. Mario kali ini membiarkan wanita Itu pergi tapi, dia akan mencari tahu siapa wanita Itu. Sepertinya menarik, wanita Itu sama seperti Bhiya saat pertama mereka kenal. Judes dan dingin. Rasanya menarik jika Mario bisa menaklukan gadis Itu. .....     Hari demi hari dia mencari tahu gadis Itu. Akhirnya dia pun sudah tahu dimana gadis Itu tinggal. Siapa orang tuanya Dan dari mana dia berasal. Hingga akhirnya Mario memustukan untuk mempercepat pendekatannya dengan Veni. Walaupun sering kali Mario ditolak mentah-mentah oleh Veni tapi tidak membuat Mario menyerah malah menjadi hal yang menarik jika pada akhirnya Mario bisa menaklukan Veni.   "Ngapain kamu di sini?" tanya Veni. Awalnya dia dipanggil oleh rekannya ada orang yang ingin bertemunya ia Kira teman lama atau siapa tapi ternyata laki-laki yang tempo Hari menemuinya.   "Ya jengukin calon istri lah."   "Stress kamu ya. Kenal aja baru udah bilang calon istri." Kemudian rekan kerja Veni yang mendengar Veni memiliki laki-laki pun menuai perhatian  mereka. Ada yang menggoda Veni karena gadis yang terkenal pendiam dan jarang berbicara Itu akhirnya memiliki laki-laki.   "Ah Veni pantes aja dingin banget. Ternyata udah punya cowo ya."   "Iyanih, Veni pantes aja so Bowo deketin di tolak orang calonnya ganteng gini wajar lah si Veni milih yang ini."   "Sialan lo, Lia." Bowo yang merasa dipermalukan lantas pergi dari sana.   "Diem kalian enggak usah nyebar gosip Saya enggak kenal sama laki-laki ini," ucap Veni lalu pergi meninggalkan Mario.    "Tunggu, Ven. Aku nanti jemput kamu ya. Kamu jam Lima pulang 'kan? Aku nanti ke sini lagi ya." Veni tidak menggubris ucapan Mario dia lantas tetap pergi menuju ruangannya kembali. Mario hanya tersenyum melihat kejutekan Veni sebentar lagi dia langsung saja akan melamar Veni Dan menikahi gadis Itu.     Sore harinya Mario datang lagi ke kantor Veni untuk menjemput Veni pulang. "Kamu ngapain lagi ke sini!" Veni rasanya geram dengan laki-laki Itu. Tidak lelah laki-laki Itu mendapat penolakan darinya. Veni Jengah, Padahal tadi dia sudah menjadi bahan gosip rekan-rekannya di kantor.   "Aku 'kan jemput calon istri masa salah."   "Enggak usah mimpi!"   "Enggak mimpi emang bener kok."   "Serah." Veni berlalu tanpa memedulikan laki-laki Itu.   "Ven Ayo pulang aku udah dapet restu kok sama Abi kamu."   "Enggak usah mimpi kamu."   "Yaudah nih, lihat ini nomor abi kamu Kan? Aku tadi udah chat an kok sama Abi kamu." Veni mengangkat alisnya sebelah. Mana mungkin Mario mengenal Abinya bahkan dia baru bertemu Mario beberapa kali.   "Enggak percaya? Yaudah aku telepon dulu deh." Mario menelepon seseorang. Lalu mengarahkan ke hadapan Veni.    "Assalamualaikum, nak Mario?"    "Waalaikumsalam, Abi. Ini aku mau jemput Veni tapi dia malah nolak gimana ya abi?" Veni mendengar sangat jelas. Iya Itu suara Abinya dia hafal suara Abinya. Tapi, kenapa bisa Mario mendapat nomor Abinya.    "Bisa Abi bicara sama Veni?"   "Iya abi."   "Nih, Abi kamu mau bicara sama kamu." Veni memandang Mario kesal. Bisa-bisanya laki-laki Itu seenaknya saja.   "Assalamualaikum, Abi?"    "Waalaikumsalam, Nak. Kamu ikut pulang sama Mario aja ya hari ini. Tadi, nak Mario bilang mau ada yang dibicarakan sama kamu dan Nak Mario juga sudah izin untuk menjemput kamu."   "Tapi, Veni bisa pulang sendiri Abi."   "Udah enggak papa kamu pulang bareng sama Mario aja."   "Tapi,Bi."   "Sudah ya, Veni Abi dipanggil umimu. Kamu pulang bareng Mario aja Abi sudah menunggu di rumah." Abinya langsung mematikan teleponnya sepihak.   "Tuhkan bener. Akutu enggak boong, Ven. Kamu takut banget sih."   "Iyalah! Muka-muka kayak kamu mana bisa dipercaya." "Muka aku ganteng gini kok dibilang engga bisa dipercaya."   "Serah. Mau pulang apa ngoceh aja?!"    "Iya-iya. Galak banget sih jadi cewe. Ayo pulang." Mario membukakan pintu mobil untuk Veni tapi Veni hanya memandang datar Mario tidak ada kagum ataupun. .....

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook