bc

Istri Pajangan

book_age18+
2.0K
FOLLOW
11.8K
READ
billionaire
possessive
arrogant
scandal
CEO
drama
sweet
ambitious
actress
bodyguard
like
intro-logo
Blurb

"Aku menyesal pernah begitu mencintaimu sangat dalam, hingga akhirnya kamu meninggalkanku dalam kesedihan yang tak berkesudahan!"

Daania Amber Alexandra adalah seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai artis dan model kenamaan di Negara kelahirannya.

Daania selalu mengukur bahwa segalanya bisa ia taklukan dengan keindahan tubuhnya dan parasnya yang cantik. Hingga suatu hari dirinya terobsesi pada seorang pria yang bernama Evans Cruise, pria yang seharusnya dijodohkan dengan sang kakak.

Namun, Daania yang terobsesi pada Evans langsung mengambil alih perjodohan itu tanpa berpikir panjang ke depannya. Setelah Daania dan Evans menikah, wanita itu mulai disibukkan untuk menutupi segela kebohongan-kebohongannya dari Evans, termasuk tentang keperawanannya yang palsu.

Ya, Daania melakukan operasi keperawanan demi menjadi sempurna untuk suaminya, karena ia sadar betul bahwa dirinya menikah dengan pria baik-baik yang tak pernah bermain wanita sebelumnya.

Hingga suatu hari kebohongan Daania mulai terkuak dan bermuculan dengan seiring berjalannya waktu, kebohongan wanita itu satu persatu mulai diketahui oleh Evans yang sudah terlanjur mencintai Daania dengan begitu dalamnya, dan saat dirinya kecewa atas kebohongan Daania, Evans memutuskan untuk pergi meninggalkan istrinya yang pada saat itu tengah mengandung buah cinta mereka.

Evans meninggalkan Daania yang tengah hamil muda hingga wanita itu mengalami depresi berat dan bergantung pada seorang psikiater untuk menyembuhkan luka di hatinya setelah pergi ditinggalkan oleh Evans yang tak kembali lagi selama berbulan-bulan.

Bagaimana kisah Daania selanjutnya setelah sembuh dari depresi? Akankah ia menemukan sosok Evans yang selama berbulan-bulan selalu dinantikannya untuk kembali? Apakah Evans berniat untuk bertahan dengan Daania atau malah tetap pada pendiriannya yang menginginkan berpisah dari Daania!

chap-preview
Free preview
Perjodohan
"Hi kak, baru datang?" sapa Daania seraya memeluk Diandra, dan mereka berpelukan beberapa saat untuk melepas rindu karena sangat jarang bertemu. Diandra tersenyum hangat saat sang adik memeluk dirinya. "Kakak sudah dua hari menginap di rumah Papa," jawabnya dengan lembut. Daania segera melepaskan pelukan mereka, lalu matanya menatap sang kakak penuh selidik sambil tersenyum mengejek. "Betah kak? Memangnya nggak diceramahi?" Diandra menghela napas perlahan untuk menjawab pertanyaan adiknya. "Papa kan memang seperti itu Daan, beliau berbicara untuk menasihati kita, memberikan nasihat-nasihat yang terbaik untuk kehidupan kita di masa depan." Daania mengedikkan bahunya. Seperti biasa, ia dan sang kakak tak pernah sependapat, sikap mereka sangat berbanding terbalik. "Aku sih enakan mandiri kak, tinggal sendiri tanpa dengerin ceramah dari Papa!" celetuknya sambil berdecih kesal. Ya, Daania memang anak mandiri karena berani meninggalkan rumah diusianya yang masih sangat muda. Daania memilih pergi meninggalkan rumah sejak dua tahun yang lalu karena suatu masalah, dan ia tinggal di apartemen mewah demi kesenangan dirinya sendiri tanpa peraturan yang dibuat oleh Mario. "Maklumin Papa dong Daan, beliau kan sudah tua, jadi jangan bosan kalau dengar petuah-petuah yang diucapkannya, terlebih jika itu memang baik untuk kita lakukan." Diandra menjelaskan sambil mengusap bahu Daania dengan lembut. Daania yang tak sependapat dengan sang kakak, hanya mengangguk dengan sebuah senyuman, walau terkesan dipaksakan. Diandra sudah terbiasa dengan sikap Daania yang seperti ini. Ia memilih untuk menyudahi ucapannya yang membuat Daania merasa bosan. Diandra kemudian merangkul pundak sang adik untuk masuk bersama. "Masuk yuk! Papa sudah nunggu kamu dari tadi di ruang keluarga." Daania hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Diandra yang akan mengajak dirinya bertemu dengan Mario, yang sudah 10 bulan tidak ditemuinya. Di ruang keluarga, terlihat Mario sedang berbincang santai dengan wanita paruh baya yang merupakan ibu mertuanya. Wanita sepuh berusia 75 tahun, namun masih tetap terlihat cantik, dia biasa di panggil Madam Maria. Daania berlari kecil menuju sofa yang ditempati oleh Maria, ia begitu senang saat melihat keberadaan sang Oma di sana. Daania segera memeluk tubuh Maria dengan erat dan mencium kedua pipi wanita sepuh itu begitu rakus, untuk melepaskan rasa rindunya, karena sudah dua tahun tidak bertemu. Banyak yang berubah dari Daania, setelah keputusannya untuk memilih pergi meninggalkan rumah, membuat jarak antara Daania dengan keluarganya menjadi sangat renggang, termasuk hubungan antara dirinya dan Mario. "Madam cantik, apa kabar? Kenapa semakin lama semakin terlihat awet muda sih?" tanya Daania setelah melepaskan pelukan singkat mereka, yang sengaja dilontarkan untuk menggoda Omanya. "Kamu ini paling bisa menggodaku! Kamu sekarang sombong sekali sama Madam, tidak pernah mau menjengukku di mansion," jawab Maria sembari mencubit kedua pipi Daania dengan gemas. Daania mengerucutkan bibirnya dengan sengaja, karena tidak terima dibilang sombong oleh Omanya sendiri. "Jangan bicara seperti itu dong Madam, maaf ya Daania tuh sibuk banget, kadang shooting striping, kadang shooting film, iklan, video clip, belum lagi kalau lagi ada pemotretan," ucap Daania terus berupaya untuk membuat Maria mengerti. "Iya Madam ngerti kok. Sekarang duduk yang benar, dan sana duduknya dekat Kakak kamu, karena Papamu mau membicarakan hal serius!" titah Maria pada Daania yang masih bergelayut manja padanya. Daania menuruti perkataan Maria, ia segera pindah ke sofa yang bersebrangan dengan Mario dan duduk bersebalahan dengan Diandra. "Pah, sebenarnya pembicaraan penting apa yang mau Papa sampaikan pada kita berdua?" tanya Diandra dengan sopan dan santun pada Mario. Diandra adalah sosok yang dikenal penyayang pada keluarganya, sangat menghargai kedua orangtua dan orang yang lebih tua darinya, juga selalu menjunjung tinggi nama baik dan citra keluarganya. "Papa berniat akan menjodohkan Diandra dengan anaknya Om Erick Cruise," jawab Mario dengan santai. Daania mengerutkan kedua alisnya hingga saling bertaut, saat mendengar perkataan Mario. "Kenapa kalau mau jodohin Kak Diandra, aku harus diundang juga," gerutunya dalam hati. "Anaknya Om Erick namanya Evans Cruise. Dia adalah pengusaha kaya raya dan memiliki banyak cabang perusahaan yang tersebar luas di setiap negara, dia bergelut dalam bisnis properti dan masih sangat muda, tahun ini usianya baru menginjak usia 28 tahun," jelas Mario pada kedua putrinya. Mata Daania membulat sempurna ketika mendengar nama Evans Cruise disebut oleh Ayahnya. Evans adalah lelaki tampan dan kaya raya, yang selama ini selalu diperhatikannya, karena Daania sangat ingin menjadi kekasih lelaki itu. Tidak lama Mario menunjukkan foto Evans pada anak-anaknya, untuk meyakinkan Diandra bahwa lelaki yang akan dijodohkan dengan Diandra benar seperti perkataannya. "Pah, Diandra tidak akan menolak perjodohan ini, asalkan anaknya Om Erick menerima perjodohan ini juga," ucap Diandra dengan tersenyum hangat. Mario ikut mengulas senyum di wajahnya yang sudah terlihat berkeriput, saat mendengar jawaban Diandra yang sangat menurut dengan perkataannya, tanpa membantah sedikitpun. "Papa sudah memberikan foto kalian berdua pada Om Erick, dan dia sudah memilihmu untuk menjadi istri anaknya." Dahi Daania mengerut dalam karena merasa iri dengan posisi yang Diandra dapatkan dan Daania tidak akan tinggal diam atas perjodohan ini, karena Evans adalah lelaki yang sangat diidamkannya, ia tak ingin malah Diandra yang akhirnya menikah dengan Evans. "Kenapa bukan Daania aja Pah yang dijodohin sama Evans? Aku sudah siap kok Pah, untuk menikah walau masih muda?" tanya Daania terdengar penuh keyakinan saat menawarkan dirinya untuk menjadi istri Evans. Kening Mario mengerut dalam, ia merasa heran dan bertanya-tanya atas ucapan Daania yang menawarkan dirinya, untuk menggantikan posisi sang kakak. "Kamu belum mengenal dia Daania dan sebenarnya dia juga belum siap untuk menikah secepat ini, namun kedua orangtuanya ingin tetap menikahkan anaknya dengan salah satu anak dari Papa, Om Erick yakin kalau Diandra bisa meluluhkan hati Evans dengan kelembutan sikap yang Diandra miliki." "Aku bisa kok Pah buat luluhin hati Evans, sebelumnya kita juga pernah bertemu dan saling berkenalan waktu menghadiri salah satu acara tv, tapi waktu itu aku tidak tahu kalau Evans itu ternyata anaknya Om Erick, sahabatnya Papa." Daania terus berusaha meyakinkan Mario, bahwa ia bisa melakukan apapun yang bisa dilakukan Diandra. "Kita harus tanyakan dulu pada Diandra, apakah dia mau mengalah? Karena secara usia dia lebih matang dan anak tertua di keluarga ini." Daania menatap tajam ke arah Diandra, lalu tangannya meraih tangan sang kakak yang berpangku di atas pahanya. "Bagaimana kak? Lagian kan Kakak mau lanjutin kuliah untuk dapat gelar S3, kalau kakak menikah otomatis jadwal kerja kakak, jadwal kuliah dan urus suami bisa bentrok dan tidak baik untuk ke depannya." Diandra tampak menimang-nimang segala sesuatunya sebelum menjawab pertanyaan Daania, ia merasa perkataan Daania ada benarnya juga. Kemudian kepalanya mengangguk dan tersenyum penuh keyakinan saat menatap adiknya. "Daania benar Pah, mungkin Daania lebih pantas untuk Evans, sepertinya Daania juga sudah siap lahir batin untuk menikah, dibandingkan Diandra yang masih ingin menggapai mimpi untuk mewujudkan permintaan Mama, yang sangat ingin salah satu anaknya meraih gelar S3." Terlihat kedua bola mata Mario memancarkan rasa kagum yang teramat dalam pada anak sulungnya, selain baik dan memiliki pemikiran yang dewasa, Diandra juga anak yang berbakti pada kedua orangtuanya, ia rela melakukan apapun asalkan permintaan itu dapat membahagiakan hati Ayah dan Ibunya. "Kamu benar-benar anak kebanggaan Papa, Diandra. Kamu anak berprestasi dan selalu mengutamakan pendidikan demi membuktikan pada Mamamu yang sudah berada di Surga, bahwa ajarannya telah berhasil dalam mendidikmu hingga menjadi orang yang sangat luar biasa," ucapnya dengan tersenyum getir. "Aduh, terus aja banggain Diandra! Papa tuh benar-benar keterlaluan, gak pernah bangga sama aku! Padahal aku juga sudah banyak mencapai prestasi dengan puluhan judul film yang sudah aku bintangi!" batin Daania yang merasa iri dengan perhatian Mario yang selalu lebih terhadap Diandra. "Papa dan Mama sama-sama orang tua yang hebat dan sudah berhasil mendidik Diandra dan Daania hingga menjadi sukses seperti sekarang ini, semuanya berkat doa tulus kalian untuk kami berdua," ucap Diandra sambil menggenggam erat tangan Daania. Maria yang hadir di sana ikut merasa terharu melihat cucu-cucunya yang kini sudah tumbuh dewasa dan sukses seperti saat ini. Hatinya kembali merindukan Almira, putrinya yang sudah berpulang lebih dulu sejak 7 tahun silam. Almira adalah Ibu dari Diandra dan Daania, wanita kelahiran Indonesia yang berjodoh dengan Mario, pria dari Amerika. Almira meninggal karena penyakit kanker yang bersarang di rahimnya, penyakit yang selama 2 tahun Almira rasakan, hingga ia tidak kuat lagi dan menghembuskan napas terakhirnya saat Daania masih berusia 16 tahun, dan kala itu Diandra berusia 19 tahun sedang menempuh pendidikan di Jepang karena beasiswa yang didapatkan atas prestasinya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Dependencia

read
186.2K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.3K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

Escape from Marriage - Kabur dari Derita Pernikahan Kontrak

read
256.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook