bc

The Love Trap

book_age16+
845
FOLLOW
7.1K
READ
possessive
love after marriage
badgirl
CEO
student
drama
sweet
bxg
serious
city
like
intro-logo
Blurb

Sifat absurd dari Zeze Angelin yang selalu saja menjadi joki balap liar, membuat kedua orang tuanya geram dan memutuskan untuk menjodohkannya dengan seorang pria berusia sepuluh tahun lebih tua darinya. Semua ini berawal dari balas budi, dan berakhir pada sebuah perjodohan yang di tolak oleh Zeze.

Gadis itu memutuskan untuk angkat kaki dari rumah sederhananya dan hidup disebuah kost sederhana berdekatan dengan Ajun. Mereka adalah sahabat baik, dimana pria itu adalah orang yang selalu membuat Zeze bisa menjadi joki setiap minggu malam.

Kehidupannya benar-benar bebas, meskipun rasa rindu pada keluarganya terkadang menyergap dan membuat gadis itu kesepian. Tapi suatu malam, ia mendapat sebuah tantangan menjadi joki dengan bayaran yang sangat besar jika ia berhasil tiba di garis finis lebih dulu. Namun jika ia kalah, sebuah perjanjian sudah siap untuk ia tanda tangani dan tidak bisa dibantah lagi oleh Zeze Angelin.

Mampukah Zeze menang?

Atau ia berakhir dengan semua peraturan yang ada dalam perjanjian yang harus ia tanda tangani?

chap-preview
Free preview
1. Zeze si joki
Prolog Malam dengan penuh kebisingan selalu saja menjadi tempat ternyaman untuknya. Ditengan hiruk pikuk dunia malam, di sinilah yang paling ia sukai. Duduk diatas motor besarnya dengan memakai jaket andalan dan jeans robeknya. Sama seperti malam minggu sebelumnya, malam ini ia juga akan melakukan balapan liar. *** Terhina, itulah yang dirasakan pria bertubuh tinggi dan dengan otot yang menyebul pada beberapa bagian tubuhnya. Rahangnya yang tegas terlihat mengeras saat asisten pribadinya mengatakan jika perjodohan dirinya ditunda. Karena alasan calon tunangannya itu pergi, menolak untuk di jodohkan dengan pria tua sepertinya.   *** Malam minggu ini adalah malam yang ditunggu oleh perempuan cantik bernama Zeze Angelin. Ya, malam ini ia akan kembali menjadi joki balapan di arena balap liar. Hasratnya selalu tertantang saat bisingnya deru mesin motor saling bersahutan dan penuh kegilaan. Sepuluh menit sebelum balapan dimulai, sebuah tepukan keras mendarat di pundaknya, membuat gadis itu menoleh dengan cepat. “Ada apa?” teriaknya pada telingan Ajun. “Duit malam ini gede banget! Jadi lo harus menang, Ze.” “Ck! Lo tenang aja, gue pasti menang,” sahutnya dengan penuh percaya diri. Begitulah Zeze, gadis itu selalu percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki, meskipun ia seorang perempuan bukan berarti ia tidak bersaing. Seorang wanita cantik dengan pakaian seksi sudah berdiri di depan sana, tepat pada garis yang sengaja mereka buat. Tangan kanannya yang putih dan mulus memegang sebuah kain putih dan mengangkatnya tinggi. Menunjuk satu persatu joki yang sedang memanaskan mesin kendaraan mereka. “All you ready?” Satu, dua, tiga... goooo... Kain putih itu dijatuhkan dan ketiga pembalap itu melepas kopling dan menarik gas secara bersamaan. Dalam hitungan detik motor itu melesat jauh dan tidak lagi terlihat. Hanya suara bising dan teriakan kemenangan pada dukungan masing-masing yang terdengar. Dua motor mulai terlihat mendekat, tapi karena jarak yang masih terlalu jauh, mereka belum bisa memastikan siapa yang akan menjadi pemenang untuk malam ini. Tapi seperti biasa, Zeze berada di garisan paling depan dan menjadi pemenang seperti malam-malam biasanya. Sorak kemenangan terdengar memekakan telinga, mereka semua lantas mengerubuti Zeze. Tapi Ajun tentu saja meminta mereka untuk segera menyingkir, karena merekaharus berbicara banyak hal. “Selamat broo...” “Nggak usah selamat-selamat! Gu bosen denger kata itu. Mana duitnya?” todong Zeze cepat. “Ah elo, Ze! Giliran duit aja, paling cepet.” Mata gadis itu terbelalak saat ia melihat gepokan uang yang ada di tangan Ajun. Malam ini benar-benar malam keberuntungannya. Bagaimana tidak, malam ini ia menang dengan uang yang mencapai puluhan juta. Entah siapa yang berani membayar mahal untuk kemenangannya malam ini. “Itu duit lo semua, Ze! Gue sama anak-anak udah ambil lima juta. Rata!” “Oke sip! Jun, mana handphone gue?” Pria itu terlihat sedang berpikir dan langsung merogoh saku celananya jeansnya. Ia langsung memberikan benda pipih canggih itu. Zeze mulai sibuk dengan benda pipih tersebut dan mengabaikan Ajun yang masih setia di sampingnya. Ajun sangat penasaran dengan siapa perempuan itu bertukar pesan, tapi saat ia berusaha untuk mengintip, tangan Zeze langsung menutup matanya, membuat ia mengerutu kesal. “Gue ini sahabat lo, Ze!! Tega banget lo bersikap kaya gini sama gue,” gerutu Ajun. “Ini masalah pribadi. Oh iya, malam ini gue nginep di konstan lo ya, Jun? Kalau pulang ke rumah, bisa-bisa gue digantung sama Papa Krisna. Apalagi kalau dia liat penampilan gue yang kaya gini,” ia melirik penampilannya dan tersenyum kuda pada pria yang ada di sampingnya. “Udah-udah! Nggak usah senyum-senyum kaya gitu. Lo emang paling bisa kalau bikin gue nolak keinginan lo, Ze.” Ajun membuang muka dan mendesah pelan. “Tapi ingat!! Kamar milik gue. Lo, tidur di sofa.” “Oke! Tapi jangan lupa bantal sama selimutnya, ya?” Zeze menggerakan alisnya untuk kembali menggoda sahabatnya itu. “Iya, iya!” Setelah balapan ini usai, Zeze dan Ajun akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan jalanan. Malam semakin larut, dan jalanan itu semakin ramai, tapi hal itu sama sekali tidak membuat Zeze tertarik. Ia tahu, jika malam semakin larut menimbulkan bahaya yang semakin besar.   *** Di sebuah rumah sederhana, saat ini Krisna sedang uring-uringan karena sampai pukul satu dini hari anak gadisnya belum sampai di rumah. Sebuah bencana besar baginya, karena ini bisa mencoreng nama baik keluarga jika calon besannya tahu bagaimana kelakuan anakn gadisnya itu. “Coba kamu telepon? Minta dia pulang, sekarang juga!” tegas Krisna. Tanpa banyak berkata apapun, Melisa (Mama Zeze) langsung menekan beberapa angka pada layar ponselnya jadulnya. Dengan sabar ia menunggu. Sampai beberapa kali ia mencoba, sampai akhirnya sebuah pesan masuk, dan membuat Krisna semakin murka. “Pa, Zeze bilang dia nginep di rumah Havana,” kata Melisa dengan ragu. “Papa tidak mau tahu, Zeze harus pulang sekarang juga!!” Melihat kepergian suaminya, Melisa hanya mendesah pasrah. Beberapa kali ia menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengn sikap anak tunggal mereka yang selalu saja membuat Krisna kesal. Dengan cepat Melisa mengirimkan pesan, tapi sayangnya pesan itu hanya centang satu. Pupus sudah harapan Melisa. Ia akhirnya memilih untuk menyusul suaminya masuk ke dalam kamar dan menenangkan singa buas itu. Satu-satunya cara untuk meluluhkan singa buas itu adalah dengan memenangkan inti hatinya. Malam yang penuh cinta, yang selalu membuat pria manapun kalah.   *** Pagi menjelang, sinar matahari mulai masuk dari celah gordeng, membuat perempuan yang sedang meringkuk di atsa sofa panjang itu mengerjapkan matanya. Dengan mata tertutup, tangannya mulai meraba-raba dan mencari beda pipih yang terus saja berdering. “Ini jam berapa? Kenapa orang selalu menganggu di pagi buta seperti ini,” gerutu Zeze dengan mata yang masih tertutup. Dengan susah payah ia mulai membuka sedikit padanya, melihat pada layar pipih yang menyala, membuat silau matanya lengket itu. “Mama...” gumamnya dengan suara khas bangun tidur. Saat itulah matanya terbuka lebar, ini sudah pukul delapana pagi. Ia terlonjak kaget dan duduk dengan satu hentakan. Zeze dengan cepat menggedor pintu kamar Ajun, tapi itu semua sia-sia, karena telinga pria itu tersumpal oleh penyumbat telinga. “Arghh..., Lo emang gak bisa gue harapkan, Jun!” Zeze mencuci wajahnya, merapihkan rambutnya dengan tangan. Tapi ia melupakan satu hal yang sangat penting. Dengan cepat ia keluar dari kost sahabatnya itu. Menghentikan taksi menuju rumahnya. Sedangkan di kediamannya, Krisna saat ini sedang duduk dengan koran yang menutupi wajahnya, dan teh hijau yang tersedia dia atas meja. Dengan perlahan, Melisa duduk di samping suaminya dan meminta pria itu untuk mempertimbangkan segalanya, sebelum mengatakan niatnya pada Zeze. Melisa tahu betul watak keduanya, dan ini membuat ia harus eksrta berhati-hati dalam membujuk ataupun berdiskusi. “Papa, apa Papa yakin mau menjodohkan Zeze? Papa tahu sendiri kan, bagaimana manjanya anak kita itu?” “Hmmm...” hanya itu jawaban yang diberikan Krisna. “Jangan hmm, hmm, aja dong, Pa! Mama takut kalau Zeze menolak,” Melisa nampak serius, namun Krisna masih saja enggan untuk menanggapi perkataan istrinya. Zeze yang baru saja tiba langsung mendengar pembicaraan Krisna dan Melisa. Timbul banyak pertanyaan yang membuat gadis itu langsung menyapa kedua orang tuanya, ia lupa dengan apa yang ia kenakan saat ini. “Mama takut aku menolak apa?” Krisna menurunkan korannya saat mendengar suara yang ingin didengarnya sejak semalam. Dengan tajam ia menatap Zeze yang duduk pada sofa single, menatap pakaiannya dari atas kepala hingga ujung kaki. “Mama lihat!! Apa pantas seorang anak gadis menggunakana pakaian brandalan seperti ini? Dan semalam dia tidak pulang. Coba tanya, dari mana di semalam?” Zeze menatap pakaiannya, dan saat itulah ia merutuki dirinya sendiri. Seharusnya sebelum pulang ia mengganti pakaiannya dan sekarang ia hanya bisa pasrah dengan omelan yang akan di dapatkannya. “Zeze semalam nginep di rumah Havana, Pa. Dia ulang tahun dan tema pestanya rock, jadi Ze terpaksa pake baju kaya gini,” elaknya cepat. “Papa tidak mau tahu. Besok kamu akan Papa jodohkan dengan seorang pengusaha ternama. Dia seorang CEO dan dia juga sudah menyetujui perjodohan ini,” tegas Krisna “Apa?! Perjodohan? Papa jangan bercanda, ini bukan zaman Siti Nurbaya, yang benar saja, Papah ini!” Zeze benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran kolot Papanya. Krisna menatap Melisa, ia enggan untuk menjelaskan segalanya. Jika ia sudah mengambil keputusan, maka itu yang akan terjadi. “Papa tidak meminta persetujuan ataupun penolakan! Kamu akan tetap Papa jodohkan dengan anak teman baik, Papa.” Krisna langsung berdiri dan meninggalkan istri dan anaknya. Ia sengaja duduk bersantai hanya untuk menunggu kepulangan Zeze. Setelah itu ia kembali pada rutinitasnya, pergi ke toko kelontongnya dan bercengkrama dengan sesama penjual di sana. Setelah kepergian Krisna, Zeze langsung berjalan cepat masuk ke dalam kamarnya. “Apa-apaan sih, Papa! Kenapa aku harus di jodohin segala. Aku ini masih muda, dan— arghh, ini gila!!”  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The crazy handsome

read
465.2K
bc

My Soulmate Sweet Duda (18+)

read
1.0M
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

RAHIM KONTRAK

read
417.8K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.0K
bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
310.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook