bc

PURE LOVE NEVER DIE

book_age16+
4.0K
FOLLOW
28.5K
READ
love-triangle
possessive
one-night stand
friends to lovers
pregnant
arrogant
badboy
goodgirl
drama
bxg
like
intro-logo
Blurb

Farion Guitama, cinta masa putih abu-abu yang belum usai. Aku tidak pernah berpikir untuk memilikinya, karena aku tahu cintaku hadir tidak untuk bersatu dengannya_Quena Refani.

.

.

Begitu menurut Fani, meskipun ia memiliki alasan untuk bersama Ion demi janin yang hadir di antara mereka. Namun, Fani memilih pergi karena Farion harus menikahi Claira Dwixika, sahabat sekaligus saudari angkatnya.

Lima tahun kemudian.

Semua berubah. Mereka berada dalam kesalah pahaman yang panjang. Bagi Fani, Ion adalah suami Ira, sahabatnya. Sedangkan bagi Ion Fani sudah memiliki tunangan yang akan segera menikahinya.

Apakah semua akan kembali berubah ketika kesalahan pahaman itu diluruskan? Mungkinkah cinta masa putih abu-abu yang belum usai dapat bersemi kembali?

Yuk lanjut baca! Jangan lupa tap love ya :)

chap-preview
Free preview
PLND 1 Permintaan Terakhir
Perasaan paling sesal dari cinta adalah saat kita bisa merasakannya tapi tidak pernah bisa memilikinya. *** Namaku Queena Refani. Semua orang bebas memanggilku apa asal masih ada hubungannya dengan nama itu. Tapi ibu dan ayah memanggilku, Fani. Bagiku berteman dengan angan sudah biasa, karena ada keinginan yang benar-benar tidak bisa terwujud sampai saat ini sejak pertama kali aku mengucapkannya. Namun aku tidak pernah lelah meminta agar keinginan itu bisa kumiliki, keinginan itu adalah seorang Farion Guitama. Seseorang yang sejak dulu selalu aku kagumi, aku inginkan, bahkan namanya akan selalu menjadi yang pertama hadir setiap kali aku membuka mata. Meskipun tiga tahun telah berlalu, semua masih saja berjalan di tempat, dia yang ku panggil Ion masih seperti dulu. Tidak menyukaiku. Tidak pernah menganggapku ada. Entah sampai kapan. Tiga tahun telah berlalu, itu artinya masa putih abu-abu sudah berakhir. Aku harus kembali rela karena permintaanku yang terakhir kali sebelum pengumuman kelulusan berlangsung tidak juga terwujud. Yah, mungkin memang sudah seharusnya seperti ini. Tapi aku belum menyerah, ku ucapkan permintaan terakhirku, bahwa sekali lagi aku akan berusaha memenangkan hatinya. Meskipun pada akhirnya aku harus menyerah juga. Ah sudahlah.. Tidak apa-apa yang penting aku akan berusaha sekali lagi agar tak ada penyesalan nanti.  "Kamu yakin Fani?" tanya Ira sahabatku. Saat ini kami sedang membahas tentang kepergianku ke Newyork untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi di sana karena aku memperoleh beasiswa dari sekolahku yang memang terkenal dikalangan sekolah menengah atas. "Yakin Ra. Ini kesempatanku untuk memperbaiki hidup dan.." Ku lihat Ira mengerutkan keningnya bertanda jika dia bingung mendengar kalimatku yang terputus. "dan melupakan Ion disaat aku nggak bisa memilikinya," kalimat terakhir kuucapkan dalam hati saja. Aku tersenyum sebagai jawaban dari kebingungan Ira. Ira tak acuh dan mengedikkan bahunya. "Kalau itu memang keputusan kamu, aku setuju tapi jangan lupa pulang ya karena rumahku selalu terbuka untuk kamu," kulihat Ira tersenyum diakhir kalimatnya. Ira, aku selalu berterima kasih padanya. Hidupku sebatang kara dan melarat sejak kepergian ayah dan ibu lima tahun lalu sampai Tuhan mempertemukan aku dengan Ira. Dia yang pertama kali memintaku untuk menjadi sahabatnya meskipun saat itu aku dengan kurang ajarnya menolak Ira mentah-mentah tapi gadis itu tetap bersikeras menemaniku dan memaksa untuk tetap bersahabat. Jadilah aku tinggal dirumahnya sebagai anak angkat dalam keluarganya. Orang tua Ira begitu baik memperlakukanku seperti keluarga sendiri, aku pun enggan untuk meninggalkan mereka namun aku tidak mungkin tetap bergantung pada mereka mengingat aku diberi kesempatan untuk meraih mimpiku secara gratis meskipun aku mendapatkannya bukan dengan cara yang mudah. "Gimana sama Ion? Apa perasaan kamu udah berubah?" ini adalah pertanyaan yang ku tunggu-tunggu sejak tadi meskipun akan selalu ada yang berdenyut saat aku mendengar namanya, tentangnya. "Aku punya permintaan terakhir." Ucapku menatap Ira. Dia mendengus, pasalnya Ira hapal betul aku sering kali mengatakan ini. Aku terkekeh saat Ira membalasku dengan pernyataannya.  "Terakhir kali juga ngomong begitu kamu, Fan. Aku heran, kamu punya otak cerdas tapi hatinya lemah banget. Udah deh Fan lupakan si Farion itu!" "Aku nggak bisa Ra. Kamu tahu kan gimana perasaanku selama tiga tahun ini?" tanyaku membela diri sendiri.  "Jadi apa rencanamu?" tanya Ira to the point tanpa mengindahkan pertanyaanku. Aku menghela napas dengan lelah. Sampai kapan begini? "Aku mau ketemu dia. Mungkin memaksanya pergi denganku bukan ide yang buruk, Ra." Ucapku sama sekali tidak yakin. Ku lihat Ira sedikit terkejut. Kemudian aku terbahak. Bagaimana kalau aku memang melakukan itu?? Apa yang akan terjadi?? Aku menghentikan tawa ketika Ira ikut menertawakan ulahku dengan canggung.  Maafkan aku Ra.. Kamu pasti terkejut. Sama aku juga begitu.  Minggu pagi, Ira mengantarku tepat di depan rumah Ion untuk melaksanakan rencanaku. Sebelum kembali, Ira sempat memberiku pesan agar segera menelpon ketika rencana ini gagal. Dengan menghembuskan napas pelan aku menekan bel rumah Ion. Aku yakin dia ada di rumah karena Ferrarinya masih terparkir manis di halaman rumahnya. Lima kali ku tekan bel itu namun belum ada tanda-tanda seseorang yang akan membukakan pintu gerbang untukku. Namun aku harus tetap optimis. "Oke sekali lagi." Kataku. Dan muncullah seseorang dari arah pintu. Dia menatapku dengan penuh pertanyaan. Ion. Aku menggumamkan namanya dalam diam. Hanya dalam diam, sama seperti biasanya. Ku lihat Ion melangkahkan kakinya menuju kearahku. Bunyi gerbang terbuka menyadarkanku dari keterpanaan ini saat menatap Farion yang kelihatan sekali baru bangun dari tidurnya. "Ada apa?" pertanyaan itu sudah cukup membuatku menyunggingkan senyum termanis yang telah ku siapkan pagi ini hanya untuknya. Iya, aku tahu, aku selalu lebay jika itu tetang Ion. "Kamu hari ini ada waktu? Aku mau ajak kamu pergi," ucapku setenang mungkin. Ku lihat dia mengerutkan keningnya. Aku tahu dia bingung. "Nggak." Jawabnya. Bahuku melemas saat mendengar itu. "Tapi.." aku menggantungkan kalimatku. Ah ya, ini memang percuma. Tidak seharusnya aku melakukan ini. Bahkan semua orang tahu Ion begitu memusuhiku sejak dia tahu aku menyukainya. Kenapa?, mungkin karena aku hanya gadis biasa di sekolahku. "Pulang sana." Dia mengusirku. "Iya, ini yang terakhir kalinya aku nemuin kamu, Ion, karena lusa aku udah nggak di sini." Dia mengernyitkan keningnya lagi. Lucu, hanya itu ya ekspresinya setelah aku mengatakan kepergianku, ah ya aku yang bodoh. Memangnya ekspresi seperti apa yang aku inginkan?. "Kamu mau kemana?" pertanyaan itu berhasil menghipnotisku. Aku bergetar. "Hei kamu mau kemana?" tanyanya berulang. Aku mendengar decakan kesal darinya. Dia membalikan tubuhnya untuk meninggalkanku. Secepat mungkin aku menjawab pertanyaannya. "AKU AKAN KE NEWYORK," aku meringis karena tanpa sengaja aku berteriak di belakangnya. Namun karena hal itu dia akhirnya membalikan badannya lagi dan menghadapku. "Syukurlah." Katanya. Kini giliranku yang benar-benar memperlihatkan kalau aku kecewa mendengar tanggapannya. "Ayo masuk, tunggu di ruang tamu. Aku mandi dulu." Aku menatapnya heran. "Untuk?" pertanyaan bodoh. Seharusnya aku tahu dia bersedia pergi bersamaku. "Ck, kita pergi sebagai rasa syukurku karena kamu nggak akan ganggu aku lagi setelah ini," aku tersenyum meskipun ada kata-kata menyakitkan yang harus ku dengar. Itu sama sekali tidak masalah. Aku mengikutinya dari belakang sebelum melangkahkan kakiku mengikuti arah telunjuknya. Itu ruang tamu. Aku tahu dia menyuruhku menunggu di situ seperti katanya tadi. Setelah setengah jam, Ion keluar dari kamarnya. Dia memakai t-shirt lengan pendek berwarna hitam dan celana pendek berwarna abu muda serta sepatu bertali yang sangat pas dikakinya. Bahkan hanya berpakaian sesimple itu dia sangat sangat keren. "Sudah puas mengagumiku?" Aku terkejut mendengar suaranya. Dia sudah berada di depanku. TBC.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.3K
bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
290.7K
bc

LAUT DALAM 21+

read
289.1K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook