bc

7 Misteri di sekolah

book_age12+
370
FOLLOW
2.5K
READ
others
dark
tragedy
mystery
scary
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Delapan s*****n, begitulah mereka menjuluki diri mereka. Mereka adalah Amira, Revan, Fina, Raja, Rangga,Vina, Rai, dan Yerina. Mereka tinggal di satu panti asuhan yang sama milik Yusuf dan Aisyah. Akhirnya mereka bisa bersekolah di SMA yang sama setelah mereka berbeda sekolah saat SMP, yaitu SMA Langgar Jaya. Tapi siapa sangka kehidupan di SMA ini akan mengubah kehidupan sehari-hari mereka. Berawal dari upacara pembukaan untuk menerima mereka menjadi murid baru, dimana tiba-tiba Yerina menghilang saat ke kamar mandi bersama Amira dan Fina. Saat mencari Yerina mereka mendapatkan informasi dari seorang anak indigo bernama Yelica yang melihat Yerina berada di dunia lain dan di kurung di sana, untuk membebaskan Yerina mereka harus memecahkan tujuh misteri di sekolah itu dan menemukan buku petunjuk yang akan membantu mereka memecahkan tujuh misteri tersebut. Misteri itu penuh dengan bahaya sampai mereka harus bertaruh nyawa. Mampukah mereka menyelesaikannya?

chap-preview
Free preview
Bab 1: Tamu tidak diundang
Saat kecil kita bisa melihat mereka karena dikatakan kita masih putih bersih. Sepasang suami istri itu terlihat ketakutan setelah membuka pintu. Tamu yang tidak pernah mereka harapkan sekarang muncul dihadapan mereka, sang tamu tersenyum kemudian sang tuan rumah memberikan isyarat mempersilakannya duduk. "Bagaimana sudah disiapkan bukan bayarannya?" tanya si tamu tanpa basa-basi. Suami istri itu saling menatap sebentar, terpancar rasa takut dari mata mereka berdua. "Saya buatkan minum dulu, Tuan." Dengan cepat sang istri menuju ke dapur membuatkan minuman untuk sang tamu. Sang tamu menatap suami, suara jam begitu jelas terdengar. Ruang tamu itu terasa sangat mencekam sekarang ini. "Silakan diminum dulu." Sang istri menyajikan teh dari nampan yang dia bawa beserta stoples kacang kulit. Sang tamu mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya, benda itu bercahaya terkena sinar lampu. Ternyata benda tersebut adalah pisau lipat, sang tamu mengiris jarinya dan darah pun mengalir. Dia meneteskan beberapa tetes darah ke dalam minuman yang disajikan kemudian dengan nikmat meminumnya. Hal tersebut membuat pasangan yang berada di hadapannya semakin ketakutan. "Kalian sudah tau resikonya, tapi masih mau melakukannya. Kalian tidak bisa mundur atau kalian tau apa yang akan terjadi." Dengan suara beratnya sang tamu memperingatkan untuk terakhir kalinya. "Baiklah akan kami siapkan segera," ujar sang suami dengan wajah pucat. Sang tamu langsung berdiri setelah mendengar jawaban itu, kemudian berjalan keluar dan ditelan gelapnya malam. "Kamu gila ya, Mas masa kamu tega melakukan itu!" bentak sang istri setelah sang tamu tidak terlihat lagi. "Tentu saja aku tidak tega, kita akan tinggalkan rumah ini besok kita akan selamatkan dia." Sang suami memeluk istrinya yang sudah berlinang air mata. *** Malam yang mencekam berganti dengan hangatnya mentari pagi ini. Pasangan suami istri yang tadi malam berwajah pucat pagi ini sedang sibuk mengemasi semua barang-barang mereka dan anak mereka. "Mama kita mau ke mana?" tanya gadis kecil itu kepada sang ibu. "Kita mau pindah sayang ke rumah Nenek dan Kakek yang udah gak ditinggali lagi," jelas sang Mama. "Kenapa, Ma? Kata Mama kan di sana buat Mama sedih." Gadis kecil itu masih setia berdiri sambil memeluk boneka kelinci miliknya. "Iya, Sayang. Tapi sekarang itu penuh kenangan untuk Mama dan Mama mau di sana buat mengenang Nenek dan Kakek," jawab sang Mama berbohong. Setelah semua selesai mereka bersiap pergi dari rumah itu. Rumah yang mau mereka huni adalah rumah yang berada di desa terpencil melewati hutan dan sangat jauh dari kota, sampai malam pun mereka belum tiba di sana karena perjalanan yang sangat jauh. Sang gadis kecil melihat area pepohonan di kanan dan kiri mereka melalui kaca mobil, sekelebat bayangan hitam tidak sengaja tertangkap indra penglihatannya. Gadis kecil itu menutup wajahnya dengan bonek kelinci yang dia pegang. Wajah ketakutan juga terlihat dari tempat duduk di bagian depan, yaitu tempat ayah dan ibunya. "Anak kita juga melihatnya, Mas," cicit sang istri. "Tenang saja aku sudah bawa jimat dari dukun kenalanku dia tidak akan bisa menyentuh kita." Satu tangannya memegang setir mobil dan tangan lainnya menggenggam tangan sang istri mencoba menenangkan. Makhluk berjubah hitam itu langsung berhenti di depan mobil itu. Tanpa ragu sang suami langsung menabrknya kemudian mempercepat mobilnya lebih cepat dari sebelumnya. Sang istri melihat dari kaca spion ke mana makhluk itu, dan dia tidak berada di sana lagi. Sesaat mereka bisa bernapas, tapi tidak lama batu besar melintas di depan mobil mereka. Sang suami memberhentikan mobilnya mendadak, jika tidak pastinya mereka akan terkena batu besar itu. Tidak lama setelah itu terdengar suara langkah kaki dari atas atap mobil sampai membuat atap mobil penyok. "Ma, Yerina takut," ucap sang gadis kecil sampai hampir menangis. Sang Mama langsung mengulurkan tangan dan membawa sang gadis kecil dari kursi belakang ke pangkuannya. Sang ayah dari si gadis kecil langsung mengeluarkan sebuah kantung berwarna hitam dari saku bajunya. "Pergi kamu, kamu tidak akan bisa menyentuhku maupun keluargaku karena aku punya jimat ini!" teriak sang ayah sambil mengulurkan jimat itu ke udara tepat di bawah atap mobil. "Hahaha, jimat itu tidak akan mempan jika dibeli dari uang hasil perjanjianmu dengan Tuan kami." Suara menggema yang mengerikan terdengar menyahuti ucapan sang ayah. Yerina langsung menutup kupingnya karena takut mendengar suara tersebut. Keringat dingin mengucur begitu deras di pelipis sang ayah, wajahnya pucat sekali. Benar dia membeli jimat itu dari uang hasil perjanjian dengan si tamu yang datang ke rumahnya tadi malam. "Jadi kita harus bagaimana, Mas?" tanya sang Istri dengan gemetar. "Kita akan terus lari sampai di rumah Ayah dan Ibu, dan berlindung di sana karena Ayah dan Ibu pernah memasang pagar pembatas arwah jahat." Sang suami mempercepat mobilnya kembali tanpa menghiraukan suara langkah kaki yang masih terdengar di atap mobil diiringi suara tertawa yang mengerikan. Selang beberapa menit sebuah wajah dengan banyak darah dan luka muncul di depan mobil membuat sang suami banting setir. Karena tidak bisa melihat arah mobil mereka jatuh ke jurang dan berguling-guling. Mobil mereka berhenti berguling karena ada pohon besar yang menyangganya. "Menyerahlah serahkan saja anakmu dan kamu akan selamat." Makhluk berjubah hitam itu melayang di hadapan mereka dia membawa sebuah pedang berbentuk bulan sabit di tangannya. "Tidak akan!" erang sang ayah. Sang ayah langsung membuka sabuk pengaman yang dia kenakan kemudian membantu istri dan anaknya keluar dari mobil itu. Darah mengucur dari pelipis sang ayah, Yerin juga sepertinya pingsan karena hantaman. Sang istri terlihat yang paling parah diantara mereka, banyak luka gores ditangannya yang mengeluarkan darah, begitupula dengan pelipisnya. Kakinya pincang karena terkilir. "Ambil saja nyawa kami berdua tapi jangan ambil nyawa anak kami, jangan ganggu dia!" teriak sang istri kepada makhluk berjubah hitam yang melayang dihadapan mereka itu. "Baiklah." Senyum mengerikan terukir dari makhluk itu, beberapa detik kemudian sabit yang dia pegang sedari tadi dia layangkan untuk mencabut kedua nyawa sepasang suami istri itu. Kedua kepala terpisah dari tubuh masing-masing dan seketika mereka meninggal, darah mengucur derasnya dari bekas tebasan dan merembas di tanah. "Kontrak kita telah usai, selamat menjadi b***k Tuanku. Hahaha." Tawa mengerikan menggema dari makhluk berjubah hitam itu. Kemudian dia merobek sebuah kertas berwarna cokelat yang berisi perjanjian sepasang suami istri itu dengan tuannya, setelahnya sang makhluk membawa Yerina ke jalan raya yang bisa dilihat orang lain. "aku memang arwah jahat tapi aku tidak suka ikar janji," ucapnya kepada kedua sepasang suami istri yang sudah menjadi arwah sepertinya. "Maafkan Mama dan Ayah, Sayang." Sang Mama menangis, air matanya menetes di pipi Yerina. Mereka kemudian pergi dari tempat itu. *** Dengan perlahan Yerina membuka matanya, badannya terasa sangat sakit. Dia melihat ke sekitar, di sekitar hanya ada pepohonan dan jurang yang curam. Dia melihat ke arah pembatas jalan yang rusak di sana ada mobil yang dia kendarai bersama mama dan ayahnya yang telah hancur bahkan hangus terbakar. Yerina menangis, kejadian mengerikan tadi malam terbayang lagi seperti film yang tidak ingin dia lihat. "Mama, Ayah," panggil Yerina dengan suara parau. "jangan tinggalkan Yerina." Dia menangis sambil memeluk boneka kelinci miliknya. "Astagfirullah lihat itu, Yah ada seorang anak kecil," tunjuk seorang wanita berhijab biru langit.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
91.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook