bc

Rantai Pernikahan Berkarat

book_age18+
3.7K
FOLLOW
82.6K
READ
billionaire
love-triangle
possessive
sex
scandal
manipulative
goodgirl
boss
billionairess
drama
like
intro-logo
Blurb

BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN! TIDAK DISARANKAN UNTUK YANG DI BAWAH UMUR!

Terkadang setelah menikah sekalipun seseorang masih bisa merasa kesepian. Seperti kejora yang terpaksa menerima perjodohan dengan Haidar, pemuda yang pertama kali ditemuinya saat ijab kabul berlangsung.

Seperti hidup dengan sebuah patung, yang memiliki mata dan telinga tapi tidak ada fungsinya. Kejora bagaikan berjalan di atas kerikil tajam tanpa alas kaki, sebab suaminya tersebut hanya menganggap dirinya layaknya alat pemuas nafsu belaka.

Dalam titik terendah Kejora bertemu dengan Blue Sea, atasan suaminya di kantor yang membuat Kejora merasa keberadaannya dihargai. Akankah Kejora mempertahankan pernikahan berduri atau memperjuangkan cinta terlarangnya?

chap-preview
Free preview
1. Pernikahan Berkelabu
Kejora memaksakan diri untuk sebisa mungkin tersenyum manis pada semua tamu undangan. Dia juga harus tetap bersandiwara jadi perempuan yang paling bahagia di dunia ini. Beberapa menit yang lalu Kejora sudah berganti status, menjadi istri dari pemuda yang tidak dikenalnya. Bahkan dia bertemu dengan suaminya saat ijab kabul sedang berlangsung. Sebenarnya Kejora belum siap menikah dan masih ingin fokus kuliah. Beasiswa yang dia dapat dari hasil kerja kerasnya selama ini menjadi sia - sia. Kedua orang tuanya memiliki watak yang kolot, mereka tidak ingin digunjingkan para tetangga karena memiliki putri perawan tua. Padahal saat ini kejora baru berumur 20 tahun. Bagi Kejora hal itu bukan sesuatu yang memalukan untuk melajang, sebab banyak kakak senior yang sudah berusia 25 tahun masih belum menikah. Namun apalah daya, tanpa persetujuan darinya orang tuanya tetap mengatur pernikahan dan penyebarkan undangan. Setelah acara pernikahan selesai, Kejora langsung dibawa menuju rumah suaminya. Di sepanjang perjalanan suasananya terasa membeku, karena Haidar hanya diam membisu. Jangankan Membuka Mulut, menoleh ke arahnya saja pemuda itu tidak berkenan. Sesampainya di rumah yang ukurannya lumayan besar itu Kejora mendapatkan sambutan hangat dari keluarga dan kerabat barunya. Meskipun begitu, di tempat yang asing sudah membuat Kejora tidak betah. "Salam kenal Kak Kejora. Perkenalkan namaku indah, aku adiknya Kak Haidar. Dan yang di sampingku adalah Hidayat, dia suamiku," sapa gadis bernama Indah itu dengan senyuman hangat. "Iya, salam kenal juga," jawab Kejora membalas dengan senyuman tulus. "Indah, kakak iparmu pasti kecapean. Cepat antarkan dia menuju kamar. Dan untuk Haidar kamu di sini terlebih dahulu, Papa mau mengobrol sebentar," kata Pak Imron, dengan sikap berwibawanya. "Iya, Pa," jawab Indah dan Haidar patuh. Kejora langsung diajak indah menuju ke kamar barunya, adik iparnya punya watak ramah dan periang, buat Kejora sedikit merasa senang. "Ini kamarnya Kak Kejora, pasti deg-degan menunggu nanti malam kan?" goda Indah. "Memang nanti malam ada apa?" tanya Kejora tak mengerti. "Ah, kakak iparku ini lucu sekali. Masa iya tidak tahu apa yang dilakukan pada malam pertama bagi pengantin baru," sela Indah menahan tawa. "Sudah, jangan bahas hal yang memalukan lagi! Terima kasih ya sudah mengantarku sampai di sini," jawab Kejora pura-pura tersipu malu layaknya pengantin perempuan pada umumnya. Setelah Indah berpamitan pergi, Kejora segera menutup pintu. Kedua matanya hanya bisa memandang risih saat melihat kamar barunya seperti kamar pengantin yang di atas ranjangnya banyak taburan bunga mawar merah. Beberapa detik kemudian, terdengar suara ketukan dari pintu. Setelah di buka ternyata adalah pelayan dari rumah ini yang membawakan seluruh barang-barangnya. "Ini barang-barang Mbak Kejora, mau ditaruh di mana? Ada yang bisa dibantu?" Kejora terkejut, sebab dia merasa tidak mengemasi barang-barangnya. "Tidak, terima kasih. Taruh di sini saja, biar aku sendiri yang membereskan," jawab Kejora menerima sopan. Awalnya Kejora berniat tidak membawa apa pun saat ke sini, agar paginya bisa pulang ke rumah dengan alasan mengambil pakaian dan barang yang lainnya. Namun rupanya orang tuanya sudah menyiapkan terlebih dahulu dan mengirimnya ke sini. "Ayah dan ibu tidak ingin melihat putrinya lagi, semua barang milikku di kamar sudah terbungkus rapi di sini," Gumam Kejora merasa kecewa. Kejora merasa lelah hati dan lelah pikiran. Badan juga terasa pegal-pegal karena sudah seharian ini memakai gaun pengantin dan riasan yang berat sekali. Kejora memutuskan mandi dan berganti pakaian dengan baju tidur. Setelah membereskan barang-barangnya, Kejora memilih untuk tiduran di sofa. Dia mengambil buku Diary dan mulai mengadu padanya. Dear Diary Aku kini menjadi seorang istri dari seseorang yang tidak mencintaiku. Apakah aku mampu menjalani kehidupan yang tidak aku inginkan ini? Selama ini aku tidak pernah punya kebebasan untuk memilih kebahagiaanku sendiri. Aku manusia biasa, biarpun aku perpura-pura tangguh tetap saja aku memiliki batas kelemahan. Setelah mencurahkan isi hatinya pada sahabat biayanya kejora segera menyimoannya, dalam sekejap Kejora sudah terlelap karena kelelahan. Saat tengah malam Kejora merasakan jika tubuhnya melayang, saat terbangun dia sudah berada di atas ranjang dan sedang dicumbu oleh suaminya. Kejora bisa mencium bau alkohol yang menyengat dari napas Haidar. "Sebentar, aku masih belum siap!" kata Kejora kesulitan bernapas karena bibirnya di lumat habis. "Kamu istriku, aku bebas melakukan apapun terhadapmu," jawab Haidar dingin. Tangan pemuda itu langsung mencengkeram kedua lengan Kejora, dan dengan penuh nafsu Haidar mencium bibir juga lehernya. Tenaga kejora tidak cukup untuk mempertahankan diri dari serangan yang buas, pakaiannya langsung robek saat ditarik oleh Haidar. Ironis sekali, malam pertamanya justru pantas disebut menjadi tragedi pemerkosaan. Andaikan dia mengadu pada polisi atau orang lain mungkin dia hanya akan menjadi bahan tertawaan. Haidar tanpa ampun terus melancarkan aksinya, sampai di suatu titik bagian yang selama ini di jaga dengan tiba - tiba terasa sakit karena ada benda keras yang menjebolnya. Kejora hanya bisa merintih kesakitan. Kemudian Haidar berubah lembut saat Kejora mulai menangis. Meski Haidar sudah pelan-pelan, tapi tetap saja Kejora kesakitan. Apalagi saat bagian tubuh Haidar yang keras menerobos masuk ke daerah paling sensitif miliknya. Semakin lama rasa sakit yang dirasakannya berubah menjadi nikmat yang luar biasa. Namun luka batinnya lebih terasa memilukan. Karena kesuciannya telah lenyap pada pemuda yang sama sekali tidak dicintainya. Setelah cukup lama, Kejora merasakan ada cairan yang masuk. Seperti ombak badai yang menerjang, seluruh tubuh Kejora bergetar saat dia klimaks berbarengan dengan Haidar. Suaminya ini masih bersandar menindih tubuh bugilnya dengan keringat yang bercucuran, baru kemudian pemuda itu beralih dan membalikkan badan kemudian tertidur tanpa sepatah kata. Kejora bangkit dari tidurnya, tubuh langsingnya terasa remuk, selangkangannya juga terasa perih. Kejora melangkah perlahan-pelan menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan bekas merah akibat ulah suaminya. Adegan tadi masih terbayang dengan jelas, seperti serigala buas yang hendak menerkam domba. Lalu tiba-tiba berubah lembut saat mulai penyaluran. Namun setelah mendapatkan kepuasan berubah dingin dan berwajah kaku lagi. Setelah mandi Kejora berniat tidur, dia melihat bercak darah di atas sprei. Hatinya pilu, ada rasa luka yang tak bisa diucapkan. Perasaan seperti menjadi sampah yang tak memiliki nilai. Meskipun keperawanannya di renggut oleh suaminya sendiri. Kejora berjalan tertatih-tatih menginjak bunga mawar yang berserakan di lantai. Entah kenapa, semenjak hari itu dia sangat membenci dengan bunga tersebut. Baginya mawar merah akan selalu mengingatkan tentang kejadian memalukan malam ini. "Mereka dusta, kata teman-teman yang sudah menikah duluan jika malam pertama adalah kenangan terindah tak terlupakan. Nikmat apanya? Kalau terasa menyiksa iya," gumam Kejora pada diri sendiri. Kejora memilih tidur di sofa lagi, biarpun sempit tapi dia lebih nyaman dari pada tidur bersebelahan dengan pemuda yang tidak menganggapnya ada. Secara perlahan Kejora terpejam dengan sendirinya. dia merasa lelah seakan seluruh energinya terkuras habis. Dalam tidurnya Kejora bermimpi malam sebelumnya terulang kembali. Tiba-tiba air matanya menetes di tengah tidur lelapnya. Rupanya dalam mimpi sekalipun Kejora masih tidak diizinkan untuk bahagia. Dia bermimpi terkurung dalam ruangan yang gelap. Kejora merasa sesak dan ketakutan sekali. "Ayah... Ibu.. tolong aku. Keluarkan aku dari tempat yang menyeramkan ini." Kejora langsung terperanjat, saat terbangun dia melihat suaminya sedang duduk dan memperhatikan dia dengan tatapan aneh. Tanpa sepatah kata Haidar tidur lagi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.1K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.6K
bc

Kamu Yang Minta (Dokter-CEO)

read
292.8K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.2K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.8K
bc

Noda Masa Lalu

read
183.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook