bc

Tentang Setelahnya

book_age16+
925
FOLLOW
4.0K
READ
family
arranged marriage
drama
sweet
bxg
city
office/work place
wife
husband
friends
like
intro-logo
Blurb

Riana pikir pernikahan yang dia rancang bersama dengan Vino tak akan pernah terjadi mengingat Vino meninggalkan dirinya tetapi Riana salah, Maya -Ibunda Vino tetap menginginkan Riana menjadi bagian dari keluarga Helion dengan seorang mempelai laki-laki pengganti dan tanpa Riana duga mempelai laki-laki itu adalah adik dari Vino, laki-laki yang sama sekali tak pernah bertemu dengan Riana, dia hanya tahu namanya saja, Angga Helion.

Apakah Riana harus tetap melangsungkan pernikahan tersebut dengan Angga? Dan apakah laki-laki itu menyetujuinya?

“Hari ini kita memang bersama dia, tetapi kita tak pernah tahu apakah besok atau lusa kita masih bersama dengan dia, dengan orang yang sama. Ini bukan tentang kita yang sekarang tetapi tentang kita setelahnya.”

**

Cover : Orisinal

Dibuat oleh : Purplerill

Gambar : Unsplash.com

Font : App text on photo

chap-preview
Free preview
TS 1 : Rencana Menikah
“Happy anniversary, Sayang.” Pelukan hangat dari belakang membuat Riana mengalihkan perhatiannya dari rangkaian bunga yang sejak tadi dia buat di toko miliknya ini. Riana menatap Vino -kekasihnya- dengan tatapan penuh cinta, pun dengan tatapan dari Vino pada Riana. “Mas! Kebiasaan deh ngagetin tau gak,” ucap Riana merajuk membuat Vino terkekeh melihat wajah cemberut sang kekasih. Beruntung hanya mereka yang berada di dalam toko karena Helena -sahabat sekaligus pegawai toko bunga milik Riana- sedang keluar untuk membeli makan siang. “Kejutan Sayang, biar romantis dikit,” balas Vino melepas pelukannya setelah mencuri ciuman di bibir Riana. “Heh! Cium-cium belum boleh!” protes Riana namun juga terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Vino karena memang selama mereka berpacaran hanya sebatas pelukan, cium kening bukan cium bibir seperti apa yang di lakukan oleh Vino tadi. “Yah ngambek, abisnya kamu terlalu gemesin jadi aku gak tahan. Tapi bentar lagi kan halal Sayang, jadi gapapa dong curi-curi dikit,” ucap Vino sembari mengedipkan sebelah mata membuat Riana mendengkus tak suka. “Tetep aja Mas, kalau ada yang lihat gimana? Dikira pasangan mesuum.” Riana mencebikkan bibirnya. “Jangan ngambek dong, ini aku punya hadiah buat kamu.” Vino mengambil sesuatu dari saku jaketnya kemudian memberikan benda tersebut pada Riana. Riana mengernyit melihat apa yang baru saja Vino berikan, secarik kertas, “Apa ni, cek senilai satu miliyar ya Mas,” ucap Riana terkekeh menerima kertas tersebut. Vino menyentil kening sang kekasih membuat Riana mengaduh, “Matre amat pacar gue,” ucap Vino dengan nada kesal yang dibuat-buat. “Bercanda Mas, lagian kamu aneh banget pake kasih aku kertas doang.” “Baca dulu deh sebelum komentar, atau aku cium lagi kalau masih aja ngomel kaya gini,” ancam Vino membuat Riana menutup mulutnya dengan kedua tangan. Riana menggeleng, “Jangan macem-macem ya!” “Satu macem doang, Sayang,” gumam Vino pelan. Riana tak lagi merespon perkataan Vino, dia lebih tertarik dengan kertas yang Vino berikan kemudian Riana pun membaca kertas tersebut. “Nikah yuk!” Riana menatap Vino yang sekarang malah tertawa di hadapannya, ini antara serius atau bercanda Riana bahkan tak bisa memastikannya. “Ngajak makan bakso ya Mas?” tanya Riana. Vino menghentikan tawanya dan menatap sang kekasih dengan begitu lekat. “Kurang romantis ya, Yang?” Vino malah balik bertanya membuat Riana akhirnya memukul lengan sang kekasih cukup kencang tetapi sama sekali tak membuat Vino kesakitan. “Ya Allah dosa apa hamba sampe jatuh cinta sama cowok ini,” ucap Riana mengangkat kedua tangannya. “Jahat banget sumpah!” Riana tertawa melihat wajah Vino yang begitu kesal, lagian memang benar kan kenapa dia bisa jatuh cinta pada laki-laki yang sama sekali tak bisa romantis kepadanya. “Ya abisnya kamu, pikir deh Mas di mana sisi romantisnya sih yang ada kamu itu ngajak nikah kaya mau ngajak aku makan bakso. Pake acara di tulis segala di kertas, sumpah ya gak ada romantis-romantisnya,” omel Riana kepada Vino. “Aku dapet itu dari internet, Yang.” “Astaga! Fix! Aku gak tau kenapa bisa jatuh cinta sama kamu, masa kaya gitu aja harus tanya ke internet. Gak sekalian tanya sama netizen!” ketus Riana. “Nah! Ide bagus.” “Ravino Helion!” pekik Riana namun setelahnya mereka malah tertawa bersama. Ya begitulah hubungan Vino dan Riana yang aneh sekali namun begitu manis bagi mereka. ** “Jadi?” tanya Vino menatap Riana,. Malam ini mereka sedang menikmati makan malam bersama merayakan hari jadi mereka yang ke enam. “Jadi apa?” “Ih ... Yang, jangan bercanda deh. Orang lagi serius juga kenapa sih,” gerutu Vino mendengar Riana yang malah balik bertanya kepadanya. Riana terkekeh tetapi setelahnya mengangguk membuat senyum di wajah Vino muncul, “Iya aku mau nikah sama kamu,” ucap Riana menjawab pertanyaan Vino yang mengajak dia untuk ke jenjang yang lebih serius. Setelah enam tahun bersama di tahun ini akhirnya mereka memutuskan untuk segera menikah. “Makasih Sayang,” ucap Vino mencium tangan Riana yang sedari tadi dia genggam. Malam ini begitu indah untuk mereka berdua. “Dua bulan lagi ya Yang,” ucap Vino yang membuat Riana menatap tak percaya pada kekasihnya. Dua bulan lagi mereka menikah? Secepat itu? “Kamu ngebet banget.” Riana terkekeh. “Niat baik itu harus di segerakan, Sayang.” “Iya aku ikut apa mau calon suami aku.” “Istri yang penurut.” “Masih calon,” ralat Riana. “Iya deh calon istri yang penurut.” ** “Mas kok aku keringet dingin gini ya mau ketemu sama orang tua kamu,” ucap Riana membuat Vino sedikit menoleh ke sampingnya kemudian kembali fokus pada jalanan di depannya. Hari ini setelah dua hari lalu Vino melamar Riana di restoran tempat mereka makan malam -dengan tidak romantis menurut Riana- akhirnya Vino mengajak sang kekasih untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Kemarin Vino juga mengajak Riana untuk mengujungi makam kedua orang tua Riana untuk berdoa dan meminta ijin di hadapan nisan orang tua Riana untuk menjadikan Riana sebagai pendamping hidupnya dan sekarang giliran Riana yang bertemu dengan orang tua Vino. “Kamu kaya baru awal ketemu aja, ini udah ketiga kali lho. Lagian mumpung Ibu sama Ayah lagi di sini kalau gak hari ini kapan coba, udah tau mereka gak tinggal di sini seringnya malah di Malang, tapi katanya kalau kita udah nikah Ibu bilang mau menetap di sini aja sama menantu.” “Siapa menantunya?” “Ya kamu lah Sayang, siapa lagi.” “Kali aja adek kamu yang nikah duluan.” “Alah dia sih sibuk ngurus Kafe terus hidupnya, punya pacar aja nggak. Ibu pusing sama dia yang gak pernah kelihatan deket sama cewek. Apa jangan-jangan gak suka sama cewek ya.” “Hush! Kamu kalau ngomong jangan seenaknya, adek kamu denger nanti malah kesinggung. Tapi ya Mas, selama kita pacaran enam tahun ini masa aku gak pernah sekali pun kenal sama adek kamu, lihat fotonya aja pas masih kecil. Emang adek kamu gak punya foto pas gedean dikit gitu, aku mana bisa tau nanti kalau ketemu di luar gitu sama adek kamu kalau cuma lihat foto bayi doang.” “Susah lah Yang. Dia anaknya paling risih kalau di foto, masa foto keluarga aja waktu itu alasannya sakit perut terus gak dateng. Emang gilaa kan anaknya, untung adek aku satu aja kalau dua dan kaya dia semua bisa sakit kepala aku.” Akhirnya mereka pun membahas adik Vino yang memang selama ini tak penah bertemu dengan Riana. Ya paling tidak membahas ini membuat Riana sedikit melupakan kegugupannya untuk bertemu dengan kedua orang tua Vino. Memang bukan pertama kalinya Riana bertemu dengan orang tua kekasihnya tetapi Riana tetap saja merasa gugup apalagi sekarang mereka akan bertemu karena meminta restu untuk hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Riana tahu dia begitu di terima dengan baik di keluarga Vino bahkan dia bisa merasakan kasih sayang seorang ibu kembali setelah bertemu dengan Ibunda Vino dan Riana berharap hubungannya nanti bersama dengan calon Ibu mertua akan seperti anak dan ibu bukan menantu dan mertua. ** Riana dan Vino sampai di kediaman keluarga Helion, mereka baru saja keluar dari mobil berjalan memasuki rumah dengan Vino yang menggandeng tangan kekasihnya. Kedatangan Riana ke rumah sama sekali tidak di ketahui orang tua Vino sengaja untuk kejutan Ibu Vino begitu yang Riana dengar dari kekasihnya. Perasaan Riana benar-benar campur aduk merasa gugup tetapi juga senang karena bisa bertemu dengan orang tua Vino kembali setelah lama mereka tak bertemu. “Bi, Ibu sama Ayah di mana?” tanya Vino saat tahu yang membuka pintu rumah adalah asisten rumah tangganya. “Ada di atas Den, lagi nonton.” “Kalau gitu kita ke atas, tolong ambil minum ya Bi.” “Baik Den nanti Bibi bawakan ke atas.” Vino pun membawa Riana menaiki tangga ke lantai dua, memang biasanya kedua orang tua Vino lebih senang menonton bersama di lantai atas. Ruangan yang memang di gunakan untuk bersantai di tambah ada koleksi buku yang berada di ruangan tersebut. “Kita ganggu gak Mas? Ibu sama Ayah siapa tahu lagi quality time,” ucap Riana setengah berbisik saat menaiki undakan tangga menuju lantai dua. “Nggak dong, Ibu pasti senang bisa ketemu sama menantunya.” “Calon Mas.” “Iya, gak lama lagi juga jadi menantu.” Mereka pun sudah berada di depan ruangan, Vino membuka pintu dan mengajak Riana masuk ke dalam. Kedua orang tuanya sama-sama menoleh ke arah pintu yang sudah terbuka dan masuklah Vino bersama dengan Riana. Maya -sang ibu- terlihat begitu senang saat melihat siapa yang datang, wanita yang masih begitu cantik meski umurnya sudah tak muda lagi langsung beranjak dari sofa dan berjalan menghampiri Riana. Maya memeluk Riana dengan begitu erat. “Kamu mau datang gak bilang dulu, tau gitu Ibu masak buat kamu, Na,” ucap Maya setelah melepas pelukan mereka. “Gapapa Bu, nanti kita masak sama-sama aja,” balas Riana tersenyum menatap sang calon ibu mertua. Riana sudah menganggap Maya seperti Ibunya sendiri dari pertama kali Vino mengenalkan Riana kepada kedua orang tuanya. Maya memang langsung menyayangi Riana bahkan mengatakan kepada gadis itu untuk memanggilnya dengan panggilan yang sama seperti Vino memanggilnya. Riana dengan senang hati mengiakan apa yang di inginkan oleh Maya dan semenjak itu mereka terlihat seperti Ibu dan anak setiap kali Maya berada di sini bahkan meski Maya berada di Malang komunikasi mereka selalu berjalan dengan baik. “Yang di peluk cuma menantunya, anaknya nggak,” celetuk Vino membuat Maya terkekeh melihat anak sulungnya. “Ibu udah bosen kalau sama kamu Mas,” ucap Maya. “Sudah kok malah diam di situ, Ayah ada di sini lho,” suara sang kepala keluarga membuat mereka menoleh dan tertawa karena sedari tadi malah asyik di dekat pintu. Riana mengampiri Dewa -Ayah Vino- “Ayah gimana kabarnya?” tanya Riana setelah mencium tangan ayah Vino. “Baik Na, sudah lama sekali kita gak ketemu. Ayah pikir kamu akan ke Malang tapi belum juga ke sana,” balas Dewa. “Iya Ayah maaf belum sempat, Ana lagi buka toko bunga bikin cabang baru,” balas Riana. “Wah bagus kalau begitu, makin banyak saja cabangnya.” “Baru dua Ayah, minta doa aja supaya dilancarkan.” “Pasti, Ayah sama Ibu selalu doakan kalian terutama hubungan kalian. Kapan kita bisa dapat cucu?” ucap Dewa dengan diakhiri kekehan kecil. “Nikah dulu lah Ayah,” sahut Maya menatap suaminya. “Iya itu maksudnya, kapan kalian nikah begitu.” “Nah justru itu yang mau Vino bicarakan sama Ayah dan Ibu, kami mau minta restu buat melangkah ke jenjang yang lebih serius.” “Ibu senang sekali, jadi kalau bulan depan saja bagaimana?” “Ibu ini, persiapan gak mudah Bu. Gini ni kalau Vino mau bicara Ibu pasti yang langsung semangat buat persiapan semuanya.” “Ya jelas pokoknya ibu mau siapin semuanya.” “Bu biarkan anaknya ngomong dulu lah,” tegur Dewa. “Iya maaf Ayah, Ibu terlalu semangat.” “Jadi bagaimana kapan rencananya?” tanya Dewa menatap Vino dan Riana. “Rencananya vino sama ana mau nikah dua bulan lagi, Vino serahin semua persiapan sama Ana juga Ibu. Apa pun mau Ana pokoknya Vino setuju, ya Sayang,” ucap Vino kemudian menatap ke sampingnya. “Tetep aja kamu juga harus ikut urusin Mas,” ucap Riana setengah merajuk. Ini kan pernikahan mereka jadi Vino juga harus ikut mempersiapkan pernikahan mereka juga kan? Akhirnya mereka pun membicarakan persiapan pernikahan Vino dan Riana diselingi dengan obrolan lainnya. Riana begitu nyaman berada di tengah-tengah Vino dan juga kedua orang tuanya. Suasana hangatnya rumah bisa Riana rasakan lagi setelah dia ditinggalkan oleh kedua orang tuanya satu tahun lalu bahkan sebentar lagi Riana akan kembali memiliki keluarga.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.8K
bc

Wedding Organizer

read
46.3K
bc

Love Match (Indonesia)

read
172.4K
bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
579.6K
bc

The Ensnared by Love

read
103.6K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.7K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
49.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook