bc

HITAM

book_age16+
156
FOLLOW
1K
READ
dark
tragedy
twisted
mystery
scary
mythology
witchcraft
supernatural
horror
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Ia sudah lama berada di tempat jauh, bersama sanak keluarganya. Tanah leluhurnya mungkin tak lagi sama sejak terakhir ia tinggalkan 25 tahun lalu. Namun intuisi memanggilnya untuk kembali. Jikalau ada yang namanya kesempatan, maka inilah saatnya.

Keinginan untuk berziarah dan bernapak tilas menuntun langkahnya menemui segala misteri. Tentang semua pagebluk yang konon belum bisa dipatahkan.

Hingga akhirnya ia bertemu Si Mbaurekso, sang penguasa Desa Lapengan.

chap-preview
Free preview
1. Kontrakan Bangsal Tiga
Hari ini kondisi cuaca cukup cerah dengan sedikit gumpalan awan berarak yang menjadi tanda bahwasanya hujan tidak akan turun. Dari balik kaca, lelaki itu memandangi jalanan sambil menyesap segelas kopi yang tak lagi panas. Siang ini ia terpikir beberapa hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Sebuah misi yang seharusnya ia lakukan bertahun-tahun lalu. Mengunjungi tanah leluhurnya. Namun yang ia temukan adalah hal mengerikan yang seharusnya tak pernah terungkap. Sebuah rahasia masa lalu yang disimpan rapat oleh seluruh penduduk desa. Akmal, 32 tahun. Seorang pemuda medioker yang masih terus berkutat dengan segala hobi dan kegemarannya. Kehidupan keluarganya yang sangat sederhana membuat masa kecilnya lebih terbatas jika dibandingkan dengan kawan sebayanya. *** Kalimantan, 1992 Ayahnya yang ketika itu masih berada di posisi cukup rendah di tempat kerjanya membuat hidup keluarga sangat sederhana. Ayah Akmal yang memulai karir di sebuah BUMN sebagai sekuriti hanya mendapatkan gaji 70 ribu rupiah per bulan. Saat itu masih sekitar tahun 1992. Ibunya sedang mengandung sang adik. Sementara Akmal yang statusnya ‘disembunyikan’ berada di desa asal sang ibu. Sebuah desa tertinggal di provinsi paling timur di pulau Jawa. Sebuah desa yang pada saat itu hanya dihuni para petani, dengan kehidupan miskin dan jauh dari kata cukup. Pada saat itu, ayah Akmal baru saja mendapatkan pekerjaanya. Dan menurut peraturan, pegawai tidak boleh menikah sebelum 3 tahun masa kerja. Karena ayah dan ibu Akmal menikah di luar ketentuan itu, maka kelahiran Akmal terpaksa disembunyikan dari rekan kerja sang ayah. Dan ia pun dirawat oleh sang nenek, si mbok dari sang ibu. *** Dalam rumah bangsal petak itu Harti sedang menggigil ketakutan. Keringat dingin membasahi tubuhnya, sementara ia benar-benar sendirian. Husin sedang bertugas sebagai sekuriti dan akan pulang pukul 11 malam. Yang mana akan tiba di rumah 20 hingga 30 menit setelah shift jaga selesai. Sedari pukul 10, Harti mendengar ada sosok yang sedang tertawa cekikikan di depan pintu rumahnya. Sementara ia tahu, bahwa lingkungan tempat tinggalnya adalah lingkungan yang sepi. Terutama setelah shalat Isya. Di dalam rumah, Harti tak bisa melakukan apa pun. Hanya bisa duduk meringkuk diatas ranjang sambil melindungi kandungannya yang sudah cukup besar. Ia hanya berdoa semampu yang ia ingat, diiringi kucuran keringat dan tubuh yang menggigil ketakutan. Hingga pukul 11.25, hampir tengah malam suara vespa memecah keheningan malam itu. Vespa tua pemberian kakaknya itu memang suaranya memekakkan telinga. Husin datang dan langsung memarkirkan motornya tepat di depan rumah. Ia masuk dan disambut dengan tangisan yang memecah keheningan malam. “Pak, di situ!! Tadi ada orang ketawa nyaring, cekikikan gak berhenti.” Harti tergagap sambil memeluk erat pinggang suaminya. “Di mana?! Bentar, biar ku bacok kalo emang ada.” Husin langsung mengambil sebilah golok dan kembali mengecek teras rumah mereka. Yang ia temukan hanyalah sepinya malam dengan suara jangkrik dari seberang jalan yang lebarnya tak lebih dari 2 meter. Malam itu Harti terselamatkan, ia kembali tenang setelah sang suami memastikan tidak ada yang bisa ditemukan di depan rumahnya. Mereka akhirnya bisa terlelap sambil ditemani beberapa benda tajam seperti jarum, silet, gunting dan bulu landak sebagai proteksi sang jabang bayi. *** Sore itu, Harti merasa sakit perut dan ingin buang hajat. Ia lalu keluar rumah melalui pintu belakang dan menuju toilet bersama yang berada tepat di belakang kontrakannya. Perlahan ia turun menuju belakang rumah, sambil memegangi perut besarnya dan melihat toilet dalam kondisi tertutup. Harti menunggu sejenak. Karena tak ada suara, ia memutuskan untuk mendorong pintu toilet tersebut. Ia terkejut, pintu itu tak terkunci, namun di dalamnya ada seorang nenek yang sedang duduk berjongkok di atas kloset seperti sedang membuang hajat. “Maaf, saya kira gak ada orang,” ucapnya sambil langsung menutup pintu dan menunggu di mulut pintu rumahnya. Beberapa menit berlalu, tak ada tanda bahwa sang nenek sudah selesai. Bahkan tidak ada suara sama sekali dari dalam toilet. Sementara hajat Harti sudah sulit untuk ditahan. Ia kembali mengetuk pintu toilet tersebut, seketika toilet itu terbuka. Dan di dalamnya tak ada orang, nenek yang sedang berjongkok di atas kloset sudah hilang. Dan karena sudah menunggu lama dan tak bisa ditahan lagi. Maka Harti langsung saja masuk ke dalam toilet dan menuntaskan hajatnya yang sudah hampir tak terbendung. Sore itu, adalah pertama kali Harti melihat sosok asing yang mungkin saja bukan manusia. *** Pagi menyingsing, hawa dingin dan sejuk mengiringi niat Harti yang ingin berjalan-jalan. Kumpulan tumbuhan pandan tumbuh di depan rumahnya yang di bawahnya merupakan genangan air. Kontrakan 3 pintu yang hanya memilik satu toilet bersama. Toilet yang berada tepat di belakang dapur rumah Harti. Ditemani sang suami, Harti berjalan-jalan sambil menikmati udara pagi yang segar. Disambut dengan sapaan para tetangga yang mayoritas adalah warga suku lokal. Dengan logat Kutai dan Banjar yang kental, mereka menyapa sembari menyapu atau menyiram tanaman. “Hendak ke mana kita? Gaknya tumat lagi lahir ni,” ucap seorang wanita penjual kue basah yang biasa dipanggil dengan sebutan Mbok Joi dengan logat Kutai yang kental. “Ohh, bejalanan aja. Biar kena kalo lahiran lancar,” jawab Husin dengan logat Banjar. “Bulu landak ngan gunting jangan lupa dibawa, biar ndik dilirik kuyang," timpal Mbok Joi lagi sambil tersenyum sembari merapikan kue dagangannya. "Iya, ada kok dibawa di kantong. Makasih mbok." Harti lantas melanjutkan jalan paginya sambil bercengkrama dengan suaminya. Menyusuri jalanan gang yang besarnya hanya sekitar tiga meter, terbuat dari semen berpasir. Di kota ini, mitos dan rumor tentang kuyang memang sangat dipercaya. Terutama oleh para warga asli yang memang sangat memegang teguh kepercayaan lokal. Dan entah percaya atau tidak, semua itu diceritakan turun-temurun. Dan kabarnya memang sudah ada yang pernah membuktikan keberadaan, juga kebenarannya. Harti dan Husin berjalan menikmati pagi dengan santai. Embun masih terasa membasahi kulit, juga meninggalkan titik-titik bulir air di atas dedaunan di kiri-kanan gang. Banyak ibu-ibu berdaster terusan berlalu-lalang membawa keranjang belanjaan karena pasar juga masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Namun ada juga yang sedang asik mengobrol dengan tetangga sebelah rumah, sambil menunggu penjual sayur bersepeda datang. Juga anak-anak sekolah yang sedang jalan bergerombol menuju tempat mereka menuntut ilmu. Begitu pula orang-orang yang berjalan berlawanan arah. Karena di gang itu banyak jalan-jalan kecil yang menjadi penghubung dari satu gang ke gang lain, maka setiap pagi menjadi sangat ramai. Terutama anak-anak SD yang sekolahnya hanya berjarak dua gang. Namun, keadaan seperti ini juga harus mereka waspadai, karena tentu saja bisa menjadi cara kuyang mencari mangsa. Kemudian Harti mulai merasakan perasaan terancam, beberapa ibu yang sedang berjalan berlainan arah. Salah satunya menggunakan kerudung dengan ujung yang melilit di lehernya. Mereka bercakap sambil salah satunya menatap Harti yang dengan pandangan yang menyelidik. Hingga saat berpapasan wanita itu menarik nafas panjang tepat saat melewati Harti. "Hmmm.. Wangi.. Gumaman lirih terdengar oleh Harti, perempuan itu bahkan sampai menolehkan kepalanya memandang Harti yang sedang berjalan sambil memegangi perutnya. Lalu menelan ludahnya sambil menjilat bibirnya sendiri. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Scandal Para Ipar

read
693.6K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.4K
bc

JIN PENGHUNI RUMAH KOSONG LEBIH PERKASA DARI SUAMIKU

read
4.1K
bc

Menantu Dewa Naga

read
176.9K
bc

Marriage Aggreement

read
80.8K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
624.2K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook