bc

Dee

book_age18+
18.6K
FOLLOW
75.0K
READ
revenge
possessive
forced
second chance
pregnant
arrogant
student
drama
tragedy
comedy
like
intro-logo
Blurb

End (Cerita telah tamat)

(21++)

Aku bukan tak ingin berkorban.

Aku hanya tidak ingin kembali jatuh karena menaruh harap terlalu tinggi. Sedangkan semua yang ku korbankan menjadi sia-sia karena bayang semu nya yang tidak Pasti.

Karena lelaki bukan hanya kamu saja, sama seperti kamu yang beranggapan bahwa wanita bukan hanya diriku seorang.

~ Dee

Karena yang Dee tahu, saat Keandra jatuh hati pada wanita lain. Itulah waktu yang tepat untuk dirinya menghilang dari hidup laki-laki itu.

chap-preview
Free preview
1
Dee :Kean, Dee: Kean, Dee: Keandra Dita Wiratma! Dee: Sayang.. Dee menghembuskan nafasnya saat pesan LINE-nya tidak kunjung dibalas oleh laki-laki yang dua tahun ini menjadi kekasihnya. Kemana perginya laki-laki itu?! Dee menutup mata saat bayang-bayang tingkah Kean satu tahun lalu kembali menyeruak dalam ingatan. Merapikan seragam SMA- nya, Dee bangkit dari kursi. Ia tersenyum pada Mikael, sebelum kakinya melangkah pergi meninggalkan sahabat Kean yang masih sibuk menyalin catatan sosiologinya.  "Dee." teriak Mikael memanggil Dee, membuat langkah gadis berkuncir satu itu terhenti tepat di ambang pintu kelasnya yang sudah sepi.  "Kean lagi nemenin Sesilia pemotretan." Dee mengangguk pelan dengan senyum yang masih terpasang di bibir indahnya.  "Makasih." ujar Dee pelan pada Mikael yang menyandarkan dirinya di sandaran kursi. Kakinya kembali melangkah pelan dengan jemari yang terkepal di kedua sisi pahanya. Sampai di tempat parkir, Dee merogoh saku rok sekolahnya, mengambil persegi panjang tipis berlogokan salah satu nama buah yang terkenal dengan kecanggihan perfoma ponselnya. Dee: Mari berpisah, Kean!   Keandra : Ngaco! Dee: Aku serius! Ayo putus, jadikan sesil yang pertama. Drrt... Drrttt...  Keandra is Calling.. Keandra: Angkat!   Drtt.. Drttt... +6282..... Buka Block LINE aku, angkat Tlp! Deeisha! Dee...   Dee: sorry gue nggak kenal, lo siapa?! Dee mematikan ponselnya. Ada banyak hal yang harus ia pikirkan. Bukan hanya Keandra saja yang harus ia urusi. Hidupnya lebih penting. Kehilangan satu orang lagi dalam hidupnya tak akan membuat nafas Dee terenggut lalu mati. "Selesai, Dee. Selesai." lirihnya dalam suara yang entah karena apa berubah menjadi parau. * Satu hari berlalu... "Dee." keandra melepaskan helm yang ia kenakan. Setelah menaruhnya di atas motor, anak lelaki itu berlari kecil menyusul langkah kaki Dee yang baru saja tadi melewatinya. "Dee, stop!" ujar Keandra menarik lengan Dee agar berhenti berjalan. "Kenapa Yan?" tanya Dee menatap Kean dengan pandangan berbeda. Gadis itu tidak menampakkan tatapan seperti biasanya kala menatap manik mata Keandra. Tidak ada cinta di dalamnya untuk Kean, dan Kean merasakan itu.  "Kemarin.." "Kemarin, lo anterin Sesilia pemotretan? Tahu kok gue. Yaelah, ngapain coba bilang ke gue. Wajarlah kalo lo anterin cewek lo." potong Dee. Sesungguhnya hati Dee tidak rela jika Keandra mengatakan langsung keberadaannya kemarin. Memotong ucapan laki-laki itu adalah pilihan terbaik dibandingkan hatinya berdenyut mendengar kejujuran yang tak mampu ia terima secara sadar. "De.." "Eh- Gue masuk kelas dulu deh Yan. Gue mau ngambil buku ke Mika, kemarin dia bawa buku gue." ujar Dee. Jemarinya melepaskan tangan Kean yang masih berada di lengannya. Baru tiga langkah, Dee kembali berhenti. Gadis itu membalikkan tubuhnya menatap Keandra yang masih menatapnya penuh sesal, "Kean, Kita putus ya?!" * Dee pikir, Kean akan menahannya seperti tahun lalu. Dee pikir, Kean akan mempertahankan hubungan mereka seperti dulu. Kembali memohon agar Dee mau menerima keterbagian hati Kean pada wanita lain. Wanita yang kembali hadir pada lelaki itu. Wanita yang menetap dilubuk hati terdalam Kean-nya.  Kean nya? Masih pantaskah Dee menyebut Kean laki-lakinya? Miliknya? Hatinya tertawa meski air matanya menetes jatuh menggambarkan betapa hancur dirinya pasca kandasnya hubungannya dengan Kean. Pikirannya hanya menjadi angan belaka,  karena pada kenyataannya laki-laki itu justru berjalan menggenggam tangan Sesilia.  "Wanita bukan cuma kamu Dee." Dee terkekeh saat suara pelan itu tertangkap di indra pendengarannya. Aku tahu Kean, bukan hanya aku, wanita dihati kamu. "Ya." jawab Dee lalu meneruskan langkahnya meninggalkan laki-laki yang beberapa jam lalu resmi menjadi mantan kekasihnya itu.  Dee memukul keras pintu kamar mandi. Ia membutuhkan bilik itu untuk menenangkan diri dari rasa sakit yang terus saja berdenyut di hatinya. Keandranya sudah hilang, ataukah mungkin memang Dee yang selama ini tidak pernah mengenal Keandra dalam hidupnya. Inikah sosok Keandra yang sebenarnya? "Arrggg." teriak Dee kencang, sekali lagi ia menghantamkan kepalan tangannya pada pintu kamar mandi. Membuat denyutan nyeri tidak hanya hatinya saja yang merasakan, melainkan juga pada kepalan tangannya yang memerah.  Dering ponsel mengalihkan perhatian Dee dari rasa sakitnya. Mikael, nama itulah yang tertera pada layar ponselnya. "Ya, Mike?" ujar Dee pertama kali tepat setelah ia menggeser tombol hijau dilayarnya.  "..." "Iya bentar lagi ke kelas ko, ijinin ya. Gue ada di kamar mandi." katanya lembut, meski dengan nafasnya yang masih terengah. "..." "Oh!, bukan urusan dia. Bentar lagi gue balik kelas."  "..." "Thanks."  Dee membuka knop pintu kamar mandi sekolahnya. Kakinya melangkah menuju wastafle yang tersedia tidak jauh dari bilik kamar mandi. 'Lo bisa Dee, pasti bisa,' ujarnya dalam hati sembari menatap bayangan matanya dalam cermin. Karena yang Dee tahu, saat Kean jatuh hati pada wanita lain- lagi! Itulah waktu yang tepat untuk dirinya menghilang dari hidup laki-laki itu.  "Apa yang udah lo lakuin sama tangan kesayangan gue!" tubuh Dee tersentak saat tangannya ditarik secara paksa. Matanya terbelalak saat jemarinya yang membiru dikecup berulang kali oleh laki-laki yang harusnya enyah saja dari hidupnya.  "Apa yanglo lakuin sama milik gue, Hah!" sentak Keandra menatap tajam Dee yang menarik tangannya dari genggaman Keandra.  "Jangan memperumit keadaan Keandra, tidak ada lagi milikmu dalam tubuhku setelah aku memutuskan untuk pergi." ketus Dee. Dee menatap Keandra yang menghela nafasnya. Lagi-lagi wajah penyesalan itu, Dee muak melihatnya. Bukankah baru beberapa saat yang lalu laki-laki di depannya itu menatapnya dingin bersama gadisnya? Ah, mungkin saja wanitanya. Mengingat betapa buasnya nafsu yang dimiliki oleh laki-laki di depannya.  "Dee." "Ingat Yan. Nggak ada lagi kita kalau itu bertiga. Karena kita itu hanya aku dan kamu, atau kamu dan orang lain." ujarnya lalu meninggalkan Keandra yang masih terpaku dengan kalimat terakhirnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Me and My Broken Heart

read
34.5K
bc

Dependencia

read
186.4K
bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
579.9K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.3K
bc

Accidentally Married

read
102.7K
bc

The crazy handsome

read
465.3K
bc

HYPER!

read
556.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook