bc

Queen and Queenbe

book_age12+
612
FOLLOW
2.4K
READ
love-triangle
goodgirl
brave
student
comedy
sweet
bxg
humorous
highschool
first love
like
intro-logo
Blurb

Ratu di sekolahnya adalah seorang laki-laki!

Queenbe sebenarnya heran kenapa Manggala Ganesha Banaspati dijuluki sebagai seorang Ratu. Setiap kali namanya disebut semua siswa akan memilih untuk diam. Tapi, ketika ia terlibat masalah dengan pria bertubuh putih itu, Queen mengerti sekarang arti dari perumpaan siang dan malam. Langit dan Bumi. Selokan dan Atap.

Tak sampai disitu, niatnya yang hanya ingin menjalani sekolah dengan damai, malah harus mendapatkan kebencian dari Auriga, seorang Raja di sekolahnya karena sebuah kesalah pahaman.

Dan, bagaimana jika Queen mengetahui rahasia besar kedua lelaki itu?

Memang apa rahasianya?

Terlebih lagi, fakta bahwa mereka bukan siswa biasa.

Cover by Me.

Font and Picture by Canva

chap-preview
Free preview
1. Manggala Ganesha Banaspati
“Semangat Queen!" Gadis berambut panjang itu menghembuskan nafasnya panjang ketika membuka pintu rumah. Ia tersenyum kecil. Ini hari keduanya menjadi siswa dengan seragam senin putih abu-abu. Hari ini pasti akan sebaik hari pertama kan?   "Udah belum, Neng?" tanya sang Ayah yang sedang memanasi motor untuk mengantar gadis itu ke sekolah.   Gadis bername tag, Queenbe Zaneka Tanoto itu menarik nafasnya sebelum bangkit dari kursi teras setelah memasang sepatu, ia berdecak ketika melupakan sesuatu. Queenbe membalikan tubuhnya ke arah pintu rumah yang sudah ia tutup. "MAMAK EBI PERGI. Assalamualaikum!"   Tidak lama, terdengar derap langkah kaki yang mendekat dari dalam rumah. "Ya Allah, anak gadis kayak preman pasar aja. Walaikumsalam! Bekalnya dimakan, Neng!" seru Mamaknya sambil membawa sudip yang nampak berkilat karena minyak goreng.   Queenbe mengangguk, gadis itu kemudian naik ke atas motor dimana sang ayah sudah duduk disana mengenakan jaket hitam. "Wah, langsung kempes motor Ayah.”   Gadis enam belas tahun itu mengerucutkan bibirnya ketika mendengar godaan sang Ayah. Memangnya siapa yang mengantarkan nasi dan setumpuk lauk ke kamarnya saat ia berusaha untuk mengurung diri demi diet? Lalu dibelikan martabak telor lagi.   "Jangan ngambek gitu dong, Queen. Ayah bercanda," goda Tono saat melihat bibir putrinya.   "Iya tau, tambah jajan lima ribu baru nanti enggak ngambek."   Ayahnya terkekeh. "Kamu kan tahu kalo duit Ayah semuanya sama Mamak."   "Ck, suami takut isteri," decak Queen sambil memeluk tubuh Ayahnya dari belakang.   "Suami sayang isteri," ralat Tono sambil terkekeh. Pria paruh baya itu kemudian melirik ke arah spion dan tersenyum saat merasakan dekapan sang putri.   "Gimana sekolah barunya? Asik? Anak Ayah enggak kena bulik kan?" tanya Tono yang ingin tahu bagaimana keseharian putri tunggalnya  bersekolah. Pria itu sengaja memperlambat laju motornya agar bisa bisa banyak berbincang dengan anak tunggalnya. Pekerjaanya sebagai tukang ojek kadang membuatnya tak memiliki waktu untuk keluarga.   "Bulik?" tanya Queenbe sedikit memajukan wajahnya hingga menempel ke bahu sang ayah.   "Itu lho yang nakalin siswa lemah itu," kata sang Ayah.   "Ohh... bully. Enggak kok." Queenbe meneguk ludahnya kasar sambil mengingat-ingat apa yang terjadi di hari pertama dia sekolah. Bukan dia yang menjadi korban. Tapi, siswi yang yang menjadi teman kelasnya. Kalo tidak salah namanya Sella.   Queenbe selalu meringgis setiap mengingat wajah putus asa gadis itu ketika segelas es campur tumpah di wajahnya. Diiringi dengan tawa dan u*****n siswi-siswa di kantin. Sorenya, kelas mereka mendapat kabar bahwa gadis itu akan segera pindah ke sekolah lain.   Banyak siswa-siswi yang setuju, tidak setuju dan ada yang tidak peduli tentang itu. Mereka yang setuju, menganggap gadis itu memang perlu diberi pelajaran karena wataknya yang buruk, saat MPLS dia pernah memarahi dua pelayan kantin karena hal yang sepele, dia juga pernah melabrak kakak kelas yang tidak bersalah hanya menatapnya.   Dan mereka yang tidak setuju, sangat menentang pembullyan, apapun alasannya, baik dan buruk, perundungan itu tetap tidak diperbolehkan.    Queenbe sendiri di tim yang mana? Ia memilih berada di tim tidak setuju. Menurutnya, bully bukanlah jalan keluar, masih banyak cara lain agar membuat orang tersebut sadar. Contohnya mungkin dengan bicara baik-baik.   "Neng. Udah sampai, melamun bae,” tegur Ayahnya membuat Queen segera turun dari motor sang ayah.   "Aduh... duh," ujar gadis itu ketika roknya tersangkut di besi belakang motor.   Bukannya membantu, sang ayah malah tertawa melihat anaknya. "Semangat banget sekolahnya, neng."   Queenbe ikut tersenyum kala melihat tawa Ayahnya, ia kemudian menarik tangan sang ayah lalu menciumnya. "Queen pergi. Assalamualaikum.”   "Hati-hati, nak. Walaikumsalam!”   Queen menarik ponselnya ketika merasakan geteran di dalam saku roknya. Ia yang berada di depan pagar sekolah segera masuk dan menyingkir agar tak menganggu orang yang masuk. Baru ia membuka ponselnya.   Sofia : tungguin gue di gerbang. Sofia : p Sofia : pppp Sofia : p   Queenbe :  oke *emot jempol   Queenbe memilih menunggu Sofia, temannya—- di bangku yang berada tak jauh dari pagar sekolah yang begitu besar dan kokoh. Warnanya putih gading dengan aksen emas diujungnya. Hah. Ia mengira hanya pagar sekolah ini saja yang bagus karena berada di depan namun nyatanya, di dalamnya lebih membuatnya tercengang. Sangat bagus.   Bertingkat banyak, lapangan khusus berbagai macam olahraga sehingga tidak perlu lagi menunggu jika ingin bermain, kolam berenang indoor, kantin luas dan mewah walau ia kesana hanya mampu untuk membeli jus. Dan jangan lupakan parkirannya yang pernah sempat Queen kira adalah showroom dadakan karena mobil mewah berjajar disana.   Queenbe bisa melihat banyak siswa-siswi masuk dengan kerennnya. Ada yang bergerombol, ada yang berdua. Ada yang mengenakan mobil, motor besar yang terlihat mahal dan ada juga yang terlihat sederhana nampun nampak beribawa. Ia merasa sangat beruntung bisa sekolah disini.   Gadis itu berdecak setelah lima menit, Sofia juga belum muncul. Ia kembali ke arah gerbang, memilih menunggu disana. Sudah cukup sepi, hanya ada beberapa siswa saja yang akan masuk ke sekolah. Dan tidak ada Sofia.    Queenbe sedikit menyingkir dari gerbang saat sebuah mobil SUV yang terkenal mewah berhenti di depan sekolah. Dia melihat seorang laki-laki mengenakan hoodie hitam turun dari sana dengan tudung di kepalanya sehingga ia tidak bisa melihat wajahnya. Queen tidak bisa berkejap, ia serperti melihat artis turun dari mobilnya dan akan melakukan jumpa fans.   "Duh.. Gala! Galaa!"   Mobil itu tidak pergi dari sana, seorang wanita yang masih nampak cantik keluar dari sana dan nampak panik. Itu pasti kakaknya. Queenbe langsung mengalihkan pandangannya saat wanita itu menatapnya. Ah, pasti wanita itu tidak nyaman karena ditatap olehnya. Maafkan saja, dulu di sekolah menengah, ia sangat jarang melihat temannya di jemput dengan mobil.   "Hei." Seseorang menepuk bahunya membuat Queen meringgis, pasti wanita itu akan memerahinya.   “Maaf, Kak—-“   “Kamu bisa tolong saya?” Queen mengerutkan dahinya dan menghentikan perkataannya. “Bantu apa ya, kak?”   Wanita itu terkekeh dan membuat Queen langsung terkesima. Cantik sekali. Batinnya. “Bisa tolong antarkan bekal ini untuk anak saya yang tadi. Saya minta tolong banget karena harus segera pergi.”   “Oh, iya, tolong bilang juga kalo isi bekalnya telur gelung isi keju dan sosis bentuk hati. Kalo enggak dibilangin, pasti nanti enggak dibukanya. Oh. Iya. Nama anak saya Manggala.”   “Saya pergi dulu ya, makasih!”   “Hah?” Queen terkesiap, ia menunduk menatap kotak bekal yang saat ini berada di tangannya. “Sama-sama, Kak,” ujarnya ketika mobil itu sudah berada di belokan sekolahnya.   Gadis itu kemudian menepuk dahinya, buru-buru ia kembali masuk ke dalam gerbang untuk mengejar lelaki berhoodie. Ia hanya tahu kalo namanya Mang— apa tadi? Pokoknya ia harus mencari lelaki itu sebelum dia kehilangan jejak. Ia sudah mendapatkan amanat dan harus disampaikan dengan baik.   Sofia yang baru saja sampai di gerbang melihat Queen yang berlari segera menyusulinya. Ck, kan tadi disuruh nunggu di gerbang. Batin Sofia.   Queen berdecak saat ia sudah berada di persimpangan koridor, kepalanya menengok ke arah kiri dan kanan. Sedikit menghela nafas saat lelaki itu ternyata berada di koridor sebalah kanan. Koridor yang biasanya tempat berkumpul anak kelas 1, 2 dan 3 karena berada dekat dengan taman.   “Hei!” teriak Queen.   Deg. Deg.   “Heii cowok!” teriaknya lagi membuat siswa-siswa yang sedang duduk di kursi memusatkan perhatiannya pada Queen.   Sedangkan gadis itu berdecak ketika banyak orang yang menghadang lelaki itu. Jaraknya dengan pria bernama Mangga itu hanya sekitar 40 meteran.   “Hei Mangga!” teriaknya lebih kencang.   Deg. Deg. Kenapa jantung Queenbe tiba-tiba seperti ini?   Langkah kaki pria itu terhenti dan perlahan membalikan tubuhnya. Seperti slow-motion, ia terdiam lama sampai lelaki itu menatap ke arahnya. Queen sempat terkesima dengan wajah bercahaya lelaki itu. Tapi sekarang itu tidak penting, saat melihat orang-orang yang berjalan di koridor tiba-tiba menghilang dan hanya yang menyisahkan ia dan lelaki itu, Queen tersenyum.   Mereka saling tatap, Queen terdiam, begitu juga dengan Manggala. Namun, ketika lelaki itu melihat sesuatu di tangan gadis itu ia menggeleng dengan wajah panik.    Deg. Deg. Deg. Queenbe meraba bagian dadanya. Kenapa semakin kuat?   “HEI MANGGA! INI BEKAL DARI MAMA KAMU ISINYA TELUR GULUNG ISI KEJU DAN SOSIS BENTUK HATI!”   Hening.   Semua yang duduk-duduk di kursi koridor dan taman menahan nafasnya.   Sofia yang mendengar teriakan itu menutup mulutnya tak percaya, bukan masalah teriakannya. Tapi pada siapa sosok yang baru saja temannya itu teriaki.   Manggala Ganesha Bagaspati.   Gadis itu melihat bagaimana tatapan tajam Gala berjalan cepat menuju Queen. Gadis itu nampaknya tidak tahu bahwa lelaki itu adalah lucifer dengan wajah peri bayi. Mengerikan namun tertutup dengan wajah imutnya.   Gala menggambil bekal itu dan menatap Queen. Sofia yang melihatnya sudah engap. Takut terjadi hal buruk pada gadis itu. Namun, lelaki itu hanya berbicara sesuatu dan berbalik menjauh dari Queen yang  mematung.   Buru-buru Sofia berlari ke arah Queen dan menariknya sebelum gerombolan serigala itu muncul dan menghabisi temannya yang polos itu.   “Kenapa, sih, Sof?” tanya Queen yang hanya diam.   Sofia mengggeleng, ia masuk ke dalam kelas. Pandangan seluruh siswa kelas langsung tertuju pada mereka berdua dengan wajah kasihan. Hah? Secepat itu kah menyebarnya? Ah, jika tentangan Gala, itu bisa terjadi.   Gadis itu berambut pendek itu mendudukan Queen dibangkunya. Lalu duduk disampingnya. Mereka teman sebangku. Namun, Sofia tak yakin apakah gadis itu akan tetap duduk disini untuk lebih lama.   “Cowok yang tadi siapa?” tanya Queen dengan wajah polosnya.   “Gue senang banget jadi teman sebangku lo di sekolah ini, Queen.” Sofia memegang lengan Queen dan dibalas tatapan aneh oleh gadis yang menjadi teman sebangkunya.   “Apa, sih?” tanya Queen dengan dahi mengerutkan dahinya.   “Lo enggak tahu cowok itu siapa?”    “Siapa emang? Mangga?”   Sofia menggeleng sambil meringgis. “Cowok itu Manggala Ganesha Banaspati.”   “Bagus namanya,” ujar Queen masih belum mengerti, wanita itu membuka tasnya untuk mengeluarkan buku dan bersiap karana sebentar lagi bel akan berbunyi.   “Lo tahu siapa yang bikin Sella kena mental breackdance sampe keluar dari sekolah?” tanya Sofia sambil menatap Queen yang perlahan mendongak dengan raut wajah yang berubah ketakutan.   “Bukan dia kan, Sof?”   Sofia mengangguk perlahan membuat Queen menahan nafasnya.   Tiba-tiba siswa kelas yang berada di luar masuk ke dalam kelas dengan berlari. Queen bisa sedikit bernafas lega, itu pasti guru. Setidaknya ia masih aman untuk satu mata pelajaran.   “DISINI SIAPA YANG NAMANYA QUEENBE!!?”   Atau ia tidak akan pernah aman lagi.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Head Over Heels

read
15.7K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.4K
bc

DENTA

read
17.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook