bc

Menjadi Istri Kedua Anak Kyai

book_age16+
351
FOLLOW
1K
READ
system
second chance
comedy
bxg
mystery
brilliant
genius
male lead
high-tech world
slice of life
like
intro-logo
Blurb

Azalea Noer Haneefa seorang gadis cantik penuh semangat, penyuka balapan motor gede, mengalami kecelakaan saat sedang di arena balapan, dia mengalami luka serius yang mengakibatkan dirinya kehilangan banyak darah. Setelah keluar dari rumah sakit dia dikejutkan oleh keputusan kakeknya yang mengatakan jika dirinya harus menikah di usianya yang masih tergolong muda. Tentu dia berontak, apalagi setelah tahu jika dirinya akan menjadi istri dari pria yang sudah beristri.

Kehidupan yang dulunya penuh bahagia serta ceria, kini bagai terjun payung ketika harus hidup satu atap dengan seorang suami yang begitu dingin, serta kaku. Ditambah sifat istri tua suaminya yang selalu mencari gara-gara untuk merundungnya.

Akankah sifat Lea yang selalu ceria itu terus bertahan di saat kehidupannya yang berubah drastis? Adakah hikmah di balik sang kakek yang dengan tega ikut andil dalam perubahan tersebut?

chap-preview
Free preview
Akram Al Ghazali
“I—Iya, Abah. A—Aku i—ikut ba—baiknya saja,” ucap seorang wanita dengan kepala menunduk dalam. Dari suaranya yang terbata-bata, bisa dipastikan jika dia sedang sangat tertekan. “Yang Abah tanyakan sama kamu, kamu mengizinkannya apa tidak?” “A—Aku ..., mengizinkan A Akram untuk menikah lagi, A—Abah,” jawab kembali sang perempuan dengan suara hampir menangis. Tangannya meremas tangan seorang pria di sampingnya yang tidak lain adalah suaminya. Lelaki yang berpakaian koko dan berpeci berwarna putih yang sejak tadi dipanggil Abah itu mengangguk. Perempuan yang baru saja dia tanyai itu adalah anak menantunya dari putra keduanya. Sementara laki-laki lain yang berada di ruangan itu sejak tadi terus mengembuskan napasnya antara lelah juga tidak berdaya. “Tapi, Abah. Aku tidak ada niatan untuk menikah lagi. Mohon maaf, Abah, aku tidak bisa menyetujui keinginan Abah yang satu ini.” Lelaki yang dipanggil abah itu ikutan membuang napas berat. “Kalau begitu, bujuk lah istrimu untuk memiliki seorang anak, Akram. Abah sudah memberi waktu untuk kalian selama enam tahun, tetapi kalian sepertinya tidak memikirkannya sama sekali.” “Bukannya tidak memikirkan. Perkara anak bukanlah kuasa kita. Kami belum memilikinya karena mungkin belum ada rezekinya. Allah belum memberikan kami kepercayaan untuk menjadi orang tua.” Abah yang memiliki nama Kyai Umar ini mendengus keras mendengar jawaban dari putranya. “Tentu saja Abah mengerti akan hal itu. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa melewati garis takdir Allah SWT, tapi itu tidak berarti untuk kasus orang yang sengaja tidak ingin memiliki anak, Akram. Ibaratnya, ketika seorang hamba meminum alkohol, memang sudah ada dari azali-nya seperti itu, tetapi sebagai hamba yang diberi akal juga hukum, kita diperintah untuk memilih apakah alkohol itu harus kita tenggak atau tinggalkan. Sama halnya seperti yang kamu lakukan selama enam tahun ini.” “Kamu juga tahu salah satu hikmah kenapa kita diperintah untuk menikah adalah selain menghalalkan perkara yang tadinya haram, juga untuk menjadi sarana memperbanyak umat Nabi kita yaitu dengan memperbanyak keturunan. Apa kamu sudah lupa hukuman apa bagi orang yang sengaja tidak ingin memiliki keturunan? Dalam situasi saat ini, kamu memang dengan sengaja memutus generasi umat Rasulullah.” Akram langsung terdiam. Tidak memiliki suara lagi untuk membalas ucapan ayahnya. Karena bagaimana pun, perkataan sang ayah adalah benar. Dia dan Kunara adalah pasangan suami istri yang memiliki tubuh yang sehat, tidak memiliki penyakit dan sangat subur. Dengan beberapa poin itu, tidak sulit bagi mereka untuk mendapatkan momongan seperti yang sudah keluarganya impikan sejak lama. Namun, harapan itu harus berbenturan dengan Kunara yang tak kunjung siap memiliki anak. Bukan Akram yang tidak membujuk, tetapi Kunara-lah yang kukuh dengan keengganannya. Bahkan, tak jarang mereka menjadi cekcok gara-gara soal ini, dan yang membuat Akram tidak mengerti dengan pemikiran Kunara adalah bahwa wanita itu tidak ingin membuat tubuhnya menjadi gendut dan jelek akibat dirinya mengandung. Sungguh tidak masuk akal, terkadang juga Akram berada di titik paling rendah dengan hubungannya bersama Kunara. Namun, sekali lagi, dia tidak bisa egois karena alasan itu, maka yang bisa dia lakukan saat ini adalah dengan terus berdoa dan berharap bila suatu hari hati Kunara bisa terketuk dan berubah. “Sekali lagi, Kunara. Abah tanya sama kamu, kamu pilih bersedia memiliki anak, atau suami kamu yang menikah lagi?” Kunara yang merasa lega karena pembelaan suaminya beberapa saat lalu, kembali menunduk. Tentu saja dia tidak ingin keduanya, dia ingin jika suaminya hanya miliknya seorang, tapi juga dia tidak ingin memiliki anak karena menurutnya akan sangat merepotkan. Namun, jika dia tidak memilih keduanya, tentu dia akan dipaksa untuk bercerai dengan sang suami. Kunara sangat menyayangkan dengan pola pikir keluarga Akram. Keluarga dengan pemikiran yang begitu kolot juga keras kepala. Sebenarnya, bukan tanpa alasan dia sampai tidak ingin memiliki anak. Kunara memiliki trauma tentang orang tuanya, sang ibu yang ditinggalkan oleh ayahnya gara-gara memiliki tubuh gendut dan jelek. Sudah sejauh ini dia menjalankan diet ketat agar tubuhnya tetap ramping dan ideal, maka tentu dia tidak rela jika harus mengorbankan tubuhnya hanya untuk seorang anak. “Jadi bagaimana, Kunara?” “A—Aku mengizinkan A Akram untuk menikah lagi, Abah.” Akram membuang napasnya lelah. Tidak merasa kaget dengan jawaban istrinya. Karena bagi wanita itu tubuhnya yang indah lebih berharga dari pada keharmonisan keluarga mereka. “Baiklah, Abah. Akan aku pikirkan, kali ini,” tandas Akram sebagai jawaban jika dirinya kini mulai pasrah dan mengikuti keinginan sang ayah. Kyai Umar mengangguk setelah beberapa saat terdiam. “Abah kasih waktu untuk kamu menemukan calon istrimu sendiri. Jika tidak kunjung ada, kamu harus setuju siapa pun yang akan Abah pilihkan, nanti.” “Iya, Abah.” “Kalau begitu, Abah pamit dulu. Sudah dekat waktu shalat Ashar, kamu juga harus siap-siap untuk pengajian selanjutnya.” “Baik, Abah, insyaallah.” Akram mengantar sang ayah sampai teras depan rumahnya, lalu mencium tangan laki-laki itu dengan penuh takzim, diikuti oleh istrinya. Setelah Kyai Umar pergi bersama seorang santri yang sejak tadi menunggu di luar, barulah Akram dan Kunara kembali masuk ke dalam rumah. “A, kenapa kamu bilang seperti itu sama abah? Kenapa kamu tidak menolaknya seperti sebelum-sebelumnya?” Akram yang sudah melangkah menuju kamarnya untuk membersihkan diri, kembali berhenti dan berbalik. “Bukankah kamu juga yang mendorongku melakukan semua itu?” “Tapi kamu juga tahu jika posisiku di sini sangat terpojok. Seharusnya, kamu tetap menolak sampai abah merasa bosan menuntut kita, seperti biasanya.” Akram terus beristigfar dalam hatinya, merasa lelah dengan keadaannya. “Tapi apa yang dikatakan abah juga benar adanya. Mau sampai kapan kita menundanya? Aku tidak mempermasalahkan tentang anaknya, tetapi aku selalu tidak nyaman dengan kesengajaan kita yang tidak ingin memiliki anak. Aku takut akan rahmat Allah yang terputus untuk kita gara-gara ini.” Kunara menggeram kesal. Memang inilah sifat asli Kunara yang sama sekali tidak pernah takut dan tunduk pada suaminya. Prinsipnya yang gigih sejak dulu, juga kurangnya pengetahuan agama, membuat dia tidak segan pada suaminya. Kunara juga sangat meyakini jika Akram sangat mencintainya. Bukan hal mudah untuk dirinya menjadi istri dari putra Kyai Umar ini. Saat Akram memberitahukan keluarganya, semuanya tidak setuju karena dirinya bukanlah dari kalangan keluarga yang kental dengan agamanya. Kunara hanya seorang perempuan berjiwa bebas yang kebetulan begitu sangat dicintai oleh suaminya. Pertemuan pertama mereka adalah saat acara yang diadakan kampus tempatnya kuliah, saat itu Akram menjadi salah satu alumni yang ditunjuk untuk memberikan sambutan pada Kunara juga teman-temannya sebagai junior. Kebetulan, Kunara juga ditunjuk sebagai pembawa bunga penghargaan untuk diberikan kepada Akram yang menjadi alumni favorit di kampus tersebut. Berlanjut dengan salah satu sepupu Kunara yang ternyata kenal bahkan satu angkatan dengan Akram, dari sana mereka saling bertukar nomor telepon, bertukar kabar, bahkan bertukar perhatian. Keakraban mereka semakin maju sampai akhirnya Akram melamar dan memintanya untuk menjadi istri pria itu. “Aku kecewa sama kamu, A. Ke mana cinta kamu yang selama ini selalu kamu ucapkan? Apa sudah memudar, atau bahkan sudah terhapus tanpa sisa? Apa Aa tidak ingat janji kamu sama almarhumah mamaku?” Astaghfirullah! Akram memejamkan matanya seraya mengatur napasnya yang mulai tidak beraturan. “Lalu apa kamu juga masih mencintaiku?” baliknya bertanya. “Tentu saja! Sampai saat ini aku masih dan terus mencintai Aa. Makanya, kenapa aku tidak ingin memiliki anak karena aku tidak ingin mempunyai tubuh gendut dan jelek yang akan mengakibatkan kamu tak nyaman melihatnya. Aku melakukan diet ketat agar kamu bisa menikmati keindahan tubuhku, A.” “Astaghfirullah, Kunara. Apa segitu tidak percayanya kamu padaku, hingga hal sepele itu selalu menjadi alasanmu selama ini?” Kunara melotot. “Sepele katamu, A? Kamu tidak tahu arti sepele yang begitu aku takutkan itu!” “Apa aku menikahimu hanya karena melihat fisikmu saja? Tidak , Kunara. Aku menikahi kamu, karena aku siap menerimamu apapun keadaannya.” “Manusia bisa berubah, A. Termasuk Aa. Bisa gak sih kamu mengerti perasaanku?” Tanpa kembali bicara, Akram memilih untuk melengos pergi meninggalkan istrinya. Daripada terus dilayani dan akhirnya tidak akan menemukan titik terang bahkan malah situasi akan menjadi semakin kacau, Akram memilih untuk mendinginkan otak dan tubuhnya dengan mandi dan berwudhu, lalu bersiap untuk ke masjid juga menyibukkan diri dengan mengajar para santri. Menghindari pertengkaran yang terus berulang-ulang, dengan alasan yang tidak pernah berubah.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
7.8K
bc

CINTA ARJUNA

read
9.5K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
2.3K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
23.8K
bc

Istri Tuan Mafia

read
16.7K
bc

Ayah Sahabatku

read
13.5K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
20.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook