bc

It's Beautiful Days

book_age18+
171
FOLLOW
1K
READ
adventure
dark
zombie
twisted
mystery
scary
straight
genius
loser
war
like
intro-logo
Blurb

Ini adalah hari yang indah, untuk mati dan menjadi zombie atau tetap hidup dan diburu zombie.

John dan Anie, adalah kakak-adik yang tidak pernah akur meskipun tinggal bersama selama bertahun-tahun setelah kematian orang tua mereka. Akan tetapi, saling tertutup dan sedikit berinteraksi adalah hal yang biasa untuk keduanya, seolah mereka adalah dua orang asing yang tinggal bersama tanpa perlu mencampuri urusan masing-masing. Baik kepribadian ataupun penampilan, keduanya, terbilang sangat berlawanan. Namun, suatu hari, insiden yang mengerikan terjadi. Saat John akan berangkat bekerja pagi itu, tetangganya sudah menjadi zombie, tanpa sebab pasti dan belum diketahui. John segera berlari masuk ke dalam rumah dan mencari Anie, yang untungnya belum terinfeksi. Keduanya pun bekerja sama untuk bisa melawan zombie dan bertahan hidup.

chap-preview
Free preview
Z-0
“Mereka menggigil dalam ketakutan dan perasaan tidak aman, membuat mereka harus memilih di antara dua pilihan, bunuh diri atau mencoba mempertahankan diri.” Andromeda, sebuah nama yang cukup asing, sebuah negara maju, di antara dua negara maju super lainnya, Bima Sakti dan Galaksi. Penduduk di Andromeda cukup padat, meskipun tidak menyebar secara merata karena pembangunan yang cenderung berpusat di kota-kota besar, seperti kota Venus dan Mars, misalkan. Venus adalah ibu kota negara, sebaliknya, Mars adalah ibu kota kedua, saking pesatnya dua kota tersebut dibandingkan kota lainnya. Terletak di antara ujung barat dan ujung timur. Kota-kota lainnya, berkembang, mungkin, tetapi tidak semaju kedua kota tersebut. Entah karena memang pembangunan sarana dan prasana yang cepat dan lengkap atau memang, SDA dan SDM di dua kota tersebut yang memadai, masih belum diketahui. Angin dingin sudah berembus, dengan rata-rata suhu udara setiap hari di antara 25℃ sampai 28℃, tetapi memberikan rasa dingin setiap kali menjelang pagi atau menjelang malam. Sementara di siang hari, suhu udara cenderung normal, terkadang terasa sangat panas, melebihi ramalan cuaca. Musim kemarau akan segera datang. Musim hujan akan berlalu, begitu alasan pembawa berita saat seorang perwarta iseng bertanya mengenai suhu udara yang tidak menentu sebulan terakhir. Adapun Terius, sebuah kota di antara kota Venus dan Yupiter. Penduduknya tergolong cukup padat, meskipun lahan untuk pertanian dan perikanan masih cukup tersedia, belum sepenuhnya menjadi area permukiman ataupun pabrik-pabrik. Tidak seperti kota sebelahnya, kota Yupiter, yang terkenal sebagai kota luar planet, sebab selain pemukiman, semuanya dipenuhi dengan arena pabrik dan industri. Dibanding kota lain, Yupiter bisa dikatakan sebagai kota terpanas dari suhu udara, cuaca ataupun persaingan kerja dan hidup, lebih kejam dari Venus, ibu kota negara. Lowongan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja. Mungkin, itu sebabnya, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi jumlah penduduk ataupun jumlah pengangguran. Neil Wrong, adalah nama presiden ke-54 yang menjabat saat ini. Pemerintahannya, masih ada 5 tahun lagi. Setiap presiden menjabat selama 7 tahun dan dipilih oleh rakyat secara langsung. Beberapa orang merasa tidak puas dengan kinerja sang presiden dan sedang melakukan rencana untuk melakukan kudeta ataupun pemberontakan. Namun, jangan ragukan para TNA ( Tentara Negara Andromeda ), juga jajaran kepolisian dan para strongman, sebutan untuk tentara atau pasukan khusus yang sering kali ditugaskan untuk menjadi pengintai, mata-mata atau pembunuh para pemberontak tanpa diketahui oleh rakyat atau siapapun. Walau begitu, bukan The Rat namanya, jika ketahuan oleh negara. The Rat, sebuah komunitas pemberontak anti pemerintah. Seperti tikus, markas mereka berada di bawah permukaaan tanah. Berbagai persenjataan disiapkan, menghindari kekalahan karena perang secara langsung tidak menguntungkan, mereka berusaha untuk melakukan penelitian. Sebuah penelitian pada tikus, untuk membuat mereka mati setelah 8 jam terkena air hujan yang sengaja dicampurkan dengan telur-telur parasite. Konsepnya, para parasite itu, akan dilepaskan bersamaan dengan hujan buatan di mana mereka akan menyiapkan bom-bom hujan, dengan telur-telur parasite di dalamnya. Para telur itu akan berkembang pesat kurang lebih 4-5 jam. Setelah menetes mereka akan mengalir mengikuti peredarahan darah. Aorta, menuju ke jantung dan otak, menghentikan kerja keduanya, sehingga seorang manusia, akan mati, kurang lebih 8 jam setelah terkena hujan buatan para The Rat. Vaksin sudah disediakan, dalam jumlah terbatas, apalagi, salah satu anggota The Rat, terkena dampak hujan tersebut. Walau hanya 40% berhasil, vaksin itu memberikan harapan untuk menghentikan serangan parasite yang mematikan. Profesor Harm adalah pembuat dan pengembang sang parasite. Hampir setahun melakukan penelitian, senjata biologisnya baru bisa diselesaikan sebulan lalu. Setelahnya, dia mencoba ke beberapa tikus, yang mati dalam 8 jam, atau mungkin lebih cepat. Lantas, membuang bangkai-bangkai tikus itu ke atas, sampai saat ini, tikus-tikus mati itu, membusuk dan menjadi asupan mineral untuk tanah. Tidak ada efek samping, sehingga rencana penyerangan kota Venus. 13 Juli, dipilih sebagai hari terbaik, di mana presiden dan para jajarannya, akan melakukan pawai untuk menyapa rakyat, sebagai acara tahunan setiap kali perayaan hari kemerdekaan negara. Bom-bom hujan sudah disiapkan dan diletuskan di udara dua jam sebelum acara, tetapi negara mendadak membatalkan acara karena presiden harus pergi ke luar negeri untuk urusan perdamaian dunia. Nahasnya lagi, bom-bom itu, yang telah berada di dalam hujan, tersapu, oleh angin yang tiba-tiba melintas, membawa pergi awan-awan gelap itu, dari kota Venus, ibu kota negara, menuju Terius. Penduduk Terius, yang tidak tahu apa-apa, hanya menganggap awan gelap di atas kota mereka, sebagai pertanda akan hujan seperti biasa, tidak pernah memperkirakan kalau sebuah bencana, akan datang dari langit dan tepat berada di bawah mereka. Mereka beraktivitas seperti biasa, menjalani hari, dengan gembira. Sekitar pukul tiga, para pasukan The Rat, menarik diri, meskipun pemimpin mereka, sangat marah dengan rencana mereka yang berantakan. Mereka kembali ke markas, menarik diri dan bersembunyi, menunggu bencana itu usai dan diatasi. Mereka tidak ingin menunjukkan diri dan membongkar strategi mereka yang tidak berjalan sesuai dengan rencana. Mereka bagaimanapun, tidak ingin membuat suatu konspirasi, meskipun memang, mereka adalah dalang dibalik peristiwa memilukan atau tragedi mengenaskan yang akan segera terjadi sebentar lagi. Mereka ingin mencuci tangan dari apa yang terjadi, menyalahkan seolah ini adalah rencana pemerintah, bukan mereka. Dengan begitu, rakyat akan marah dan membuat Neil Wrong, jatuh dari kedudukannya. Sebab, bagaimanapun, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, sebuah ciri penting, dari sebuah negara demokrasi. Meskipun tidak benar-benar bisa terwujud saat jajaran pemerintah saling kongkalikong (saling bekerjasama dalam keburukan). Dua jam kemudian, hujan turun, membawa para telur-telur parasite itu, berjatuhan seperti air hujan biasa, mengenai banyak benda dan manusia. Hanya dalam seperkian detik, para telur yang menemukan inang, masuk ke dalam, menunggu proses menetas, kemudian bersiap untuk menghancurkan segalanya. Hujan hanya turun sekitar satu setengah jam, tetapi para penduduk kota Terius yang terkena hujan tersebut, tentu tidak menyangka kalau hujan yang jatuh pada mereka, bukan hujan biasa. Telur-telur yang beruntung menemukan inang, segera masuk ke dalam pori-pori kulit inangnya. Sementara yang tidak, segera berguguran. Dalam tiga puluh menit, jika tidak mengenai inang yang cocok dan masih hidup, para telur-telur itu akan mati dengan sendirinya. Sementara yang lain, akan memberikan perubahan yang signifikan untuk kaum parasite, juga manusia. Empat sampai delapan jam, telur-telur itu telah berhasil menetas dan bergerak aktif, lebih cepat reaksinya, dari yang diperkirakan, bergantung dengan seberapa banyak telur parasite yang berhasil masuk dan sistem imun dalam tubuh, membuat para inang mengalami demam tinggi, sesak napas hingga kejang-kejang membuat mereka menjerit kesakitan lantas meninggal dunia, karena gagal jantung atau kerusakan otak. Namun, bukan berarti, tidak ada yang selamat. Ketika parasite bisa dihentikan oleh sel darah putih selaku penjaga tubuh manusia, sebelum mereka mencapai jantung atau otak, para inang akan survive, meskipun sebagai efeknya, mereka akan pingsan atau mengalami kematian sejenak, detak jantung akan berhenti beberapa saat sebelum berdetak kembali. Tidak akan ada yang menyangka kalau jam-jam berikutnya setelah telur itu menetas dan memburu jantung serta otak inangnya, sebuah malapetaka yang tidak pernah diperkirakan oleh siapapun, termasuk professor Harm, terjadi. Para parasite menguasai tubuh inang, mengambil alih mayat mereka, menggerakkannya untuk menyerang calon inang lainnya yang serupa dengan inang mereka sekarang ( para manusia ). Mereka bergerak, mendengar dan mencium, seperti mayat hidup. Kekacauan terjadi, memberikan dampak luar biasa yang tidak akan pernah disangka-sangka. *** Hujan turun di pukul tiga sore, membuat seorang nenek yang baru saja bangun dari tidur siangnya, berjalan dengan tergopoh-gopoh, menghampiri jemuran pakaiannya, yang tergantung di luar. Tanpa membawa payung atau mengenakan jas hujan, dia keluar rumah, mengangkat jemuran lantas masuk dengan pakaian yang sudah basah-kuyup. Dia meletakkan jemuran di kursi ruang tamu, lantas pergi ke kamar mandi, untuk membasuh dirinya yang kehujanan agar tidak terkena flu. Akan sangat merepotkan pikirnya, jika dia sampai sakit. Meskipun usianya sudah renta, dia tergolong masih prima. Berkebun di pekarangan rumah dan aktif mengikuti senam yang biasa diadakan di lapangan komplek perumahan membantunya bertenaga di usia senja. Dia tidak tinggal sendiri, tetapi berdua dengan cucunya, yang saat ini tidak ada di rumah karena sedang bekerja dan baru kembali sekitar jam sepuluh malam. Kalau lembur, cucunya bisa tidak pulang sama sekali. Dua jam setelah terkena hujan, nenek itu merasakan tubuhnya gemetar, menggigil kedinginan, seperti meriang. Suhu tubuhnya naik-turun, mendadak panas lalu dingin, berganti-ganti selama satu jam terakhir. Dua jam kemudian, dia mulai merasakan panas tinggi, tenggorokan dan perutnya seakan dibakar. Air liurnya menetes terus, seolah ada rasa haus dan lapar menyiksa yang tidak pernah berkesudahan meskipun dia sudah minum dan makan berkali-kali. Nenek itu mengalami kejang-kejang tiga puluh menit kemudian. Setelahnya dia mendadak sesak napas dan kepalanya mengalami kesakitan luar biasa, seolah otaknya sedang diserap habis dari dalam oleh sesuatu yang tidak diketahui dan tidak bisa dikeluarkan sehebat apapun dia mengguncangkan kepalanya, lantas dia pun meninggal dunia dalam kesakitan tidak tertahankan. Tiga jam setelah kematiannya, nenek itu perlahan mulai bangun, dengan menggerakkan jemarinya, kepalanya, lalu tubuhnya dengan gerakan yang aneh, seolah sedang menyesuaikan diri dengan tubuhnya seperti saat balita dulu. Dia berdiri dan berjalan menuju ke pintu. Terperangkap dalam kamar, ia mengeram beberapa kali lantas terdiam. Matanya melotot tanpa ada pergerakan bola mata sama sekali. Ia termenung di sana, seolah sedang tertidur dalam posisi berdiri. Sejam berikutnya, cucu lelakinya kembali, membuka pintu dan memanggil nama sang Nenek. “Nenek Marta. Nenek!” Cucu lelaki itu menjinjing sebuah bungkusan berisi makanan. Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Meski hari ini melelahkan, dia masih mengingat dan mengkhawatirkan sang nenek. Tidak ingin satu-satunya keluarga yang dipunya kelaparan. “Nenek Marta,” panggilnya sekali lagi. Nenek Marta yang sedang di dalam kamar, akhirnya bergerak karena adanya suara. Hidungnya mulai mengendus-endus udara, seolah merasakan kehadiran makanan. Dia kelaparan, ingin segera makan untuk menuntaskan rasa lapar dan haus. Air liurnya semakin menetes tidak karuan. Giginya menggertak beberapa kali, menunjukkan ketidaksabaran untuk segera makan. Cucu lelaki itu menuju kamar Marta, mengetuk pintunya beberapa kali, membuat Marta membentur-benturkan kepala ke pintu kamar. “Nenek!” Cucu lelakinya membuka pintu. Bukan sambutan hangat, Marta yang kelaparan segera menyerang cucunya sendiri. Seperti singa yang kelaparan, Marta menerkam cucunya, menancapkan mulutnya, yang entah bagaimana, memiliki gigi yang sangat tajam dengan kuku-kuku panjang yang setajam cakar harimau, bahkan lebih. Cucunya mencoba membela diri, tetapi Marta terlalu ganas. Dia menjerit kesakitan saat kulit dan otot lehernya dirobek paksa. Daging lehernya menjadi santapan Marta. Air matanya menetes saat kuku-kuku tajam Marta mulai mencakar dan mengeluarkan isi perutnya dengan ganas. Dia meninggal dunia di detik berikutnya. Marta tidak peduli, menyantap dengan nikmat makan malam di depannya. Sementara di luar, kekacauan terjadi. Makhluk serupa Marta, bermunculan, membuat kekacauan dalam seperkian menit. Jeritan melonglong sepanjang dini hari, memberikan suasana tegang, mencekam dan mengerikan bersamaan. Orang-orang berusaha menyelamatkan diri, menggunakan mobil, lari tanpa tujuan dan lain sebagainya. Ada yang mengunci pintu di tempat persembunyian mereka. Ada pula yang tidak beruntung, tergigit dan berubah menjadi makhluk yang sama seperti yang ditakuti olehnya beberapa jam sebelumnya. Kota Terius menjadi seperti kota dalam perang. Surat tembakan, jeritan dan lain sebagainya, bersahutan, memberikan efek dramatis. Status darurat di mana-mana, digaungkan. Pemerintah dikabari dengan susah payah, sebelum kepala polisi yang bertugas, berubah menjadi zombie—sebutan sementara untuk makhluk tersebut. Malam yang panjang untuk semua orang yang belum berubah. Mereka menggigil dalam ketakutan dan perasaan tidak aman yang membuat mereka harus memilih di antara dua pilihan, bunuh diri atau mencoba mempertahankan diri. Sebab, kiamat di kota Terius baru saja dimulai.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
624.0K
bc

Menantu Dewa Naga

read
176.9K
bc

Scandal Para Ipar

read
693.5K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.3K
bc

Marriage Aggreement

read
80.7K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook