Pak Hendra semakin emosi karena Ardian tak kunjung menjelaskan nya. Bahkan ia hanya diam membisu sembari memijit-mijit pelipisnya. "Ayo jelaskan! Kenapa diam saja?" ucap pak Hendra lagi dengan sorot matanya yang tajam. "Ardi sangat benci sama perempuan itu, Pa! Benci sekali!" ucap Ardian dengan sedikit menyentak papanya yang sedang marah. "Benci? Kamu membenci wanita itu, apakah ada sangkut pautnya dengan perusahaan ini? Hah?" ucap pak Hendra dengan tegas. Seolah mengintimidasi anak semata wayangnya itu. Ardian pun terdiam lagi. Memang ini salah dirinya, tidak seharusnya urusan pribadi dibawa-bawa ke pekerjaan nya. Tapi bagi Ardian yang namanya sudah benci, tetap bawaannya ingin marah terus kepada Keyla. "Kamu tahu tidak, perjuangan dia ingin masuk ke perusahaan ini tuh seperti ap