The Evil Symphony
Tebakan yang melenceng.
****
Rachel terlalu shock mendengar apa yang di katakan Dion barusan, otaknya tak bisa bereaksi apa apa. Hanya kekosongan dalam pikirannya. Bagaimana mungkin ... ? bagaimana mungkin mendapatkan uang dalam sekejap mata! Jika empat ratus juta adalah hal yang mustahil, maka sekarang ini akan lebih mustahil lagi bagiku.
“Dion .... aku harus bagaimana? bagaimana mungkin ini terjadi, tadi pagi kamu mengatakan yang sebaliknya ...”Rachel terus menerus menangis, ia tak bisa membayangkan kehilangan ibunya, karena ketidak becusannya.
“Rachel, aku segera kemari karena itu yang harus ku sampaikan. Kondisi pendonor semakin menurun, transplantasi harus segera di lakukan. Bagaimanapun dia sudah mengalami kelumpuhan otak lebih dari lima tahun, ini adalah hal yang mungkin terjadi,”Jelas Dion. Dion sendiri tak ingin hal buruk terjadi. Apalagi, yang membuat Rachelnya sedih.
“Tapi Dion, bagaimana mungkin mengumpulkan uang sebanyak itu. Aku bahkan tak punya kenalan untung meminjam uang ...”Rachel semakin putus asa. Ia tak punya saudara. Keluarganya hanya Ibunya. Kedua orang tua kandungnya. Telah lama tiada.
“Rachel, aku akan membantumu sekuat yang aku bisa. Sekarang, yang harus kamu lakukan adalah tetap tegar. Jangan pernah berpikir negatif, itu hanya akan memperburuk keadaan,”Ucap Dion dengan penuh penekanan.
*** 000 ***
Lucas masih terduduk disana, di pojok ruangan dengan segelas wine di tangannya. Ia tak habis pikir, sekarang semua perhatiannya tertuju pada Rachel. Melihat dia dari lantai dua dengan menggunakan dress yang menampakan punggung lugunya. Benar benar membuat Lucas frustasi. Frustasi karena tak bisa menyentuh atau membelai punggung itu.
“Lucas ... ? Apa yang sedang kamu pikirkan sekarang ... ?.”Angela mendekati Lucas dan duduk di sampingnya. Ia mendekatkan wajahnya untuk melihat jelas ekspresi Lucas saat ini. Pria tampan, idaman wanita. Musisi dengan talenta luar biasa. Bagaimana Tuhan menciptakan laki laki yang sangat sempurna seperti Lucas ... ?
Angela mencoba menggoda Lucas dengan susah payah. Mencoba memberikan rangsangan rangsangan kecil di leher Lucas. Menghembuskan nafasnya di dekat d**a bidang Lucas. Tapi Lucas masih tetap diam. Tak berkutik.
Angela yang sudah jatuh dalam pesona Lucas, ia bahkan tak peduli bagaimana perlakuan Lucas padanya. Ia hanya terlalu mencintai Lucas. Jatuh terlalu dalam. Tapi pikiran Lucas masih jauh disana, dengan kekecewaanya yang tak dapat menyentuh Rachel sedikitpun. Ia sangat kesal.
“Lucas ... ? Apa kamu baik baik saja ... ? Kenapa sejak tadi kamu hanya diam ... ?”
Lucas kembali dengan kesadaran penuh. Ia berbalik menatap Angela di sampingnya,”Apa pedulimu dengan isi otakku .. ?”
Angela terdiam, bahkan setelah sekian lama ia bersama Lucas, tidur dengannya berulang ulang kali. Ia tak mendapatkan status sedikitpun. Pernah sebuah media masa menerbitkan berita tentang mereka berdua yang tengah berkencan. Keesokan harinya, perusahaan itu bangkrut. Itu semua ulah Lucas.
“Aku berpikir, apakah malam ini kamu akan menolakku .. ? hm .. ?”
“Biar kulihat seberapa liar dirimu malam ini ...”
Lucas meletakkan gelas wine yang sudah hampir habis, kini mulutnya penuh dengan rasa manis dan menyengat dari wine tadi. Mulutnya penuh dengan rasa manis yang memabukkan. Dengan sekejap mata, Lucas langsung menyerbu bibir Angela. Mengulumnya tanpa basa basi. Semakin lama semakin dalam dan intens, bahkan Angela yang sudah sering berciuman itu, ia sampai kewalahan dengan gaya berciuman Lucas yang sangat memabukan. Ciuman Lucas dapat membuat siapapun terbuai, tak terkecuali Angela.
Lucas mendekatkan dirinya kearah Angela, merapatkan tubuhnya sedekat mungkin dengan wanita itu. Tangannya kini mulai tak bisa di kondisikan, tangan itu mulai mencari cari celah untuk masuk ke dalam jubah tidur Angela, mencari sesuatu disana. Ketemu! Lucas segera melapas simpul tali dan melepaskan jubah tidur dengan paksa. Di depannya, kini Angela telah t*******g bulat. Sedangkan Lucas masih dengan pakaian lengkap. Tapi ia tak peduli, selagi itu Lucas. Apapun takan pernah ia pedulikan.
Lucas mencium dan memagut secara bersamaan, menggigit dan melepaskan dengan hati hati. Benar benar membuat siapa saja merasakan kenikmatan sekaligus frustasi secara bersamaan. Frustasi untuk menuntut lebih! Menuntut untuk lebih di puaskan. Tangan Angela berkeliaran mencoba melepas kancing baju Lucas, melepasnya satu persatu. Sedangkan Lucas masih memperdalam ciumannya lagi. Angela sangat mengingnkan Lucas, menginginkan Lucas masuk jauh ke dalam dirinya. Sekarang juga.
“s**l ...!!”Lucas mendorong Angela hingga tubuh itu terlempar cukup jauh. Angela mengerang menahan rasa sakit, ia berpikir Lucas sudah siap menerimanya. Tapi ia salah. Seluruh otak Lucas tengah terisi akan Rachel ! Rachel dan Rachel! Ia tak mengingikan wanita lain! Ia menginginkan Rachel, ia menginginkan Rachel untuk di cium, menginginkan Rachel untuk di taklukan, Rachel untuk di puaskan. Bukan Angela atau wanita manapun.
Lucas segera mengambil pakaiannya dan bergegas ke kamar mandi, ia tak bisa mengendalikan hasratnya kali ini. Ia harus menangkan diri, mengguyur otaknya dengan air dingin agar kembali tersadar. Lucas berjalan melewati Angela sambil menatapnya dengan muak.
“Enyahlah! Aku tak menginginkan dirimu lagi, minta uang kepada Shawn besok untuk kau gunakan, terserah akan kau gunakan untuk apa, aku tidak peduli ...“
Lucas melewati Angela, ia bahkan tak melihat ekspresi Angela yang sangat putus asa. Tidak! Tidak! Ia tak membutuhkan uang itu, ia hanya ingin Lucas. Terlalu sulit baginya jatuh cinta dengan laki laki lain setelah pertemuannya dengan Lucas.
“Lucas ... kumohon ... Angela menghalau jalan Lucas dan menghalangi langkahnya dengan memegang erat kaki Lucas.
“Aku tidak ingin pergi dari sisimu, katakan ... katakan padaku apa kesalahanku .. ? Apa yang membuatmu bosan denganku .. ? Jika kau mengatakannya, aku akan memperbaiki diri ... Lucas kumohon ...“
Tapi Angela salah dalam memohon, tidak. Dari awal dia sudah salah dengan memohon kepada Lucas. Ia bukan orang yang akan mengabulkan permohonan dengan senang hati bak malaikat. Di dunianya, Lucaslah yang bertindak sebagai Tuhan. Ia akan berbuat semaunya dan tak peduli akan hal lain. Begitu ia memutuskan, ia takan pernah menariknya kembali.
“Menyingkir dan enyahlah, aku tidak tertarik lagi denganmu“
Lucas menyngkirkan tangan Angela dari kakinya, ia benar benar muak. Sekali ia tertarik dengan hal baru, ia takan peduli dengan hal lain, apa lagi benda lama yang telah bosan ia mainkan.
“Tapi Lucas, kumohon ...”
Lucas tak peduli dengan semua kata permohonan itu, ia sudah pergi. Pergi meninggalkan Angela sendirian di kamar hotel. Ia tak peduli.
“s****n!! Kenapa di otakku ini hanya terisi gadis kecil itu! Benar benar menyebalkan. Kenapa menunggu hari esok yang hanya tinggal beberapa jam begitu menyiksa!”Lucas membanting setir, keluar dari halaman parkir hotel ia harus segera pulang, ia tak bisa berpikir jernih. Ia terus berpikir bagaimana cara mendapatkan Rachel. Bagaimanapun caranya.
Lucas mencari cari dimana ia meletakan ponselnya, ia harus menghubungi Shawn, panggilan terhubung ...
“Besok! Jika besok perhitunganmu salah dan Rachel tidak datang menemuiku! Itu hari terakhirmu bernafas!”Selesai. Ia hanya memanggil Shawn di telephone untuk mengancam. Sekedar melampiaskan kekesalannya.
*** 000 ***
Tengah malam dan Rachel masih terjaga, matanya tak bisa tertutup untuk beristirahat barang semenit saja. Pikirannya melayang jauh kesana, membayangkan kondisi ibunya. Bagaimana kalau ia gagal mendapatkan uang sebanyak itu. Matanya tetap menatap langit langit kamarnya dengan nyalang. tak pernah terpikirkan baginya, bagaimana hidup sebatang kara. Ia tak bisa hidup sendirian, apakah jika Tuhan mengambil satu satunya orang yang peduli dengannya, Tuhan akan memberikan gantinya ... ?
Takan ada yang tau takdir Tuhan, begitu juga Rachel dan Lucas. Mereka takan pernah tau apakah takdir mereka terpisah, atau mereka di takdirkan bersama. Rachel terlelap dalam tidurnya, ia terlelap bukan karena ia ingin tubuhnya terasa nyaman. Tapi tubuhnya terlalu lelah dengan apa yang ia hadapi beberapa hari ini. Otaknya mungkin terus berpikir sampai tubuh mungil itu kelelahan.
Ia terlelap dengan segala beban yang masih tergantung di pikiranya. Dengan segala kekhawatiran yang masih menghantui, tapi tubuh itu terlelap seperti bayi. Bahkan tak tergambar jelas jejak jejak rasa khawatir. Hanya wajah seorang wanita yang tertidur lelap. Tertidur dengan sendirinya layaknya bayi yang mengantuk.
Rachel terbangun dengan tubuh tidak nyaman, semalaman ia tak sengaja tertidur di sofa saat tengah malam. Tapi yang membuatnya khawatir sekarang adalah, ia bangun terlambat. Bukan barang semenit ataupun sepuluh menit. Tapi lima jam! Sekarang sudah pukul sebelas siang. Ia bahkan sampai tak mengingat perjanjian untuk menemui Lucas Nortwest. Rachel benar benar merasa d***u! Sekarang bagaimana jika ia mendapatkan penilaian buruk dari Lucas ... ?
Rachel langsung bergegas ke kamar mandi, ia hanya mandi sekenanya. Ini benar benar darurat. Bagaimana jika ia tak lagi di ikut seratakan dalam konser lLucas nanti .. ? bagaimana kalau ia di gantikan oleh orang lain nantinya .. ? ia harus cepat! Rachel langsung menggunakan pakaian terbaiknya, dress selutut berwarna hijau zamrud. Dress termahal yang pernah ia beli, harganya hanya tiga ratus ribu. Tapi itu adalah uang terbanyak yang pernah ia hambur hamburkan hanya untuk membeli sepotong kain.
Dress selutut itu membingkai tubuh Rachel dengan cantik, kerahnya yang berbentuk huruf V memberikan kesan tegas dan anggun, dengan potongan tanpa lengan memperlihatkan tangan Rachel yang begitu polos, sederhana dan juga rapuh. Ikatan tali di pinggang memperlihatkan tubuh Rachel yang kian hari kian kurus. Ia tak pernah makan dengan benar, ia makan apapun tanpa peduli kesehatan. Itulah yang membuat gadis secantik Rachel terlihat lebih kurus dari gadis gadis yang bahkan sudah melakukan diet ketat.
Sesaat Rachel mematutkan diri di cermin, ia seakan merasa kurang untuk menemui Lucas. Padahal mau berdandan secantik apapun. Toh Lucas tak akan tertarik padanya, tapi setidaknya ia tak mempermalukandirinya di depan Lucas. Ia terlihat layaknya wanita kebanyakan. Rachel segera mengambil amplop berisi surat yang ia terima kemarin, ia tak hafal akan jalan yang akan ia tuju. Ia harus membawa serta kertas itu sebagai petunjuk arah nantinya.
Di zaman modern saat ini, mungkin hanya Rachel. Satu satunya wanita di zaman modern yang tidak memiliki ponsel. Dari banyak perempuan yang berlomba memamerkan kemolekan tubuhnya, Rachel terduduk di pojokan. Bukannya ia tak bisa menggunakan handphone, ia hanya tak mau menghabiskan uangnya untuk hal yang tak di butuhkan. Rachel segera keluar rumah dan mengunci pintu rapat rapt, ia harus segera ke pemberhentian bis. Ia harus bergegas.
*** 000 ***
Lucas tengah tersulut amarah! Ia benar benar sudah gila. Kenapa ia sampai percaya dengan omong kosong Shawn kemarin. Ia sudah menunggu sedari subuh! Iya sudah sedari subuh! Bayangkan. Ia terlalu tak sabaran. Lucas sudah tak bisa menahan diri untuk segera bertemu dengan Rachel kembali.
Bukan hanya bakat Rachel yang membuat Lucas sangat tak sabaran, tapi karena itu Rachel sendiri. Entah jika orang lain yang memiliki bakat yang sama dengan Rachel Lucas akan tertarik atau tidak. Tapi instingnya mengatakan, ia ingin Rachel. Hanya Rachel. Bahakan prinsip tanpa hubungan yang selalu di pegang teguh Lucas, mungkin tak akan berlaku untuk Rachel.
Setelah rasa penasaran, rasa ingin tau yang sangat besar akan Rachel terpenuhi. Secepatnya ia akan membuang Rachel seperti wanita wanita lainnya. Lucas teringat sesuatu, ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Tentu saja. Shawn.
“Menurutmu, sudah berapa lama aku menuggu dan tebakanmu sudah sangat melenceng Shawn! Aku akan memberikan balasan yang setimpal karena kau tak becus ...”
Lucas tak menyuruh sekretarisnya itu untuk menemaninya di kantor hari ini. Ia harus berjaga jaga jika Shawn salah. Ia memerintahkan Shawn untuk tetap diam di rumah dan mencabuti rumput di lapangan golf. Seluas apapun lapangan golf itu, selama Rachel belum datang menemuinya. Maka selama itu Shawn akan mencabuti rumput, terus menerus. Dan itu adalah hukuman untuk Shawn.