The evil symphony.
Simfoni yang sudah mati.
****
Rachel terus memainkan rangkaian nada itu dengan sangat apik. Setiap detail perasaan tersalur habis ke Lucas. Ia benar benar merasakan penghayatan Rachel, perasaan apa yang ingin Rachel sampaikan dengan lagu ini. Hal yang tak pernah ia temukan dari Violis lain. Karena, Rachel berbeda. Ia bermain dengan sepenuh hatinya, ia bermain karena kecintaanya dengan Biola.
Rachel telah selesai dengan permainanya, ia tak sadar telah menutup matanya terlalu lama. Ia perlahan membuka kelopak matanya. Sebenarnya ia terlalu gugup membayangkan reaksi apa yang akan Lucas berikan padanya, apakan permainanya barusan mengecewakan atau malah sebaliknya. Semua itu masih belum ia ketahui.
Lucas sendiri masih termangu, ia tak bisa berkata apa apa. Bahkan The Laddy Tenant yang di kenal dengan suara yang khas, keras, dan resonansi yang kuat. Bisa di kuasai Rachel saat pertama kali menggunakannya. Tangan Rachel seperti memiliki sihir untuk beradaptasi dengan musik.
“Apakan saya melakukan kesalahan ... ? “ Rachel bertanya dengan lugunya ke arah Lucas, ia tak pernah bertemu wanita senaif ini sebelumnya, atau ini hanya pura pura ... ?
“Permainanmu barusan di luar dugaanku .... “
Lucas menggantungkan kalimatnya, ia tak bisa dengan mudahnya memuji seseorang. Ia adalah orang yang idealis, perfeksionis. Begitu sulit memuji kalau hanya dengan melihat satu kali permainan. Rachel yang mendengar kata kata Lucas seolah terserang rasa panik. Aku pasti melakukan kesalahan. Pasti aku takan bisa di beri kesempatan lagi untuk bermain dengannya.
“Aku tak mengira kau akan bermain dengan lagu dari alat musik lain, walaupun semuanya alat musik melodis. Tapi barusan benar benar di luar dugaanku. Sudah kuputuskan ... “
Lucas berdiri dari sofa, ia beranjak ke meja kerjanya yang jarang tersentuh olehnya. Ia menarik laci di bawah meja, mengambil sebuah map biru berisi salinan kertas. Isinya adalah surat perjanjian. Perjanjian terikat untuk konsernya nanti. Lucas membolak balik map itu dan akhirnya menemukan halaman yang ia cari, ia langsung membuka halaman itu dan meletakan map di meja.
“Silahkan baca dan tandatangai surat kontrak ini. Perjanjian di dalamnya terikat selama kau masih harus menjadi pemain pendampingku. Ini bacalah .... “
Rachel mendekati meja Lucas, menarik map yang sudah terbuka untuk di tanda tanganinya. Ia membuka lembar demi lembar, membaca setiap ketentuan dari perjanjian itu. Membacanya dengan cermat sampai Rachel membaca bagian p********n. Ia akan mendapatkan uang sebanyak seratus juta! Hanya untuk melakukan satu kali penampilan di konser Lucas. Ia bahkan tak perlu memotong penghasilannya
untuk biaya tiket, makan, dan hotel. Semua yang ia dapatkan adalah penghasilan bersih.
“Apakah kau merasa kurang ... ? “ Lucas mengernyitkan alisnya, ia mengobservasi ekspresi Rachel saat ini. Ia nampak kaget, tapi seperti menahan diri.
“Apakah saya benar benar mendapatkan penghasilan sebanyak ini ... ? “ Rachel masih kaget, ia tak mengetahui kalau hanya dengan bermain sebagai pendamping Lucas akan mendapatkan keuntungan sebanyak ini.
“Ini bukan seberapa. Toh aku hanya melakukan konser setahun sekali. Semua orang menantikan konserku. Jadi itu sepadan dengan gajimu, dengan bermain layaknya. Profesional “ Lucas benar, uang yang akan di dapatkannya ini bukan karena main main. Ini karena ia membayar seseorang bertalenta tapi dengan jiwa profesionalisme. Aku tidak boleh mengecewakan idolaku. Aku harus melakukan yang terbaik,
tekad Rachel saat tau sikap perfeksionis Lucas dari kata katanya.
“Terimakasih Tuan Lucas. Sudah memberikan kesempatan untuk bermain dengan anda ... “
Rachel tersenyum ke arah Lucas yang dengan sekejap mata dapat membuat jantung Lucas memburu. Senyum lugu nan polos di poles dengan nada yang sangat riang. Di mata Lucas, Rachel seperti sosok wanita dewasa, namun hati lembut seperti anak kecil. Bagaimana mungkin ia tersenyum seperti malaikat ke arah Lucas yang bukan laki laki baik. Kalau ia memberikan senyum itu ke orang lain, pasti Rachel
dalam masalah.
“Kalau begitu cepat tanda tangani dan aku akan segera melegalkan surat perjanjian itu, dan kau bisa langsung mengambil upahmu .... “
Rachel kaget bukan main, ia bahkan belum memulai melakukan kewajibannya yang tertera di surat perjanjian. Tapi ia sudah bisa mengambil upahnya .. ? tapi Lucas seperti bisa membaca isi pikiran Rachel.
“Tidak perlu terkejut seperti itu, aku biasa membayar apapun di muka. Itu tak akan menjadi beban lagi bagiku jika aku sudah melunasinya .... “
“Baiklah ... “
Rachel langsung menandatangani surat itu. Dengan surat ini. Itu berarti menandakan bahwa mulai hari ini, ia sudah terikat dengan Lucas. Dan itu adalah jebakan rahasia yang Lucas siapkan dengan rapih. Tersembunyi. Dan tak di ketahui, oleh Rachel.
“Akan ku berikan jadwal latihan yang akan di laksananakan mulai besok. Berikan nomor telephonmu dan sekretarisku akan menghubungimu .... “
Telephone ... ? aku bahkan tak memilikinya. Bagaimana nanti ia akan menghubungiku, tak mungkin dengan surat lagi kan ... ?. Rachel di penuhi rasa panik saat ia tau ia tak punya telephone.
“Maaf, tapi saya tidak memiliki ponsel ataupun telephone nirkabel di rumah saya ... “
Rachel menjawab sambil terus menundukan kepalanya. Ini benar benar memalukan, sekarang ia benar benar memikirkan betapa pentingnya ponsel di jaman sekarang. Tapi Lucas sudah menduganya, itu sesuai seperti yang di katakan Shawn sebelumnya. Ia bahkan tak memiliki ponsel. Tapi Lucas tak hilang akal, ia segera memencet tombol dial telephone kantornya. Menghubungkan panggilannya dengan
seseorang.
“Cepat bawakan aku ponsel apa saja dalam lima menit ... “
Panggilan di tutup, orang orang mungkin akan berpikir kalau Lucas adalah orang yang arogan. Tapi siapapun yang terlahir dengan kesempurnaan. Pasti memiliki kekurangan. Dan tak jarang kekurangan itu berasal dari kepribadian mereka. Sungguh di sayangkan memang.
Rachel kaget dengan isi perintah kilat barusan, apakan ia dia benar benar di belikan ponsel ... ? ah! Yaampun! Bahkan jika uang milik Lucas di hambur hamburkan hanya untuk membeli satu truk ponsel tanpa di gunakan. Itu takan membuatnya bangkrut. Takan bangkrut sama sekali.
Lima menit dilalui dengan kebisuan, tak ada yang dibicarakan lagi oleh mereka. Tak ada yang bicara atupun. Sampai pintu di ketuk dan di buka oleh seorang laki laki dengan tubuh kekar namun dengan setelan jas lengkap. Ia seperti pengawal presiden.
“Maaf Tuan, ini ponsel yang anda inginkan ... “ Lucas menerima box berisi ponsel keluaran terbaru, dengan harga yang tak main main. Dan itu ia berikan untuk Rachel tanpa pikir panjang.
“Sudah terisi kontakku di dalamnya ... ? “
“Sudah ada Tuan, “ jawab Shawnn.
“Baiklah, sekarang kau boleh pergi ... “
Lucas langsung mengulurkan box itu dengan enteng tanpa melihat nilai barang yang ia beli dengan uangnya itu. Rachel tampak kaget dan ragu ragu untuk menerima pemberian itu.
“Ambilah, ini untukmu agar kau tak d***u dan merepotkanku dalam berlatih di kemudian hari ... “
Rachel yang mendengar kata kata Lucas, ia hanya terdiam, “ Terimakasih Tuan, saya benar benar berterimakasih ... “
Lucas mengamati ekspresi Rachel dalam dalam, ia tak mengerti apa yang tengah mengganggu pikiran Rachel sekarang. Ia nampak gelisah begitu melihat jam kecil di meja. Apa yang membuatnya harus terburu buru .. ? Tapi apakah karena Lucas, ia menjadi tertahan disini sekarang ... ?
“Ada lagi yang ingin kau katakan .. ? kalau ia cepat, aku sangat sibuk sekarang ... “
Rachel seperti mendapatkan peluang untuk mengutarakan isi pikiran yang mengganggunya sejak tadi, “Aapakan sesi latihan akan di mulai hari ini .. ? Jika tidak bisakah Tuan, memperbolehkan saya pamit undur diri sekarang .. ? Ehm saya harus menemui seseorang “
Lucas masih menebak apa yang membuat Rachel terburu buru untuk pergi, ia sangat kecewa. Seakan penantiannya dari subuh untuk bertemu Rachel tidak sebanding. Ia hanya melihat Rachel kurang dari sejam.
“Baiklah, silahkan kau pergi. Aku juga harus segera pergi, aku tidak punya banyak waktu “
Lucas segera meninggalkan ruangan, sebelum ia benar benar keluar. Lucas kembali berbalik saat sebagian tubuhnya sudah ada di pintu.
“Kau tidak ingin keluar ... ? “
Rachel kaget dengan ajakan Lucas barusan, benar benar bodoh! Ia bahkan tak tau haru mengambil arah mana untuk keluar. Ia tak memperhatikan jalan saat menuju kesini. Ia terlalu sibuk melihat lukisan.
“Kalau kau terburu buru, ayo cepat ikut denganku ... “
“Baik ... “
Rachel segera mengekori Lucas, menuju ke lorong, berbelok dan akhirnya menemukan sebuah lift yang kosong. Lift khusus direktur. Lucas segera memencet lantai yang ia tuju, lantai satu. Lobi. Dengan sigap Rachel mengikuti Lucas masuk ke dalam lift, pintu tertutup otomatis. Sekarang hanya mereka berdua yang ada disana. Iya, hanya mereka.
Sebenranya Lucas benar benar tak tahan dengan semua yang ada di dalam diri Rachel. Tubuhnya, rambutnya. Bahkan aroma tubuh Rachel. Wangi bunga yang lembut dengan sentuhan aroma Vanilla dan Rosemarry. Lucas bahkan bertanya, parfum apa yang di pakai wanita ini .. ? kenapa begitu lembut dan menggoda.
Kepala Rachel yang tepat berada di dagu Lucas membuat Lucas bisa menghirup aroma wangi rambut Rachel. Rambutnya begitu segar dengan aroma jeruk dan mint. Lucas begitu senang bisa menelisik Rachel dari dekat. Sampai ia tak sadar kalau mereka sudah ada di lantai satu. Harusnya ruangannya berada di lantai paling atas! Kalau seperti itu ia akan lebih lama berada di dalam lift bersama Rachel. Benar
benar mengecewakan. Pintu lift terbuka secara otomatis, sejenak Rachel ragu untuk keluar dan mendahului Lucas.
“ Ayo keluar .. “
“Baik .. “
Lucas melangkah pergi dan tak berpaling sedikitpun. Rachel menghela nafas, sejak tadi ia berada di dalam lift. Bernafas seperti hal yang sangat berat baginya. Tapi, ia teringat ibunya. Ia harus bergegad ke rumah sakit. Menemui ibunya.
*** 000 ***
Lucas mengambil ponselnya, pegawainya sudah mengirimsurel berisi nomor handphone Rachel. Sekarang mereka terhubung. Benar benar hal kecl yang menyenangkan. Tak lama kemudian Lucas teringat akan Shawn. Pasti pria itu masih mencabuti rumput di siang hari bolong. Dia lebih takut dengan Lucas dari pada mati. Baginya, kematiannya tak akan membawa kehancuran. Tapi mati dengan kemarahan
Lucas. Adalah akhir.
Lucas segera menelphone Shawn. Ia menunggu panggilan itu diangkat olehnya., “Sekarang berhentilah mencabuti rumput itu dan beristirahat. Sebelum kau istirahat, aku punya perintah lagi untukmu. Aku ingin mulai besok, ruangan berlatihku di pindahkan ke lantai paling atas. Dengan set studio lengkap dan peralatanku harus sudah ada di sana “
Tanpa menunggu jawaban dari Shawn, Lucas langsung mematikan sambungan. Ia tersenyum, dan senyuman itu membuat para pegawai yang melihatnya begitu tercengang. Atasan mereka, direktur perusahaan tersenyum .. ? Apakah ini keajaiban dunia ... ? Kalau iya, sering seringlah tersenyum. Karena tatapan dingin Lucas sudah sangat mengintimidasi. Tapi saat Lucas tersenyum itu adalah hal yang sangat
kontras. Ia seperti malaikat saat tersenyum. Benar benar tampan dan menawan, takan ada yang tau sedingin apa Lucas saat ia tak tersenyum.
Lucas seolah merasakan perhatian berlebih yang tertuju kepadanya, ia menyadari itu. Pegawai yang juga sadar akan diri Lucas yang biasa sudah kembali, mereka langsung sibuk dengan kegiatan masing masing seolah tak ada yang terjadi.
Tapi Lucas menghiraukan perasaanya itu, ia langsung menuju ke parkiran. Ia ingin langsung pergi menemui seseorang. Ia tak bisa menghabiskan waktunya barang semenit untuk leha leha. Ia adalah orang yang workaholic. Itu bukan rahasia, karena itu kuncinya menjadi milyader di usia muda sekarang. Ia kaya bukan tanpa alasan.
Ia akan menemi promotor konsernya nanti, ia terbiasa bekerja sama dengan tim ini. Ia tak butuh sponsor atau apapun. Toh orang orang akan berebut membeli tiket termahal untuk berada di kursi bagian depan. Tapi ia juga orang yang idealis, sangat sangat perfeksionis. Sudah banyak promotor yang bekerja sama dengannya, tapi mereka sangat mengecewakan. Di bawah standar Lucas. Jadi ia terus bekerja
sama dengan promotor yang sama sejak tujuh tahun yang lalu dan dengan orang orang yang sama.
Mobil Lucas melaju keluar dari parkiran gedung menembus keriuhan jalanan ibu kota. Mobil hitam legam SUV. Mobil keluaran terbaru, hanya dalam beberapa detik. Mobil itu langsung menjadi pusat perhatian pengendara lainnya. Menjadi kaya memang terlihat menyenangkan, bagi mereka yang iri. Tapi bagi Lucas, itu memuakan. Ia harus bekerja keras untuk mempertahankan statusnya. Jika status itu hilang,
kehormatan yang di tujukan orang orang kepadanya, juga ikut hilang. Itulah masalah orang kaya.
*** 000 ***
Kita lihat dari sisi lain, Rachel yang tengah berada di dalam bus. Ia tak henti hentinya tersenyum, ini benar benar kabar baik. Dengan uang itu, sangat meringankan biaya transplantasi ibunya nanti. Hanya butuh tiga ratus juta. Walaupun sangat berat. Tapi ia yakin. Ia akan bisa mengumpulkan uang itu. Bagaimanapun caranya. Rachel duduk di dekat jendela kaca, ia mengamati gedung kantor Lucas yang semakin
jauh di belakangnya. Tak disangka, ia benar benar bekerja sama dengan Lucas.
Bus terus melaju sampai berhenti di halte dekat rumah sakit. Rachel bergegas turun dan melanjutkan langakahnya ke rumah sakit. Kabar bahagia ini, harus di sampaikan kepada ibunya. Segera.