Kepercayaan Yang Hancur

1618
Sebuah cangkir dilemparkan ke arah Kiara dan secara spontan dia bergerak ke samping, pecahan itu kemudian berhambur di lantai. “Pring!” Meski begitu, serpihan cangkir mengenai kakinya yang seputih s**u hingga mengeluarkan cairan merah segar. "Kau benar-benar mengecewakanku, kakakmu kembali setelah lebih dari 10 tahun kesulitan di luar, dan kau masih harus merampok seorang pria darinya, tidak tahu malu!" Kiara Herman mengangkat tangannya dan menutupi mulutnya karena kaget. Dia menatap ibunya dengan tidak percaya, "Bu, Aldi adalah tunanganku, bagaimana kamu bisa mengatakan seperti itu?" Kiara Herman baru saja pulang dari perjalanan bisnis, hanya untuk melihat kakaknya yang telah lama hilang. Gadis itu bernama Susanti. Susanti duduk di sofa memegang lengan tunangannya, Aldi Baskoro. Keduanya sangat dekat. Di depan mereka, sepasang paruh baya berbicara dengan gembira. Aldi Baskoro adalah kekasih masa kecilnya! Kiara Herman spontan menghindar saat ibunya melempar cangkir ke arahnya tanpa ragu. Dia tidak mengerti apa yang terjadi. Aldi Baskoro adalah tunangannya! Tetapi dia dituduh merebut pria itu dari Susanti. Susanti segera menunjukan kelembutannya saat dia berkata dengan cemas, "Bu, jangan lakukan itu. Ini salahku, aku seharusnya tidak kembali ..." Aldi Baskoro menyela dengan cepat, “Dalam hal ini, aku yang pantas disalahkan... Karena aku terlalu memanjakannya sehingga dia menjadi salah paham. Aku hanya menganggapnya sebagai adikku." Kiara Herman merasa seember es disiram di kepalanya ketika dia mendengar perkataan Aldi Baskoro. Apa? Pria itu menganggapnya sebagai adiknya? Ingatannya kembali pada saat itu. Aldi Baskoro memeluknya dengan erat sambil mengatakan, dia berjanji akan menjadi pendampingnya di masa depan. Sekarang, pria itu mengatakan bahwa dia memperlakukannya sebagai adiknya? "Diam!" Kiara Herman mendengus dingin. Yeti menegur Kiara Herman, "Susanti telah menderita selama lebih dari 10 tahun, bisakah kau lebih perhatian." Kiara Herman tertegun. Haruskah dia melepaskan pria itu? Indra Herman menimpali dengan ekpresi yang dingin, “Kau tidak bisa memaksakan Aldi untuk bersamamu. Sebaiknya kau mencari yang lain saja. Sekarang, pergilah jangan menganggu Kami!" Kiara Herman menekan tubuhnya yang gemetar saat dia menatap Aldi Baskoro tanpa ekpresi sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Susanti yang meringkuk di sampingnya. Tiba-tiba dia merasa seperti lelucon. Dia tidak mengerti mengapa orang tuanya dan tunangannya memperlakukannya seperti ini. Mata cerah Kiara Herman memerah dan berusaha menekan air matanya. Dia berbalik dan pergi tanpa ragu. Tidak ada yang mengerti dirinya selain Nadya Ismet, sahabatnya. Oleh karena itu, dia meneleponnya. Dengan suara yang sedih, dia bergumam, "Nad, kutunggu kau dalam di kafetaria rumah sakit Cahaya!” Nadya Ismet mengeritkan keningnya. Dia merasa seperti sesuatu sedang terjadi tetapi Kiara tidak memberitahunya melainkan memintanya datang. Nadya Ismet melirik ponselnya dan mendengus, “Kiara Herman, apa kau baik-baik saja? Mengapa suaramu terdengar sangat aneh? Kiara Herman tidak menjawab pertanyaannya. Dia hanya berkata, “Bisakah kau bertemu denganku?" Nadya Ismet mengangguk. "Ya. Kalau begitu, aku akan pergi sekarang.” Dia bangkit dan pergi. Setelah mengakhiri panggilan telepon itu, Nadya Ismet mengambil kunci mobil dan mengendarainya ke kafetaria Rumah Sakit Cahaya. Kiara Herman sedang menunggunya di sana. Apakah gadis itu sedang menghadapi masalah? Nadya Ismet memikirkan kemungkinan yang terjadi pada sahabatnya. Selama ini Kiara Herman selalu tenang tetapi suaranya tiba-tiba terdengar seperti orang yang putus asa. Nadya Ismet tidak dapat menemukan jawaban yang pasti atas permasalahan yang dihadapi sahabatnya. Dia tidak sabar ingin mendengar cerita Kiara Herman. Oleh karena itu, dia menginjak pedal gas dan mobilnya meluncur dengan kecepatan yang tinggi. Tidak lama kemudian, Nadya Ismet tiba dan tertegun melihat Kiara Herman. Dia berjalan mendekatinya. "Aku di sini." dia melambaikan tangannya. "Ayo temani aku makan." Ekpresi bingung memenuhi wajah cantik Nadya Ismet. Dia bertanya dengan hati-hati, “Ada apa denganmu?” Gadis itu tidak langsung menjawabnya. Dia terdiam sambil mengaduk makanan di piringnya dengan tangannya ramping. Nadya Ismet memerhatikan gadis itu dengan bingung. Dia tidak pernah seperti ini selama ini. Sebenarnya apa yang telah terjadi. Dia mendengus, “Ra, ada apa? Apakah kau dan Aldi Baskoro sedang bertengkar?” Nadya Ismet langsung menebaknya dan menyipitkan matanya, menduga bahwa penampilan Kiara Herman saat ini pasti ada hubungan dengan pacarnya. Apakah putus cinta sesakit itu? Bukankah hal yang wajar jika pasangan bertengkar? Itu tidak akan bertahan lama, bukan? Mereka pasti akan segera baikan lagi. “Kami putus…” suara Kiara Herman tiba-tiba terdengar. “Apa?” Nadya Ismet yang sedang duduk tiba-tiba bangkit karena terkejut. Dia menatap Kiara Herman yang mendudukkan kepalanya dan mengaduk makanannya dengan lesu. Dia tidak menyangka jika tebakannya ternyata benar. Gadis ini sedang putus cinta! “Kalian putus?” Nadya Ismet mengulanginya. Dia melihat Kiara Herman mengangguk sebagai jawabannya. Gadis yang biasanya terlihat bersemangat dan tenang itu sekarang menjadi murung hanya karena cinta. Melihat Kiara Herman, Nadya Ismet sebagai sahabat baiknya juga merasa tertekan. Dia menggerakkan bibir tipisnya. "Mengapa? Apa masalahnya?” Rasa sakit menyebar di hati Kiara Herman. Dia sudah mengenal Aldi dari kecil. Pria itu selalu baik padanya selama ini tetapi dia tidak menyangka bahwa gadis itu akan menganggapnya sebagai adiknya setelah mereka bertunangan. Ini adalah penipuan! pria itu mengatakan bahwa dia mencintainya dan bersedia menjadi pendamping hidupnya di masa depan tetapi dia mengingkari janjinya dan memilih kakaknya, Susanti. Kiara Herman merasa aneh dengan orang tuanya. Mereka lebih mengutamakan Susanti dari pada dia. Bukankah dia adalah putrinya? Mengapa harus pilih kasih? Tidak masalah juga jika Aldi hanya mencintainya sebagai seorang adik tetapi mengapa baru mengungkapkan sekarang ketika dia sudah mencintainya? Mengapa? Pria itu hanya mempermainkannya! Ini benar-benar membuatnya terluka. Bahkan pria itu lebih memilih Susanti. Ini benar-benar lelucon besar untuknya! Suasana menjadi hening di antara Nadya Ismet dan Kiara Herman. Nadya Ismet sudah tidak sabar ingin mendengar cerita Kiara Herman tetapi dia tidak bisa memaksanya. Dia memerhatikan penampilan sahabatnya yang sangat kusut. Setelah sekian lama, Kiara Herman bersuara, “Dia menganggapku hanya sebagai adiknya dan dia lebih memilih Susanti." Nadya Ismet membelakan matanya. "Hah? Bagaimana itu bisa? Bukankah Aldi mengatakan dia mencintaimu dan dia bahkan berstatus sebagai tunanganmu?" Kiara Herman dan Aldi adalah teman masa kecil. Mereka sudah menjalin hubungan sejak sekolah menengah. Namun, mereka jarang bertemu karena keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Tetapi keduanya sudah bertunangan dan akan segera menikah. Sekarang, dia mendengar sendiri ucapan Aldi. Dia memilih Susanti dan menganggapnya sebagai adiknya. Nadya Ismet mencibir dengan tidak senang. "Dan orang tuamu mendukung mereka?” “Ya! Tentu saja, karena putri kesayangannya mencintai Aldi!” Nadya Ismet mengepalkan tangannya dengan erat dan mengumpat, “Ini terlalu berlebihan. Mereka benar-benar tidak memiliki otak!" Kiara Herman terdiam dan berpikir bahwa orang tuanya mengira putrinya, Susanti terlalu banyak menderita di luar. Sekarang setelah dia kembali, mereka ingin memberikan yang terbaik untuknya. Nadya Ismet tidak bisa mempercayainya, "Tapi kau juga putri mereka!" Kiara Herman tersenyum getir, "Mereka hanya menyayangi Susanti sekarang!” “Merekalah yang memintaku untuk menikah dengan Aldi! Pria itu telah berjanji padaku akan menjadi pendampingku. Aku yang bodoh karena menganggapnya serius. Sekarang mereka menyangkalnya." Kiara Herman melanjutkan. Itulah kebodohannya sendiri karena terlalu percaya dengan mereka. Kiara Herman menenangkan hatinya dengan terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Sekarang piring kosong telah memenuhi meja di depannya. Kiara Herman bukanlah orang yang suka mengemil. Dia adalah dokter yang selalu menerapkan pola hidup sehat sebagai vegetarian. Sekarang dia telah melampiaskan amarahnya ke makanan cepat saji. Tentu saja, makanan ini mengandung gula yang sangat tinggi dan itu akan membuat berat badannya bertambah drastis. Nadya Ismet dan Kiara Herman sudah berteman sejak kecil. Jadi, dia mengetahui kebiasaan gadis itu. Sebagai sahabatnya, dia dengan cepat menyambar garpu di tangannya. “Cukup, kau tidak bisa begini terus! Ini akan membuatmu obesitas dalam hitungan detik.” Nadya Ismet menyingkirkan garpu di tangan Kiara Herman. Namun, apa yang tidak disangkanya adalah ketika sosok mempesona ditangkap oleh panca inderanya. Dia berseru, "Ra, lihat!" Nadya Ismet berseru dan matanya berkedip, seolah dia meminta Kiara Herman untuk melihat sosok yang menawan. Pria itu mengenakan stelan putih panjang dan peci di kepalanya. Dia sedang bersandar di sofa dengan mata tertutup, tetapi tetap terlihat mempesona. Kiara Herman melambaikan tangannya dan mendengus, "Masa bodoh." "Kudengar, dia adalah ustad terkaya dan misterius. Hidupmu akan berubah jika kau dapat menikahinya!” Kiara Herman mengangkat kepalanya dan melirik Nadya Ismet dengan terkejut. "Apa?" Kemudian pandangannya beralih ke arah pria yang tidur di sofa. Lalu dia menatap lagi Nadya Ismet. "Apakah kau tidak salah orang?" Ingatan Nadya Ismet kembali pada saat itu. Rayn, sepupunya menunjuk ke arah pria itu saat berkata, “Lihat sosok yang terhormat datang. Penampilannya itu sangat misterius! Wajahnya dingin tetapi menyembunyikan ketampanan yang sempurna! Huh!” Nadya Ismet mengangkat kepalanya dan menatap ke arah yang ditunjukan Rayn padanya. Memang benar, pemuda itu sangat menawan meskipun pakaiannya tidak mewah. Lalu mengapa penampilannya sangat sederhana? Ada apa dengan pria ini? Bukankah kebanyakan pria lebih menunjukan keangkuhan? Jadi tidak heran jika para pemuda berlomba-lomba untuk selalu terlihat tampan di depan umum! Tetapi pria ini sangat aneh. Setelah mengingat dengan jelas, Nadya Ismet mengangguk dengan mantap, “Ya! Aku tidak salah lihat! Aku dan sepupuku pernah melihatnya di pesta seorang teman lama sepupuku.” "Kudengar dia adalah seorang pemuda yang berbakat. Dia berhasil mendirikan perusahaannya sendiri. Bahkan perusahaannya menempati peringkat pertama dalam waktu setahun. Sekarang, banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk bekerja sama dengannya, termasuk Herman dan Baskoro.” Nadya Ismet melanjutkan. Kiara Herman tampaknya tertarik, “Berapa usianya?” Nadya Ismet menarik napasnya perlahan dan menjawab, “Hmmm, usianya baru 27 tahun. Dia terlihat seperti pemuda dua puluh tahun. Jika kau bisa mendapatkan hatinya maka kupastikan Aldi Baskoro akan menyesal seumur hidupnya!” Mata Kiara Herman berbinar. Nadya benar! Aldi Baskoro akan menyesal ketika dirinya bersama pria tampan dan kaya raya! Haha! Menikah dengannya dan menampar wajah mereka yang menindasnya! Baiklah! Dia akan melakukan ini! Dia harus mendapatkan pria misterius ini! Kiara Herman tiba-tiba menjadi semangat. Dia berkata, “Kalau begitu, aku akan melamarnya sekarang!” "Haha!" Nadya Ismet tidak bisa menahan tawanya. Dia melambaikan tangannya dan menatap Kiara Herman dengan aneh. “Apa yang kau katakan?"
신규 회원 꿀혜택 드림
스캔하여 APP 다운로드하기
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    작가
  • chap_list목록
  • like선호작