[MATURE CONTENT]
WARNING 21+
Ariana yang tengah mabuk, kalut, dan butuh pengalihan rasa sakit atau apapun yang membuatnya membersihkan kepala dari keputusan gila mama justru menarik Anka lebih dekat. Menyatukan tubuh ramping mereka berdua, tangannya bergerilya mencari-cari tempat di mana ia bisa menyentuh langsung kulit pria yang sedang memburu napas bersamanya.
Keegoisan Anka melihat kesempatan, diikutinya ritme Ariana dengan perlahan namun pasti. Dua pasang tangan saling melepaskan pakaian masing-masing, bibir yang enggan lepas dari bertaut, otak yang sudah tumpul dan berkabut. Anka meraih pinggang Ariana dan membawanya ke kasur, alih-alih mengenakan pengaman Anka justru merobek dan membuangnya diam-diam. Apalagi jika bukan karena ia ingin Ariana mengandung benihnya, untuk ia perjuangkan. b******n. Anka menggeram, tapi ia tidak punya pilihan.
Napas Ariana yang berat membuatnya tahu, wanita itu tak akan sadar dirinya tanpa pengaman. Dibukanya kaki jenjang Ariana perlahan, menyatukan tubuh mereka yang kompatibel membentuk kesatuan. Ariana gelagapan, kebutuhannya tak tertahankan. Ia bergerak dan bergerak tak lagi memedulikan apa-apa selain pelepasan.
Kata-kata kotor mengiringi desahan demi desahan, menyatukan napas dan bulir keringat mereka yang bercucuran. Gerakan Anka semakin cepat hingga membuat tubuh Ariana berguncang, gelenyar-gelenyar nikmat yang tak asing lagi menguasainya sepanjang badan. Ariana bergetar, Anka menggeram ketika puncak kenikmatan mulai terlihat tak kasatmata dalam gerakan demi gerakan. Inti tubuh Ariana berdenyut, meremas miliknya. Anka memejamkan mata, merekam setiap kenikmatan yang ia dapatkan ketika Ariana melenguh panjang dan matanya bergetar pelan. Bibir itu mengulum senyum nakal menggemaskan, Anka meraihnya dan menggigit-gigit kecil bibir Ariana. Berterima kasih untuk kerja sama mereka dalam meraih pelepasan. Imbang, adil tak ada yang merasa ketinggalan.
Malam itu berkali-kali ia bergumul, bertukar peluh dengan Ariana. Hingga pagi menyambut tubuh-tubuh telanjang mereka dengan pegal dan nyeri.