Dengan hati yang resah, Haydan sudah sejak kemarin malam tidak bisa memfokuskan pikirannya pada apa pun. Dia bahkan tidak bisa menelan sesuatu sejak kemarin, dan hanya segelas s**u, itu pun kemarin pagi karena paksaan istri Nata. Selain itu tenggorokannya seolah menolak untuk menelan apapun kedalam tubuhnya. Tubuh yang sudah terlalu bekerja keras ikut memikirkan rumah tangganya yang sudah berada di ambang jurang perceraian. Saat dia beranjak dari ranjangnya tadi pagi, Haydan dihadapkan oleh jam yanng berada di kamarnya menunjukan pukul 6 pagi, 3 jam lagi akan menunjukan waktu pertemuannya dengan Divya yang sudah dia atur bersama Nata. Dan dadanya berdenyut dengan menyakitkan setiap mengingat hal itu. Jelas dia merasa kecewa dan sangat sakit hati. Tapi apa daya jika ternyata perjuangannya
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari