Divya duduk di dalam mobil menuggu seseorang yang sedang membelikannya minuman hangat karena tiba-tiba saja hujan turun. Ia pun menutup matanya sebentar ketika ia benar-benar merasa lelah padahal ia tak melakukan kerja berat apapun seharian ini. Ya, ia sadar. Bukan fisiknya yang lelah. Tapi pikiran dan jiwanya. Yang harus dipaksa berpikir dan terus bekerja untuk menolak dan menerima karena keegoisan dan kejujuran dalah hati Divya seperti sedang berperang saat ini untuk menetukan apa yang akan Divya lakukan. Demi tuhan, Divya sendiri tidak tahu mengapa sekarang bahkan ia sedang pergi dengan pria lain tanpa memberi tahu Haydan, suaminya. Padahal dulu ia rajin mengabari dengan siapa ia pergi. Tapi apa mungkin Divya akan mengatakan bahwa ia pergi dengan Gustav. Dan ketika Haydan bertanya siap