Prolog
Olinda Mahaeswari : Vi
Olinda Mahaeswari : I cant write this anymore
Luvita : Write what?
Olinda Mahaeswari : This Rafka's Curse thing
Olinda Mahaeswari : It's too hard beyond words to write
Olinda Mahaeswari : And it's literally messing up with my mind and my heart
Olinda Mahaeswari : I just cant
Olinda Mahaeswari : Mau discontinue aja
Luvita : YAHHHH MASA DISCONTINUE SIH
Luvita : Itu udah berapa kali juga dirombak
Luvita : Sayang kali
Luvita : Walau yang baca dikit juga tapi kan mereka nunggu-nunggu ceritanya
Luvita : Jangan suka jadi penulis yang hobi memainkan perasaan pembaca plis :)
Luvita : Kemarin versi pertama udah dibuat lucu lucu gemes terus dirombak lagi diganti jadi versi galau galau
Luvita : Dan itu baik versi satu maupun versi dua juga ada yang baca dan suka kan
Luvita : Walaupun updatenya seabad sekali :)
Luvita : Jadi jangan di discontinue
Olinda Mahaeswari : But gue nggak bisa lanjut
Olinda Mahaeswari : Gue capek
Olinda Mahaeswari : Cerita ini beda kayak cerita-cerita gue yang lain. Cerita ini tuh lebih attach ke gue karena ya lo tau sendiri kenapa
Olinda Mahaeswari : Nulis ini tuh unhealthy. Ngebikin gue terlalu berkhayal karena ya sejauh ini ceritanya terlalu ngayal babu kan? Terlalu diindah-indahkan. Nggak sesuai realitanya gimana.
Olinda Mahaeswari : Di dunia nyata, mana ada tuh gue masuk Teknik Mesin terus ketemu sama Rafka yang ternyata anak Teknik Sipil di parkiran dan gue jatoh di depan dia terus ditolongin, end up dia ternyata ingat sama gue. Seriously, itu tuh FTV banget dan gue heran kenapa kemarin gue nulis kayak begitu di RC versi pertama
Olinda Mahaeswari : Di versi kedua, mana ada juga tuh Rafka jadi kakak asuh gue. Jelas-jelas kenyataannya gue apply ke jurusan yang beda sama dia. Beda banget malah. Gue teknik, sementara dia non teknik. Pembelokkan kenyataannya terlalu drastis. Lagi, terlalu ngayal babu. Dan jujur, gue capek ngayal babu tentang dia :)
Olinda Mahaeswari : Nulis cerita ini tuh bikin gue semakin berharap, Vi
Olinda Mahaeswari : Meskipun di dua versi itu ending-nya gue mau bikin Olin dan Rafka nggak bersama karena sesuai harapan gue, gue maunya Olin move on sama orang yang baru. Di versi pertama sama Teja, di versi kedua sama Fauzan. Tapi walau gue berharap Olin bisa move on, tetap aja diam-diam gue masih berharap
Olinda Mahaeswari : Berharap di saat cerita itu udah selesai, akan datang keajaiban di antara gue sama Rafka di dunia nyata
Olinda Mahaeswari : Berharap suatu hari nanti gue bisa jadi seseorang yang dekat untuk dia sampai gue bisa nyuruh dia baca cerita itu dan buat dia tau kalau gini loh perasaan gue selama bertahun-tahun ke dia
Olinda Mahaeswari : Gini loh rasanya cinta bertepuk sebelah tangan sama Rafka Bhagaskara selama sewindu
Olinda Mahaeswari : Gini loh rasanya mencoba untuk lupa tapi nggak bisa bisa
Olinda Mahaeswari : Tuh kan gue jadi galau
Olinda Mahaeswari : See, dia tuh nggak sehat buat gue
Olinda Mahaeswari : Ngebahas tentang dia selalu membuat gue berujung galau
Luvita : ...
Luvita : Kalo udah gini gue nggak bisa berkomentar apa apa lagi
Luvita : Gue serahkan semua keputusan ke lo
Luvita : Walau sebenarnya gue sangat menyayangkan cerita ini untuk dilepas
Luvita : Tapi ya mau gimana
Luvita : You rule your own story, Lin. Gue yang pembaca cuma bisa menerima
Olinda Mahaeswari : :(
Luvita : Kalau emang nulis cerita ini menyebabkan lo sesakit itu yaudah jangan dipaksain
Luvita : Sesuka-sukanya gue sama cerita lo tapi gue juga mendukung lo untuk ngelupain dia
Luvita : Eight years of loving him one sidedly is enough
Olinda Mahaeswari : I know right. Eight years is f*****g more than enough :)
Olin meletakkan ponselnya ke atas meja belajar, tepat di samping laptopnya yang kini tengah menyala menampilkan sebuah folder yang berisi beberapa dokumen Ms.Word. Folder tersebut bernama Rafka's Curse, berisi beberapa bab cerita yang ditulis oleh dirinya sendiri dengan judul yang sama dengan nama folder tersebut.
Cerita tersebut terinspirasi oleh perjalanan kisah cinta Olin dan Rafka Bhagaskara yang bertepuk sebelah tangan. Semua nama karakternya bahkan bernama hampir sama dengan nama asli mereka yang ada di dunia nyata. Namun, kisah yang tertulis di dalam cerita itu sama sekali berbeda dengan kenyataan yang ada.
Olin sadar, kisahnya terlampau dituliskannya dengan indah, berisi potongan-potongan kejadian yang diharapkannya bisa terjadi di kehidupan aslinya. Padahal, tidak seharusnya Olin semakin melambungkan harap hanya karena apa yang ditulisnya di cerita itu.
Mulanya, Rafka's Curse dijadikan Olin sebagai wadah untuk mengekspresikan perasaannya. Ia ingin bercerita kepada pembaca tentang bagaimana rasanya mencintai seseorang selama delapan tahun tanpa berbalas. Tetapi, di tengah penceritaan kisahnya, Olin lupa diri. Kisahnya keluar jalur, dibuat terlalu indah dan tidak sesuai dengan realita yang ada. Sehingga waktu itu Olin memutuskan untuk merombak ceritanya. Namun, setelah cerita itu dirombak, yang terjadi tetap sama saja. Kisahnya masih tidak berada di jalur yang sesuai. Karena di lubuk hatinya yang paling dalam, diam-diam Olin berharap akan adanya perubahan sesuai dengan apa yang ia tulis.
Tetapi Olin sadar, mengharapkan hal itu terjadi antara dirinya dan Rafka adalah sesuatu yang salah, sesuatu yang hanya bisa menyebabkan dirinya sakit hati.
Sebab bagi Olinda Mahaeswari, sejak dulu hingga hari ini, Rafka Bhagaskara tak lebih dari sekedar manifestasi 'seandainya'. Seseorang yang hanya bisa diangan-angankan tanpa bisa digapai. Sebatas itu.
Kini Olin menghela napas dan mendongak untuk menatap kosong pada langit-langit kamarnya yang dilapisi cat berwarna putih gading.
Olin termenung, memikirkan seperti apa reaksi yang akan diberikan oleh pembaca di platform tempatnya menulis, jika ia menulis dan mempublikasikan cerita yang sebenarnya antara dia dan Rafka? Akankah mereka merasa bosan dan jengah karena cerita tersebut sama sekali tidak menarik dan jauh dari ekspetasi? Ataukah mereka justru akan kasihan kepada Olin? Atau justru mereka bertanya-tanya, apa sebenarnya yang telah dilakukan Rafka sampai bisa membuat Olin secinta itu?
Jika banyak dari mereka yang menanyakan pertanyaan terakhir, maka Olin tidak akan mampu menjawab. Karena sejujurnya, sampai sekarang pun Olin sendiri tidak tahu mengapa ia bisa jatuh sejatuh-jatuhnya kepada Rafka Bhagaskara yang sebetulnya tidaklah sespesial itu.