Selepas sarapan, Narendra masih belum meninggalkan Rumah Sakit, lelaki itu berjanji akan pulang ketika Ditha sudah melihatnya. Jadi lelaki itu setia menunggu di kamar rawat inap. Tidak ada panggilan telepon dari Zen menandakan sahabatnya itu bisa mengatasi kesulitan berbelanja. Karenanya Narendra bisa leluasa menunggu sampai Ditha benar-benar sadar. Alasan sampai saat ini Ditha belum juga sadar karena memang diberikan obat tidur dan penenang. Ditha depresi berat, bahkan saat tidur dalam pengaruh obat pun Ditha masih mengernyitkan keningnya. Sesekali bibirnya bergerak seperti hendak menggumamkan sesuatu. “Maaf, dokter akan segera memeriksa pasien, diharapkan yang ada di ruangan selain pasien hanya ada satu pendamping.” Seorang perawat datang dan memberikan peringatan, Narendra dan juga Pr