Pedih Dicampakkan

1132 Kata

"Dith, buka pintunya." Prayoga mengetuk pintu, memanggil anak perempuannya yang tengah merajuk. "Dith, jangan sampai Abah kehabisan sabar," desaknya. Mau tidak mau Ditha membuka pintu, penampilan yang tadinya cantik dan nyentrik kini sudah jauh berbeda. Berantakan luar biasa. "Boleh Abah sama Ibu masuk?" Ditha mundur satu langkah seiring dengan itu pintu terbuka lebih lebar. Hani tahu Ditha kecewa, dia lantas merentangkan tangannya dan memeluk Ditha. "Ditha, Abah mau bicara sama Ditha," tegas Prayoga. Bagi lelaki tua itu kelakuan Ditha sudah sangat keterlaluan. Ditha seharusnya mengerti jika berhubungan dengan laki-laki yang sudah memiliki anak maka banyak sekali risikonya. "Ditha marah?" tanya Prayoga. "Jelas marah, Abah. Kalau memang dari awal gak mau seharusnya bilang gak bisa.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN