Kios Penjual Rujak

1364 Kata

Persaan dalam hati Narendra tumpah-tumpah bagai luapan air di bendungan. Persis sama dengan dirinya yang lama membendung seluruh rasa setelah ditinggalkan kedua istrinya. Sudah lama sejak hari itu, kini ada sosok yang dengan ragu mencengkram ujung kemejanya. Sesekali Narendra terus mengintip wajahnya melalui kaca spion. Polos, sedikit mengernyit karena terpaan angin, sesekali matanya menangkap pemandangan Bandung di siang hari. “Ditha sudah pernah makan rujak yang di jalan Kenanga?” tanya Narendra “Enggak, Ditha kan lama tinggal di Jakarta. Sejak nikah sampai kemarin pulang. Jalan Kenanga di Rancaekek Wetan?” “Iya dekat SMA, Ditha harus coba, dijamin pasti ketagihan.” Narendra terus mendeskripsikan rujak langganannya, dia berhasil membuat Ditha berkali-kali menelan ludah. Perjalanan pe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN