Lamaran

1114 Kata

Hari itu, Narendra sengaja meliburkan seluruh aktivitas di Warung Kembar. Zen adalah salah satu orang yang akan mendampingi Narendra untuk menemui kedua orangtua Ditha selain keluarganya. Narendra duduk di kursi samping sopir, dia merogoh saku celana dan mengambil benda pipih di dalamnya untuk menghubungi Zen. Padahal sebelum masuk ke mobil dia sudah mengirimkan pesan kepada sang sahabat. “Jadi ikut, tidak?” tanya Rahma. “Keburu siang.” Sudah lewat lima belas menit dari waktu yang dijanjikan, Zen belum juga tiba. Padahal lelaki itu adalah orang yang selalu tepat waktu dan tentu saja menepati janji dengan baik. Untuk itu Narendra meminta adik iparnya yang juga merangkap sebagai sopir hari ini untuk menunggu sebentar. “Jadi, tunggu sepuluh menit aja, Bu. Jika gak ada kita berangkat.” Ben

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN