Suara Hati

1546 Kata

“Nanti malam saya harus jualan, jadi pamit dulu, ya. Jangan sungkan untuk mengirimkan pesan jika ada apa-apa atau kalau kamu sedang bosan. Senang ngobrol sama Teteh.” Narendra berpamitan kepada Ditha. Dilihat dari matanya perempuan itu sedikit terhibur dengan kedatangan Narendra. Banyak sekali yang mereka perbincangkan, obrolan-obrolan ringan yang membuat Ditha tersenyum dan sesekali tertawa ringan. Beberapa kali Narendra melihat Prayoga dan Hani mengintip seraya tersenyum di ambang pintu. Keduanya terlihat sangat lega. “Jangan panggil Teteh lagi, berasa tua. Panggil aja Ditha. Usia saya baru dua puluh delapan, A.” “Ahaha, iya kita beda sepuluh tahun. Saya berasa sangat tua di sini. Kalau begitu, Ditha, saya pergi dulu. Kapan-kapan saya mampir lagi kalau main ke Garut.” Ditha terhenyak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN