Ranti pun pergi Satu minggu kemudian. Ben… di mana? Ucap Ranti di telephone, aku yang di pagi itu masih berbaring mengucek kucek mata menjawab. Di rumah Ran... kenapa? Tanyaku, perlahan aku menguap karena masih mengantuk. Gini… gue pengen ketemu bisa gak? Ucapnya lirih berkata di telepon. Aku berpikir, haduh pasti ke hotel lagi ini. Lalu aku menjawab. Bisa sih… jam berapa? Tanyaku. Sambil beranjak dari tempat tidur dan duduk di bangku. Kalau bisa secepatnya, gue ada di hotel tempat biasa, entah kenapa gue males banget mau dinas. Ucap Ranti penuh drama. Em… yaudah… tunggu setengah jam gue udah di sana, jawabku. Yaudah… gue tunggu… kata ranti. Iya ran, tunggu aja. Jawabku, dan segera ranti mematikan sambungan telepon. Aku segera meletakkan handphone di atas meja, beranjak be